Adivan 23

11.3K 368 1
                                    

      Hari ini seluruh mahasiswa baru di Universitas dimana Adina dan Sherly kuliah memulai kegiatan aktivitasnya. Dua gadis cantik itu terlihat sangat antusias saat memulai hari pertamanya menjadi mahasiswi. Dengan rasa bangganya, ia tersenyum lebar kepada sekeliling orang disekitarnya. Dan akhirnya mereka memutuskan ke kelasnya masing masing.

Saat memasuki kelas barunya itu, Adina terkejut bahwa laki laki yang bertemu dengannya kemarin itu ternyata sekelas dengannya dan tampak dari kejauhan laki laki itu, Reynaldi tersenyum kepada Adina. Tapi ia tak begitu peduli, ia langsung mengambil tempat duduk dan mengeluarkan benda pipihnya itu untuk mendengarkan musik, mengingat waktu memulai mata kuliah masih satu jam lagi.

"Hai,"

Adina yang baru saja menikmati alunan musik dari handphone-nya itu merasa terusik dengan kehadiran seseorang disebelahnya itu. Dengan sebal, ia melepas headset dari telinga kanannya itu dan menoleh kesamping.

"Ganggu banget jadi orang," gumamnya saat mengetahui bahwa orang itu adalah Reynaldi.

"Lagi apa?" Tanya Reynaldi.

Adina melotot lalu memberenggut kesal, menurutnya pertanyaan Reynaldi tidak harus dijawab karena ia bisa melihat sendiri apa yang Adina lakukan saat ini.

Reynaldi menatap Adina bingung, ia bertanya pada dirinya sendiri didalam hatinya, 'Apa yang salah dari gue?'.

Tak lama kemudian mahasiswa lainnya datang membuat Reynaldi harus kembali ketempat duduknya. Adina pun bernafas lega, karena ia bisa bebas dari orang yang menurutnya aneh itu.

***

"Sherly lo pulang sama siapa?" Tanya Adina pada Sherly.

"Hm, sama Panca, Din." Jawab Sherly.

Adina hanya ber'oh' ria. Tak lama kemudian Panca datang dengan motor ninja merahnya itu.

"Eh ada Adina juga, kuliah disini lo?" Tanya Panca bingung.

Adina hanya mengangguk.

"Yauda gue duluan ya sama Sherly. Bye Onta!" Pamit Panca, lalu Sherly menaiki motornya dan berlalu meninggalkan area Universitas itu.

"Yee Srigala, ih ngeselin banget gue ditinggal!" Gerutu Adina kesal.

Adina langsung menyetopkan taksi dan berlalu ke tempat yang dituju. Sebenarnya, ia merindukan laki laki yang kini kuliah di Amerika itu, bahkan sangat merindukannya.

Ia pergi ke tempat kesukaannya dan Divan itu untuk sekedar menghilangkan rasa rindu walau hanya sekejap. Dan ia juga ingin melepas rasa penatnya itu dari Reynaldi, yang selalu saja tiba tiba disampingnya.

Ia memesan hot chocolate dan pisang bakar keju yang biasa ia pesan jika ke cafe ini. Tak lama kemudian, pesanannya itu datang dan ia pun menyeruput hot chocolatenya itu. Pikirannya melayang entah kemana. Ia terbayang - bayang masa berduanya bersama Divan, kini ia sendiri dan ia sadar bahwa ia benar - benar mencintai Divan. Tidak seperti dulu sewaktu kelas 10 SMA yang tidak jelas perasaannya dengan Divan.

"Hai Adina," sapa seseorang yang tiba tiba duduk dihadapan Adina.

Adina terkejut dengan orang yang dihadapannya itu. Mengapa disetiap saat ia harus bertemu dengan Reynaldi? Mengapa Reynaldi tidak ada lelahnya mengganggu dirinya?
Ia langsung izin ke toilet ketika Reynaldi memesan makanan untuknya.

"Lho? Kan gue baru juga duduk, Adina udah ke toilet aja," ucap Reynaldi pada dirinya sendiri.

Reynaldi melihat handphone Adina tergeletak diatas tasnya itu. Dan dengan ras penasarannya itu ia mengambilnya dan membuka isi handphone Adina.

Adina Dan DivanWhere stories live. Discover now