"Kak, segitu sayangnya lo sama Lisa sampai dijagain kaya gini?" Goda Jennie.

Hanbin melirik Jennie Yoyo dan June yang berdiri diambang pintu. Dia berdiri dan mengacak rambut Lisa sebelum pergi menghampiri mereka.

"Jagain Lisa, gue balik kelas dulu."

Jennie mencibir Hanbin sesaat, dia kembali menatap Lisa dan berlari kearah Lisa lalu memeluknya.

"Lo gak apa-apakan? Mino gak bikin lo lecet kan, Lis?" Cerocos Jennie seraya meneliti setiap inchi kulit Lisa.

Lisa terkekeh, dia menarik tangannya dari genggaman Jennie. "Gue baik-baik aja, lo berlebihan tau gak."

"Ya gue kan khawatir, si Mino mukanya bener-bener udah kaya yang terobsesi banget sama lo gue tambah khawatir."

Lisa menepuk tangan Jennie. "Gue punya lo, jadi gue yakin gue bakalan baik-baik aja."

"Punya Hanbin kali." Jawab Jennie dengan sedikit mengerlingkan matanya. Lisa terbahak, entah kenapa rasanya mendengar Jennie berbicara seperti itu membuat Lisa benar-benar merasa aman. Dia punya Hanbin yang akan melindunginya dari Mino, namun Lisa tak boleh terbuai begitu saja karna suatu saat Hanbin pasti akan meninggalkannya jika Lisa telah berhasil membuat Mino hancur.

***

"Gue serasa liat FTV dipagi hari." Goda June dengan sedikit menyenggol lengan Hanbin. Yoyo yang kini sedang terduduk di meja tertawa dan melempar June dengan pulpennya.

"Gak usah digodain terus, nanti mas nya salah tingkah. Liat mukanya udah merah." Sambung Yoyo. Mereka semakin terbahak, membuat Hanbin berdecak sebal.

"Tapi gue baru sadar kalo lo bisa se gentle itu, Bin."

"Kalian baru tau se-berkharismanya gue tadi?" Hanbin tersenyum miring, tiba-tiba dia mengingat kejadian kemarin yang membuatnya hampir kehilangan kendalinya. Jika Hanbin tak segera menguasai diri mungkin dia tidak akan sebebas ini lagi sekarang.

"Muka lo tiba-tiba asem kaya gitu, ada apa?"

"Dia terlalu polos, gue jadi gak tega."

"Siapa? Lisa?"

Hanbin mengangguk.

"Sepolos apa dia? Gue yakin setelah seharian sama lo kemarin dia gak sepolos itu lagi." Goda June.

Hanbin tersenyum samar, dia membenarkan perkataan June kali ini. Kemarin Lisa tak menolak ciumannya, walaupun dia tak membalas setidaknya Hanbin telah berhasil membuat sebuah desahan keluar dari bibir Lisa, itu artinya Lisa menikmatinya bukan?

"Udah sampai mana? Dari senyum lo gue yakin Lisa tak suci lagi."

Yoyo terbahak disusul June yang kini menendang-nendang meja menimbulkan suara ribut, mengangganggu para kutu buku yang sedang membaca buku-bukunya.

"Diem goblok. Gue gak sejahat itu, dia masih suci. Gue gak secepet itu nelanjangin cewe kaya si Yoyo."

Yoyo mendesis. "Lah kok gue? Kalo gue gak usah ditanya, cewe dikasih senyum aja mereka langsung dengan senang hati buka baju mereka tanpa gue suruh."

"Kok ingin muntah ya." Celetuk June.

Mereka kembali tertawa, seakan tak memperdulikan siswa yang sekali-kali meliriknya merasa terganggu. Bodo amat, Hanbin June dan Yoyo tak perduli dengan itu. Baginya kepuasannya lah yang nomor satu.

***

Lisa bergegas merapikan buku-bukunya ketika mendengar bel tanda berakhirnya pelajaran dan gurunya yang telah berjalan keluar kelas. Lisa sesekali melirik Jennie yang tertidur dimeja, dia tersenyum geli. Jennie selalu seperti itu, tapi anehnya semua guru seakan takut hanya untuk menegur Jennie, padahal hal yang selalu dilakukan Jennie memang salah dan dia patut dihukum untuk itu. Namun Lisa mengerti, jika nama belakang Jennie bukanlah Anggoro, mungkin setiap hari Jennie akan mengelilingi lapangan disiang hari.

"Bangun, lo mau nginep disini?"

Jennie mengerang, dia membuka matanya perlahan dan tersenyum. "Udah bel ya?"

"Udah, yu pulang."

Jennie mengangguk, dia memasukan bukunya pada tas. Dan menarik Lisa berjalan bersamanya. Hanbin yang telah standby di depan kelas langsung menghampiri adiknya dan pacar bohongannya itu. Dia menggandeng keduanya dan menyeret mereka menuju parkiran.

"Bagus, pacar sama adik gue akur. Jadi gue gak mesti berusaha buat deketin kalian berdua lagi." Pekik Hanbin sengaja ketika melihat Eriska dan Mino berada digerbang sekolah.

"Yaiyalah, gue bakalan akur sama cewe baik-baik aja. Kalo sama cewe yang murahan, kenal aja rasanya gue malas." Jawab Jennie dengan suara yang tak kalah tinggi, dia melirik Eriska yang mengepalkan tanganya. Matanya berkedip dan tersenyum, membuat Eriska semakin kesal.

"Kalian keterlaluan tau gak, fokus kita tuh Mino bukan Eriska." Ucap Lisa seraya memasangkan sabuk pengamannya.

"Lo gak tau aja seberapa murahannya dia, kalo lo ta gue yakin lo bakalan nyesel udah belain dia kaya gini."

"Lo masih dendam sama dia? Hahaha." Tanya Hanbin.

Jennie mendengus.

"Sampai kapanpun gue gak bakal lupain kejadian itu."

-TBC-

Hay, sorry baru update. Author baru aja moveon dari layar laptop liatin para perjaka author nyanyi-nyanyi sama joget-joget haha

Tentang cerita yang ini, author minta maaf kalo gak nyaman sama sikap Hanbin yang agaknya liar dan sikap Lisa yang terlalu lemah haha author cuman pengen bikin karakter couple ini beda aja dari karakter yang dibikin author dicerita yang lain.

Jadi, kalo suka silahkan baca dan kasih bintang sama komentnya.

Kalo engga, gak usah dibaca karna author gak akan maksa😃

Happy reading ya❤

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Where stories live. Discover now