IL-49-Invisible Love

26.7K 1.6K 173
                                    

Maap lama apdet IL, hahaha.... Karna authornya lagi ribet sesuatu, termasuk berita baik kalo ada penerbit yang khilaf sama cerita ini😳

Doakan agar IL segera berada di jalan yang benar ya gaes😌

Di Wattpad, bakal tamat, cuma nggak bakal aku buka semua rahasia endingnya😁 karena IL juga lagi sambil aku rombak, harap maklum kalo abis ini IL bakal apdetnya rada lama lagi ya....

Ini demi kalian, yang mau peluk si kembar, Rio, Sam, Lita bahkan Juleha di rumah😚

Happy reading👻

IL-49-Invisible Love

Kalo dulu, pas Abby kecil ngambek, itu nyarinya gampang. Kalo nggak ngumpet di belakang punggung Bara, saat orang itu ada di rumah, paling di bawah meja makan atau bersembunyi di dalam selimut. Beda sekarang, dia udah besar, dia udah bisa ke mana-mana, dan lebih tau kalo ponsel dimatikan, internet atau sinyal tak akan nyambung sedikitpun. Kemudian Rio mendengus kesal, saat dia semakin memikirkan; ke manakah dia harus mencari pacarnya yang pergi?

Tidak ada tempat tujuan lain, selain rumahnya, biarpun lokasi ini adalah tempat terakhir kemungkinan Abby ada di sini. Rio sudah pergi ke tempat biasa mereka nongkrong, nge-date, toko buku langganan, bahkan apartemen lama papahnya, tapi hasilnya nihil.

Rio menemukan keputusasaannya saat dia melihat bahwa kediaman keluarga Pradipta itu sepi-sepi saja. Namun berhubung tenggorokannya udah minta dibasahin, dia pun masuk ke dalam sana, dan memarkirkan motornya. Di hati, Rio pengin Abbylah yang menyambutnya, tapi siapa sangka, malah Lita yang menubruknya-menyambutnya dengan senyum keceriaan. Bocah itu, sungguh bagaimana menggambarkannya? Senyumnya itu terlalu lebar, hingga deretan giginya seakan hendak tampak semua.

Lita mendongak. "Hai Kak Rio... Miss you...."

Rio tidak membalas pelukan Lita, tapi dia mengusap kepala anak itu, dan tersenyum tipis. "Perasaan tadi pagi juga ketemu, masa udah kangen?"

Lita berkata dalam hati, bahwa Rio ini tidak peka sekali.

"Ketemu doang," Lita melepas pelukannya. "Tapi sekarang Kak Rio jarang main sama Lita!"

Anak itu tidak lagi semringah, dia berjalan menuju sofa terdekat, dan dia memilih menyalakan televisi. Melihat Lita yang berubah jadi cemberut, Rio tambah pusing. Adik sama kakak lagi ngambek berjamaah hari ini, atau bagaimana ya?

"Ya maaf, kakak kan sibuk," kata Rio sambil mendekati anak itu.

"Sibuk pacaran sama Kak Abby, kan?" balas Lita, yang tahu bahwa palingan Rio hanya menyengir kuda.

Dugaan Lita itu pun benar. "Itu tau," ucap Rio yang tertawa kecil. "Ngomong-ngomong, Kakakmu udah pulang belum? Ada telpon nggak?"

Lita menengok ke arah Rio yang baru saja duduk di sebelahnya. "Emang kenapa? Lagi marahan ya?"

Rio tidak menjawab, tapi muka murungnya mampu menggambarkan segalanya.

"Putus ya?!" Anak ini kembali ceria, bukan memasang ekspresi kaget yang sedih.

Rio mencubit pipi Lita. "Jahat ya... kamu doain kita putus? Jahat kamu Lita... jahat...."

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang