IL-32B-New Relationship

35.8K 2.8K 51
                                    

IL-32B-New Relationship


Rona merah tak kunjung hilang dari wajah si Kembar. Mereka tak sengaja sama-sama keluar dari kamar mereka yang bersebelahan. Belum ada yang mau bersuara, mereka berdua masih betah berbicara lewat kontak mata. Ikatan batin mereka bisa dibilang kuat biarpun masih suka main rahasia satu sama lain.

"Gue kira lo mau berduaan di apartemen, By. Ga pulang gitu... nginep?" ledek Alden yang bersandar di pintu kamarnya.

Abby menjitak kepala Alden. "Lo yang mesra banget sama Atha. Awas lo! Kita masih SMA!"

Alden membalas jitakan Abby. "Bego! Lo kira gue cowok apaan, hah? Yang harus diingetin mah elo. Elo 'kan pacaran sama cowok bermata pecicilan." Ucapan Alden sukses membungkam mulut Abby sekaligus menjitak kening Alden kembali.

Mereka berakhir main jitak-jitakan dan kelakuan mereka mengundang seorang anak berbaju merah putih terbahak di samping Alden. Rambut panjangnya, dia pangkas pendek. Ke-tomboy-an bocah SD itu semakin menjadi-jadi. Lita sangat menyukai adegan ini. Adegan di mana kedua kakaknya bertingkah konyol.

Lita tertawa. "terus Kak Abby! Hajar Kak Alden! Jitak sampe berdarah!" kata Lita yang memegangi perutnya.

Adegan jitakan beralih jadi adegan jambak-jambakkan. Abby menjambak Alden semampunya sampai pemuda itu meringis kesakitan. Sementara Alden menjambak Abby dengan hati-hati. Alden tidak benar-benar menarik rambut panjang Abby. Selain karena dia tidak tega, dia juga tidak yakin Abby sudah keramas. Dia tentu ingat seberapa joroknya seorang Abby.

"Kamu... adaw! Kamu Lit! Kenapa... adaw Abby! Sakit!" pekik Alden saat merasakan ada beberapa helai rambut yang tercabut dari akarnya.

Abby menyengir kuda, dia tidak berhenti meskipun Alden sudah memekik kesakitan.

"Kamu kenapa belain Kak Abby... adaw! Lita... dia 'kan udah jadi pa-"

Sebelum Alden meneruskan kalimatnya, Abby menjambak rambut Alden. "Rasain! Nyet!"

Abby tahu apa yang akan diucapkan Alden. Alden hendak memberitahu Lita tentang hubungan asmaranya dengan Rio. Dia belum siap diamuk oleh Lita, jadi dia sengaja menyela ucapan Alden dengan cara menjambak rambutnya amat kuat.

Lita masih tertawa di atas penderitaan Alden. "Udah ah, kalo kita ketawa mulu, kagak berangkat sekolah!"

Sebagai balasan, Alden menjambak rambut Abby ke belakang. "Seri, By."

Desisan yang menyamai ular terdengar dari mulut Abby.

Di ujung lorong, Rio baru keluar dari kamarnya dengan senyuman mematikannya. Senyuman yang kini sangat berpengaruh bagi degup jantung Abby.

"Selamat pagi!" sapa Rio penuh semangat sembari menyisir rambutnya menggunakan tangan.

"Sela-"

"Good morning! Ih Kak Rio, ganteng banget deh!" Lita mendahului Abby membalas sapaan Rio sekaligus menghambur ke arahnya. Rio menyambut Lita lalu menggendong anak itu di pundaknya.

Abby manyun seketika dan Alden terkikik ria.

"Kak, anter Lita mau ga?"

Ditanyai seperti itu, Rio melirik Abby sekilas. Bagaimanapun, status mereka selain sebagai sahabat juga sudah menjadi pacar. Rio ingin bertindak selayaknya seorang kekasih, yaitu memboncengi Abby di motornya. Akan tetapi, dia tidak suka melihat Lita sedih. Anak itu sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

"Aduh gimana ya? Kak Rio mau mampir ke rumah dulu. Ambil baju ganti nih, sekalian buku sekolah." Mau tidak mau Rio membohongi Lita.

Lita menekuk mukanya sembari turun dari pundak Rio. "Ya udah deh. Lita sama Papah lagi hari ini." Anak itu mendahului mereka bertiga turun ke bawah.

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang