IL-8-That Feeling

48.2K 3.3K 55
                                    

Edited

IL-8-That Feeling

Anak emas tambahan bagi SMA Nusantara masuk ke kelas Alden. Sam yang pindah kemarin, tidak akan dicermati Alden jika Lora tidak bercerita kepada Abby tadi pagi karena di hari pertama masuk sekolah mereka membolos. Alden menduga jika Sam yang ditaksir oleh Abby, ia ingat gelagat aneh kembarannya saat dilewati oleh cowok berbadan atletis itu.

Jangan-jangan cowok yang dia bilang pertemuan pertama mereka hancur, itu si Sam? Alden curiga.

Sam maju ke depan untuk menyelesaikan soal Fisika yang bagi Alden semudah membalikkan telapak tangan.
Alden tertawa di balik buku mengingat tingkah aneh Abby yang mengocehi tiang listrik kemarin.

"Iya sayang, miss you too."

Sontak Alden menurunkan buku dari wajahnya, barusan yang berbicara tanpa mengacuhkan situasi adalah....

"RIO! Kamu ngapain?!" Bu Melly membentak Rio yang duduk di sebelah Alden, bangku di sini itu satu-satu dan mereka berdua duduk di barisan paling belakang.

Rio bukan tipe murid yang takut akan omelan guru. Mereka berdua sama saja, sama-sama tipe pembangkang.

"Telpon pacar dong, Bu. Kenapa? Ibu iri?"

Alsen tidak bisa menahan tawa yang membuat perutnya semakin terasa geli.

Rio melirik heran kepada Alden tapi ia ikutan tertawa tak kalah kerasnya.

Semua anak yang ada di kelas Alden menengok ke belakang, melihat mereka berdua. Sorot mata sinis yang sayangnya tidak menghentikan gelak tawa mereka.

Emosi guru mereka pun meledak. "Alden! Rio berdiri di luar kelas!"

Hukuman yang sebenarnya mereka tunggu-tunggu, Alden dan Rio berbicara melalui kontak mata. Seperti....

"Kantin, Al?"

"So pasti!"

Alden berdiri melempar buku yang tadi ia pegang ke meja.

"Gitu dong, Bu. Dari tadi, makasih Bu atas hukumannya," ucap Rio tanpa mengingat dosa ataupun tambahan poin jelek yang setiap akhir bulan akan diakumulasikan.

Mereka keluar kelas dengan senyum semringah meninggalkan Bu Melly yang menepuk keningnya penuh penyesalan.

Bagi anak bandel, diberi hukuman keluar dari kelas adalah sebuah keberuntungan.

Quote itu punya Rio, dan Alden setuju dengannya.

Alden dan Rio ber-tos ria ala cowok sambil berjalan menuju kantin, tidak ada yang berani protes.

Jika ada yang protes, maka tinggal mengancam bakal menarik sumbangan dari sekolah ini, siapa yang mengajari? yahnya Rio tentunya.

"Gue panas di kelas." Ucapan Rio ditanggapi Alden dengan anggukan.

Alden juga merasa panas mengikuti pelajaran hari ini, ia ketularan virus malasnya Abby sepertinya. Kalau itu anak tidak main-main di kelas sepuluh, ia pasti sekelas bersama mereka sekarang.

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang