IL-26-Tarik Ulur

40K 2.8K 82
                                    


IL-26-Tarik Ulur

Abby turun dari motor Rio tanpa mengatakan sepatah kata pun; seperti orang yang tidak tahu rasa terima kasih padahal sudah diantar sampai sekolah dengan selamat. Rio hanya mampu memandangi punggung Abby yang berlari menyusuri koridor sekolah, mirisnya ia meneriaki Sam dan berlari mengejarnya.

"Shit! Taruhan sialan itu!" Rio menendang ban motornya. Setiap kali melihat mereka berdua bersama, Rio mengira Abby sedang melakukan pendekatan. Tidak tahu saja ia, alasan Abby mengejar Sam. Ia ingin menceritakan perasaan aneh yang sekarang sedang merajai hatinya.

Rio mengingat sesuatu yang lebih penting daripada rasa kecemburuannya, ia meraih ponselnya, saat menyambung ke nomor seseorang, Rio berteriak marah. Seseorang yang berbuat sesuatu di luar dugaannya.

"Sekarang lo ada di mana?!"

Suara cewek yang terbahak menyambutnya. "Rooftop, mata panda."

Setelah mendapat jawaban yang dibutuhkan, Rio melesat ke tempat di mana cewek itu berada.

Semalam, Rio pulang ke rumah Abby saat sudah tengah malam, dan ia sempat masuk ke perpustakaan. Ia tidak tega membangunkan kedua cewek yang sudah terlelap damai. Sementara Alden pergi mencari keberadaannya, ia tidak bisa meneleponnya karena ponsel Rio mati. Tujuan Alden mencari Rio adalah untuk menghentikan rasa penasarannya tentang siapa orang yang berhasil dicintai oleh anak bungsu di Keluarga Aditama itu. Alden ingat ada Atha di rumah, jadi ia putuskan hanya mencari Rio sampai pukul tujuh malam. Niatnya, Alden mau mengantar Atha pulang setelah belajar kelompoknya selesai. Ia menunggu sampai ketiduran di kamar.

Di rooftop, Atha masih betah terbahak. Ia tertawa sambil memegangi pagar kawat saking terpingkal-pingkalnya. Atha mengirimi pesan kepada Rio yang berisi bahwa ia membocorkan curhatannya kepada Alden dengan sengaja. Pesan yang baru dibukanya usai keluar dari perpustakaan semalam. Akibat isi pesannya itu, Rio jadi tidak bisa tidur sekaligus membuat emosinya tidak stabil pagi ini. Atha mendengar ada suara langkah kaki yang cepat berada di belakangnya.

Rio mengatur napas terlebih dahulu sebelum berkata, "Lo bocorin apa aja sama Alden?!"

Alasan terbesar Rio sampai membentak Abby adalah keinginan untuk mengejar Atha yang dibonceng Alden. Ia kesal kepada Atha yang telah membocorkan isi curhatannya kepada Alden. Tadinya, ia hendak memboncengkan Atha dan berniat membawanya ke suatu tempat untuk berbicara empat mata. Tapi keduluan Alden yang pagi-pagi sudah semangat '45 melakukan modusnya.

Berbicara empat mata seperti saat ini.

Atha berbalik badan, "Bocorin soal siapa yang elo cintai," katanya tanpa rasa bersalah.

Rio mendesis kesal. Sebelum Rio membuka mulut, Atha bicara lagi. "Tenang aja, gue gak nyebutin nama."

Helaan napas panjang terhembus dari cowok berkulit putih ini. Ia langsung meluruh ke lantai, bergulang-guling tidak jelas. "LO BIKIN GUE JANTUNGAN, ATHA!"

"Kalo gue sebut nama, Alden pasti udah ngasih tau Abby," ucap Atha. Pagi ini, ia memakai seragam olahraga. Seragam olahraga, dan seragam identitas hari ini dipinjamkan oleh Abby.

"Kenapa lo lakuin itu, hah? Tega! Tega lo sama gue! Sahabat macam apa lo?!" ucap Rio, drama mode on.

"Gue? Gue sahabat yang peduli sama penderitaan sahabat satu-satunya," jawab Atha setelah puas terkekeh.

"Tapi ga kayak gini juga kali, Tha!" Rio memandangi wajah Atha yang lebih ceria dari biasanya.

Posisi duduk kini lebih nyaman bagi Rio. "Tunggu, ada yang beda sama lo hari ini."

(Ongoing) Invisible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang