"Telolet itu apa, daddy? " tanya polos gadis kecilnya di sebelahnya sambil menghisap jempolnya.

Ia melompat kaget, ternyata putrinya masih disini. Untung dia gak denger umpatan yang lebih parah yang sering ia lontarkan sebelumnya. "Ah bukan apa-apa, mommy kemana ya?" tanyanya mengalihkan bicara, lalu menarik jempol putrinya keluar dari mulutnya sendiri.

"Mommy sekarang lagi makeup di ruang makeup-nya," balasnya dengan nada imut.

"Huh? Emang mommy mau ke mana?" tanyanya heran.

"Daddy lupa? Hari ini kan ada acara ennivelsali daddy dan mommy," jawabnya dan kembali mengemut jempolnya.

Ia kembali menarik jempolnya sembari melebarkan matanya. "Whaaat? " Ia lalu berbalik melihat kue yang berlepotan di lantai ini. Jangan bilang ini kue untuk nanti acara nanti..., gumamnya. Dan ia baru sadar rumahnya sudah didekor rapi begitupun kedua anaknya yang berpakaian rapi. Maklum, ia baru pulang kerja kemarin malam sehabis dari Peru meeting dengan kliennya dan ia juga lupa hari ini hari apa. Parah.

"Kenapa, daddy? " tanya Lea, yang melihat wajah syok papanya.

Ia menggeleng dengan senyum lalu memegang kedua pundak Lea. "Jangan bilang mommy kuenya hancur, ok?"

Lea mengerutkan keningnya. "Daddy  menyuruh aku boongin mommy? " tuduhnya, dan kembali mengemut jempolnya.

Ia kontan menarik jempolnya lagi. "Bukan begitu. Ini namanya rahasia. Kamu gak mau mommy pingsan lagi gara-gara Leo kan?" Lea menggeleng cepat, ia teringat kejadian tahun lalu yang bikin mamanya pingsan karena Leo pernah membuat kolam renang rumah ini dipenuhi ikan dan lebih parahnya juga Leo pernah membuat rumah ini banjir karena ia menyalakan semua keran yang ada di rumah ini disaat rumah tengah sepi. "Janji?" Ia memberikan jari kelingking kanannya pada Lea.

"Janji!" ujar Lea semangat dan berpose mengunci mulutnya dengan mengembungkan pipinya, seperti ikan koi.

Ia mengelus rambutnya dengan lembut. "You're so fucking cute."

"Fuking itu apa daddy? " tanyanya bingung sambil memiringkan kepalanya.

Ia menabok mulutnya dan berdeham. "Bukan apa-apa.  Yaudah kamu samperin mommy gih. Jangan sampai mommy ke sini ok?" ujarnya.

Lea mengangguk dan bergegas pergi yang sebelumnya ia sempatkan mencium pipi sebelah papanya.

Setelah Lea pergi, ia mengacak rambutnya sendiri. Apa yang harus ia lakukan pada kue terbuang ini?

* * * *

"Axel!" teriak Hana di depan pintu rumahnya, yang akhirnya melihat Axel nongol sehabis turun dari mobilnya di depan rumah setelah sejam lebih acara mereka berdua dimulai. Sudah banyak pula tamu undangan yang datang ke rumahnya.

Axel menyengir sambil membawa tentengan kue tar barunya, ia langsung menyembunyikannya dari pandangan Hana ke belakang tubuhnya. Ia sebelumnya keliling-keliling mencari kue yang mirip dengan sebelumnya ke seluruh toko kue kota ini sampai akhirnya ia mendapatkan kue yang cukup mirip, yang penting mirip.

Hana menghampirnya dan menyadari Axel belum mengganti baju rumahnya. "Kamu dari mana aja? Kita udah telat ini!" omelnya.

Mata Axel berputar kemana-mana mencari alasan yang tepat sampai matanya meneliti penampilan Hana dari atas sampai bawah, yang sekarang Hana mengenakan dress bunga-bunga berwarna cerah sleeveless beserta heels merah dan rambut panjang digerai ke belakang dengan makeup yang cukup natural.

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now