BAB 35 - Hana and Revenge

12.1K 681 13
                                    

******************************

"Mereka berhasil pergi?!" seru seorang pria.

"...Iya."

Ia menghela napas panjang. "Kamu sungguh adik yang bodoh."

Sang adik mengepalkan tangannya. "Ini semua salahmu! Jika aku tahu ia targetmu selama ini! Aku tidak akan...."

"Kamu tahu? Kamu tidak bisa mencintai orang sepertinya. Kamu mempunyai A-"

Sang adik memotong ucapannya. "Jangan ingatkan aku lagi tentang itu!"

Ia terkekeh. "Kamu sudah banyak melenyapkan nyawa seseorang karena dirimu sendiri, tapi seharusnya kamu juga melakukan hal yang sama terhadapnya tsk tsk bodoh!"

"Aku bukan bonekamu!"

"Kamu sudah dilahirkan sebagai demikian, kamu adalah boneka di keluarga ini," ujarnya tanpa rasa bersalah.

Sang adik menggeram kesal, darahnya memompa melalui barik-barik tubuhnya. Orang ini, yang dikatakan adalah kakaknya, adalah orang yang mengacaukan dirinya selama hidupnya. Tapi kenapa? Kenapa ia tak pernah berani melawannya?

"A-Aku ingin bebas dari semua ini!" mintanya setelah mengumpulkan mentalnya.

Ia menghela napas berat. "Okay, bukankah itu yang ingin kamu inginkan sejak dulu kan?" Sang adik terlihat terkejut, ia ternyata sadar selama ini, tapi kenapa semudah ini?

"Tapi, setelah kamu membunuhnya."

"Apa?" Ia menggeleng. "Bukan itu. Kenapa kamu ingin membunuhnya? Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau kan? Kenapa kamu terus mengusiknya?" tanyanya.

"Apa kamu harus bertanya? Ia tak mungkin semudah ini memberikan kertas berharganya itu padaku kalau ia tak merencanakan sesuatu." Ia memijit keningnya. "Aku selalu memegang perkataanku, brother. Bunuh dia dan aku akan membebaskanmu... tak lupa dengan barang 'itu' seumur hidupmu, ok?"

Setelah terdiam sejenak untuk berpikir, akhirnya sang adik mengangguk setuju.

Sang kakak tersenyum puas.

* * * *

Senyum Hana mengembang saat ia bangun di pagi ini, ia melihat wajah Axel di depannya. Tepat disaat Hana membuka matanya, Axel membuka matanya pula dan membalaskan senyum Hana kepadanya.

"Morning," sapa Hana.

"Morning, flower," sapa Axel balik.

Hana memukul dada Axel pelan. Ia lalu bangun dan merenggangkan tubuhnya di kasur kamar Axel ini.

"Apa plan kita hari ini?" tanya Hana pada Axel yang sekarang memejamkan matanya lagi, berusaha ingin tidur lagi.

"Terserah eneng aja," jawabnya asal.

Hana menatap ke atas langit-langit, mencoba mengingat sesuatu. "Ah! Gimana kalau kita ke pesta dansa aja?" tawar Hana. Ia ingat, saat pergi kemarin bersama Axel, ia sempat melihat baliho di jalan yang berisi akan diadakan sebuah pesta dansa ala Eropa dulu di kota kecil dekat daerah ini.

Axel langsung berkernyit pada Hana. Axel tak suka hal yang menyusahkan.

"Cmon! Ini pasti akan seru!" ujar Hana saat melihat wajah bete Axel.

Axel tersenyum lebar. "Dan jawabannya adalah tidak," balasnya.

"Ayolaah~" Hana memohon Axel dengan puppy eyes-nya.

Axel menggerutuh. "Jeez, fine! "

Hana bertepuk tangan senang. "Kalau begitu ayo kita cari kostum buat kita nanti!" ujar Hana sambil menarik tangan Axel untuk bangun.

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now