BONUS

21.4K 899 99
                                    

******************************

Delapan tahun kemudian,

"Daddy~! " seru seorang anak kecil berambut coklat bergaya fluffy  yang berumur sekitar tujuh tahunan. Ia melompat ke atas tubuh Papanya yang masih terlelap tidur di ranjang tempat tidurnya.

Kontan sang papa meringis kesakitan karena tubuhnya tertiban, "Owwwh!!"

Belum berselang beberapa menit, seorang gadis kecil berambut panjang ikal berwarna coklat pula menyusul melompat mengikuti sang kakak cowok yang berbeda setahun darinya ke atas tubuh papanya, tepatnya di perutnya.

"Naujubileh!" rutuk si papa sambil memegangi perutnya yang terkocok paksa.

"Daddy~ ayo bangun!" rengek kedua anak kecil tersebut sambil menarik-narik baju kaosnya begitupun rambutnya, seperti menarik rumput.

"Lima menit lagi, ok?" mintanya dan kembali menutup matanya, ia juga melindungi kepalanya dari serangan keduanya dengan bantalnya.

"Nanti dimalahin mommy lohh!" protes mereka berdua, sambil memukul-mukul bantal pertahanan papanya.

"Jeez, oke oke!" Ia terpaksa bangun dari tidurnya, kedua anaknya langsung bersorak gembira dan berlari keluyuran keluar.

Ia menghela napasnya dan ia bergegas mandi.

Setelahnya, ia lalu berkaca dan menata rambutnya sembari menyengir puas di depan cermin kamar mandinya. "Cih, udah tua-tua gini, aku masih ganteng aja," ucapnya sambil mengusap rambut sampingnya.

Krangg!!

Terdengar suara piring jatuh. Ia yang penasaran, segera pergi ke arah suara nyaring tersebut yang ternyata di dapur, dan saat ia sampai, terlihat kue tar vanilla jatuh berserakan di lantai dapur. Ia menghela napas lelah.

"Leo." Ia memanggil nama anak lelakinya ini, ia yang tengah menjilati bekas kue tersebut pada sela-sela jarinya mendelik saat namanya dipanggil. Perlahan ia menoleh ke belakang dan memberikan ekspresi 'caught in the act look ' pada papanya. Dia cepat-cepat berbalik dan menyengir kuda tak lupa dengan menyembunyikan tangannya ke belakang.

Ia berusaha tak tertawa saat menyadari bahwa anak ini lupa kalau mulutnya juga berlepotan karena kue.

"Leo yang menjatuhkan!" seru Lea atau Meleana Sieghart, adik cewek satu-satunya yang ternyata daritadi menyaksikan di balik dinding, sambil membawa boneka kelincinya dengan menggunakan dress abu-abu favoritnya.

Leo berdesis pada adiknya sembari berdecak sebal.

Ia membungkukkan badannya sampai setinggi anak lelakinya itu dengan menaikkan satu alisnya, menunggu ia bicara dan mengakui perbuatannya. Leo menunduk ke bawah dan memainkan satu kakinya ke depan dan ke belakang. "Aku cuma colek sedikit dan kuenya gak sengaja jatuh jadinya aku makan aja," ujarnya yang akhirnya mengaku.

"Haruskah daddy  lapor ke mommy sekarang?" Papa menggodanya.

"Enggak!" Leo menggelengkan kepalanya berbarengan dengan mata melototnya itu, "Jangan bilang mommy, daddy!  Dia pasti akan berhenti bacain aku cerita malam lagi, please daddy! " mohonnya, Axel kembali menahan tawanya. Memang Leo ini selalu manja dengan mamanya, bahkan pernah sengaja menjauhkan papanya karena selalu bilang mamanya itu miliknya.

"Ok, daddy gak akan bilang. Sekarang bersihin tanganmu sebelum mommy tahu. Minta  tolong Bibi Inah gih," ujarnya. Leo mengangguk cepat dan langsung berlari pergi memanggil Bi Inah, asisten rumah tangga.

"Ah, dasar telolet bikin kerjaan aja!" omelnya, ia mulai membersihkan serakan kue tar di lantai ini dengan kain lap dengan asal, yang penting asal bersih.

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now