BAB 10 - Hana and Surprise

14.5K 732 6
                                    

******************************

"Kamu lagi? Kamu mengikutiku?" ucap Axel sembari bergeleng.

"Kamu kali yang ngikutin aku," balas Hana tak kalah sengit.

Axel berdecak dan menggelengkan kepalanya lagi, ia kembali mengisap batang nikotin di sela jarinya dan perlahan ia menghembuskannya di depan Hana dengan menatapnya tanpa ekspresi. Melihat ini Hana risih dengan mengernyit padanya.

Axel menaikkan kedua alisnya maksimal. "Problem? "

"Gak, heran aja kenapa orang pengen bunuh dirinya sendiri perlahan," ucap Hana masih mengernyit.

"Thanks, sudah mengkhawatirkanku." Axel mengedipkan matanya sebelah.

Belum sempat Hana membalas, lift sudah terbuka. Hana melangkahkan kakinya terlebih dahulu daripada Axel. Namun yang buat Hana terkejut, ia melihat Axel mengekorinya di belakang. 

Hana menoleh padanya. "Ngapain kamu mengikutiku?"

Axel mendengus setelah mendengar pertanyaannya, sambil mengedikkan bahu ia membuka pintu apartemen tepat sebelah apartemen Hana sendiri, tak lupa dengan bantingan pintu cukup kencang yang cukup membuat Hana makin hampir jantungan.

Tapi satu hal yang membuat Hana makin tercengang melihat Axel, jangan bilang dia orang yang dimaksud oleh Fey? Kebetulan macam apa ini?

Hana bergeleng dan segera membuka pintu apartemennya asal.

"Fey! Kok kamu gak bilang si ka-" Belum selesai bicara, ia segera berbalik menutup mukanya.

"Shit," rutuk seorang pria, ia refleks bangkit dari sofa yang menjulangi tubuh Fey.

Fey ikut bangkit dari sofanya, ia segera membenarkan bajunya. Ia lalu menyengir pada Hana di pintu, "Hai Hana, aku kira kamu ga-"

"FEEEYYYYY!!!! Dari dulu aku bilang tempat kita bukan tempat mesum!" teriak Hana frustasi masih membelakanginya.

"Hmm, aku rasa aku harus pergi..." ucap pria itu, ia segera mengenakan pakaiannya dan kabur melewati Hana sebelumnya ia sempat memberi air kiss pada Fey.

Hana lalu berbalik lagi dan menatap Fey dengan tatapan menggebu-gebu.

Fey melempar tangannya ke udara. "Sorry, ok? Jeez, uptight banget kamu." 

"Kita udah janji Fey." Hana melipat tangannya.

"Cmon  Hana, apa kamu akan nolak cowok hot menciummu?" tanya Fey menantang.

"Enggak. Aku rasa kamu butuh bantuan di kepalamu, Fey," balas Hana.

"Cih, fine-fine gak akan aku ulangi tapi jangan salahin aku kalau tabungan kita sebulan habis cuma karena bayar hotel."

Hana menghela napas frustasi, ia lalu duduk di sofa meregangkan tubuhnya.

"Btw, tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Fey.

"Sejak kapan kamu tahu orang yang di sebelah kita itu-"

Fey memukul telapak tangannya sekali. "Gimana, udah ajak dia date? "

Hana memutar bola matanya.

"Tapi, kenapa dia selalu muncul disaat aku mulai lupain dia sih?"

"Wow, kamu mulai lupain dia? Perkembangan yang pesat!" Fey kemudian duduk di sebelah Hana. "Pertanyaanku, kenapa kamu peduli?"

Hana tersenyum tipis. "Mungkin kita bisa berteman? Karena dari awal kita memang teman, perasaan lebih yang ngerubah semuanya. Mungkin aku lebih nyaman temenan sama dia daripada begini terus."

[2] Dear Mr CEO | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang