BAB 14 - Hana and The Boss

13.3K 737 11
                                    

******************************

Axel masih terbeku di ambang pintu sampai akhirnya ia menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya dan menutup pintu. Namun, tatapannya masih pada wanita di depannya yang memiliki eskpresi yang tak jauh berbeda dengannya, shock.

"Hah, kamu lagi. Apalagi kali ini?" ucap Axel sambil berjalan ke mejanya.

Hana mendengus. "Terkadang, aku selalu berpikir ini adalah sebuah unsur kesengajaan."

"Orang terakhir yang mau aku temui itu kamu." Axel kemudian mengambil dokumen yang barusan Hana taruh di mejanya dan membukanya satu persatu.

Hana menelan ludah, entah ia merasa aneh saat mendengar lontarannya barusan yang terasa sakit di hatinya. Hana mengalihkan pandangannya. "Beneran? K-Kita sama berarti" 

Axel melempar kertas beserta dokumen tersebut ke mejanya kembali, ia lalu menatap Hana yang masih tak bergeming di tempat. "What's this? Kamu menggantikan PA aku? Siapa yang minta?" tanyanya. Ada nada tak suka dari nadanya.

Hana juga terkejut akan pertanyaan Axel, ia tak menyangka Kristin sudah menyiapkan dokumen miliknya untuk menggantikannya pada Axel. Fokus Hana, fokus!  

"Maaf atas kelantangan saya Mr Sieghart, saya pikir kau sudah tahu. Kristin yang minta saya menggantikan jabatannya sementara, tapi kalau kau tak berkenan," Hana menaikkan pundaknya. "Saya bisa undur diri dari posisi ini."

Axel sedikit terkejut akan perubahan bahasa Hana, tapi ia kembali membenarkan ekspresinya. "Sudah melakukan adaptasi dengan cepat ya? Nice." Ia kemudian mengarahkan tangannya pada Hana untuk duduk di kursi tamu ruangan ini. "Silahkan duduk, Miss Agatha."

Hana lalu duduk, walaupun dalam hati ia merasa tak suka diperintah olehnya.

Axel lalu bangkit berjalan dan bersandar pada mejanya dan kembali membaca kertas tersebut di depan Hana.

"Hana Agatha. Jadi, kamu adalah karyawan baru di sini. Interesting, kamu sudah berhasil lolos seleksi di sini." Ia menaikkan kedua alisnya dan menatap Hana dengan senyum sungging. "Di sini ditulis... hmm not bad. Walaupun baru pengalaman kerja setahun sebagai editor di Jakarta, kamu sudah punya segudang prestasi terutama saat kuliah yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik, dan juga sudah menulis buku best seller hingga lima buku." Axel memancungkan bibirnya. "Pretty active person, don't you? "

"Gak ada waktu kosong bagi saya sendiri," balas Hana. Walaupun alasan sebenarnya adalah untuk menyibukkan dirinya dari pikiran bodoh yang tak ada habisnya dan penyebabnya adalah orang gak peka atau sengaja di depannya ini.

"Udah tanda tangan kontrak di perusahaan ini?" tanya Axel sembari meletakkan kertas itu kembali ke mejanya.

Hana mengangguk pelan. "Sudah."

Axel melipat tangannya. "Hanya mengingatkan, kami punya motto di dalam perusahaan ini. Jangan mengharapkan pengampunan dariku saat kamu melanggar salah satu kontrak perusahaan ini. Tapi satu pertanyaan, are you desperately need this job?"

Hana mengangguk mantap, ia sudah memutuskan keputusannya dengan bulat. "Ya, saya akan berusaha keras bekerja untuk perusahaan ini." Ia tak mau lari lagi dari keputusannya.

Axel menggangguk, ia kemudian kembali duduk di kursinya dan membuka laptop di depannya. "Kamu boleh keluar Miss Agatha."

Hana membalas mengangguk. "Terimakasih, Mr Sieghart."

Setelah membungkuk hormat, ia lalu keluar ruangan ini. Di luar dia langsung memegang dadanya yang ia sadari terasa sangat tegang sejak ketemu dengan bos barunya. Ia tak pernah bertemu dengan seseorang yang mengintimidasi dan memiliki aura sangat mencekam sepertinya, seolah energinya seperti habis dihisap hanya dengan kehadirannya di depan. Baginya bertemu dengannya lebih menegangkan daripada saat wawancara di perusahaan ini.

[2] Dear Mr CEO | ✔Där berättelser lever. Upptäck nu