BAB 16 - Hana and Trauma

13K 734 14
                                    

******************************

Axel dan Hana akhirnya menginjakkan kakinya di London. Untuk sementara ini, mereka berdua tinggal di penthouse milik Axel di kota ini. Sebenarnya, sudah mimpi Hana ingin berkunjung ke London, Inggris salah satu negara favoritnya. Tapi keinginannya untuk travelling langsung kandas sudah gara–gara bos evil-nya ini.

Baru saja sehari, Axel sudah memberikan banyak pekerjaan untuk Hana. Hana berpikir bahwa ia sengaja, ia bahkan membuat Hana tak bisa tidur semalaman. Salah satunya, Axel menyuruh Hana menuliskan ulang apa yang Axel bicarakan bersama dengan klien orang asing yang kebetulan berbahasa Rusia yang tak Hana mengerti bahasanya dan harus diserahkan padanya besok pagi.

Lebih parahnya lagi, Axel menyita ponselnya saat ia memergoki Hana sedang chatting dengan Cole. Hana yang merasa Cole bisa menghiburnya disela ke-stressannya menghadapi Axel, ia juga menceritakan keburukan Axel saat bekerja dengannya dan selalu membandingkannya dengan Cole yang lebih nyaman. Hana yang sedang senyam–senyum sendiri saat menerima balasan lucu darinya di ponselnya, tiba–tiba saja langsung merengut saat ponselnya diambil oleh Axel.

"Phone prohibited here."

Hana melebarkan matanya saat menyadari Axel sekarang mengotak–atik ponselnya dan tak sadar ia memekik saat ia lihat sadari bahwa Axel menghapus semua kontak yang ada di ponsel Hana saat ia berhasil merebutnya.

Hana melenguh sambil menatap Axel dengan tatapan tak percaya. "Kamu jahat banget sih!"

Axel tak peduli lalu merebut ponsel Hana kembali dan menaruhnya ke kantong celananya. "Aku akan balikin ini kalau kita mau pulang." Ia lalu berbalik pergi.

Dari belakang, Hana mengutuknya dengan berbagai bahasa. Tak pernah ada orang yang membuatnya seperti orang kesurupan begini!

"I hate you!!"

Axel menyeringai. "Thank you."

* * * *

Pagi ini, mereka berdua sedang duduk di sebuah restoran menunggu seorang klien penting untuk datang. Kepala Hana sesekali terjatuh ke bawah, tapi segera ia membenarkan tubuhnya lagi. Tapi mata Hana kembali terpejam lagi dan akan membentur meja di depannya, tapi yang ia rasakan bukan bidang yang ia ekspektasi keras melainkan sesuatu yang empuk.

"Kayak ayam aja kamu, matuk–matuk meja," cibir Axel.

Mata Hana langsung terbuka, ia menyadari telapak tangan Axel sekarang menyentuh keningnya untuk menahannya terbentur dari meja. Hana membenarkan tubuhnya lagi dan berdeham.

Hana lalu melirik ke sampingnya, ia lihat Axel sekarang sibuk dengan ponselnya sesekali menyeruput kopi yang ia sebelumnya pesan.

Hana berdeham lagi membuat perhatian Axel padanya. "Aku dengar kamu menculik adik Cole, itu benar?" tanyanya tiba-tiba.

Pertanyaan Hana sukses membuat Axel terselak kopinya. "Apa?"

Hana membalasnya dengan menggelengkan kepala kecewa. Padahal Hana hanya sedang mengetesnya kendati benar atau tidak ia melakukannya.

"Emang kamu punya bukti?" tanya Axel dengan nada tak suka.

Hana menaikkan bahunya. "Dari wajah kakaknya, aku rasa iya."

"Oh, jadi kamu nilai orang dari luar ya?"

"Mau gimana lagi? Kamu kelihatannya begitu."

"Ha ha, emang wajahku layaknya penculik?" Axel menunjuk wajahnya sendiri.

"Orang bilang yang gak ngaku beneran lakukan itu."

Axel menghela napas frustasi. "Fine, aku memang lakukan itu."

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now