BAB 8 - Hana and Annoyed

15.8K 838 18
                                    

******************************

Hana merasa gugup saat menunggu jawaban darinya apalagi sejak tadi Axel hanya berdehem sesekali berdecak, seolah sedang konflik dengan batinnya sendiri.

Tak lama tiba-tiba ia menjetikkan jarinya yang buat Hana terkejut.

"Ok, kamu tunggu disini ya." Ia mengedipkan matanya sebelah lalu masuk ke toko kue, meninggalkan Hana di luar.

Hana menghela napas lega, untung dia gak minta kompromi. Sekali ini, sekali ini saja harga dirinya harus ia singkirkan sementara demi keselamatan dirinya sendiri.

Karena Axel terasa lama di dalam setelah sekian lama Hana menunggu, Hana lalu sengaja mengintip dari luar jendela apa yang membuatnya lama di dalam. Seketika ia membulatkan matanya saat melihat Axel sedang merayu cewek yang ia temui di kasir tadi. Ia lihat Axel sedang memegang tangan cewek tersebut dan melihat pipi wanita bernama Kayleen itu merona.

Akhirnya Axel keluar dari toko tersebut tanpa membawa apa-apa dan ia melihat Hana duduk di tangga menunduk ke bawah sambil memeluk kakinya sendiri.

"Hey." Axel menepuk pundak Hana.

Hana mendongak ke atas, wajahnya terlihat sedikit pucat. Axel mengira ia pucat karena cuaca sekarang yang sedang dinginnya.

"Uhh, kamu gak pa-pa?"

Hana menggeleng dan segera berdiri. Ia lalu berjalan ke arah mobil porsche hitam milik Axel yang terparkir di depan toko kue ini.

Axel mengedik dan mengikuti Hana berjalan ke arah mobilnya dan membuka pintu mobilnya tersebut.

Setelah Hana masuk, Axel menstater mobilnya dan menjalankan mobilnya.

"So, dimana kamu tinggal?" tanya Axel di tengah kesunyiaan. Hana sedari tadi menatap luar jendela mobil yang sekarang tengah hujan.

Hana kemudian memberi tahu alamatnya dengan singkat dan kembali menatap jendela.

"Bukannya apartemen sana rawan? Kamu yakin betah tinggal disana?" tanya Axel setelah mendengarnya.

"Bukan urusanmu," jawab Hana dingin.

Axel berdecak sembari bergeleng. "Fyi, jawaban kamu bukan ucapan yang pas jika menjawab pertanyaan laki-laki."

Hana mendelik padanya. "Kamu tuh kenapa sih jadi nyebelin banget?"

"Kok kamu marah? Aku hanya memberi tahu fakta kok, kamu boleh tanya apapun ke aku tentang dapetin hati seseorang kalau berkenan."

"Kamu lebih buruk dari Nathan," desis Hana.

Mendengarnya Axel kontan membulatkan mata, ia lalu tertawa kencang. "Nathan? Hahaha!"

"Apa yang lucu?"

"Apa yang membuatmu berpikir aku lebih buruk dari dia?"

Hana tak menjawabnya. Everything.

"Gak mau jawab? Yaudah." 

Tak lama terdengar suara nada dering ponsel di dalam mobil yang ternyata milik Axel sendiri. Axel smengeluarkan ponselnya dari kantong celananya yang sebelumnya berdecak saat lihat siapa penelepon. Ia langsung pasang wajah dengan tersenyum paksa saat menerima panggilan tersebut.

"Nicole? Hai beb! Sup? " sapa Axel di telepon.

Hana berkelit pada Axel, tak sadar ia mangap.

"Oh sorry... umm something came up... uh... uhh nenek aku masuk rumah sakit... karena apa? hmm... ungg e-encok... ya gara-gara encok! Oh, ahahaha dia jatuh dari kamar mandi... oh? Iya makasih... ahaha pasti disampein kok, ok bye." Axel menutup ponselnya dan memasukannya kembali ke kantong celananya.

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now