Part 33 : Away

747 58 2
                                    

Gimana sebelum baca vote dulu😂

Author POV

Apa salah Safir? Tolong jelaskan apa salahnya!

Dua hari ini, Ditya selalu mencuekkannya dan yang lebih parah, menjauhinya. Setiap mereka bertemu, mereka bak musuh yang sedang perang dingin.

Dulu selengket perangko, sekarang sedingin es. Itulah perlakuan Ditya kepada Safir.

Apa ini dampak yang ditimbulkan ketika Ditya mulai lelah menunggu? Saat Ditya jenuh terhadap sebuah hubungan tanpa kepastian? Dan ketika Ditya pasrah pada perjuangannya yang tak dianggap? Apa ini?

Dua hari ini juga, Safir merasa tak ada semangat hidup. Bahkan ia bilang kepada keempat sahabatnya, ia sudah lelah hidup.

Bahkan Zico, orang yang selalu bisa membuat Safir kesal dan bahagia secara bersamaan, tak bisa membuat Safir menunjukkan lesung pipitnya.

"Hey, lo kenapa?" tanya Zico.

Safir hanya menggelengkan kepalanya. Dan itu malah membuat Zico penasaran sekaligus khawatir secara bersamaan.

"Serius Safir! Lo mah ah bikin gue khawatir. Jarang - jarang loh ada cewe yang gue khawatirin selain mama sama kakak gue." ucap Zico.

Safir kembali menggeleng dan kembali menempelkan kepalanya di meja.

"Mau pulang?" tanya Zico.

Safir menggeleng pelan.

Zico bingung. Apa yang membuat seorang Safir, cewe kuat, cerewet, galak, judes tapi bijak, menjadi selemah ini? Zico menjadi ingin tau.

"Lo yakin gapapa Fir?" tanya Zico lagi.

Dan sekarang emosi Safir benar - benar meluap.

"Lo bisa diem gak sih? Berisik banget! Gue cuma butuh istirahat buat nenangin diri! Lo kalo gak seneng pergi aja sana!" usir Safir.

Zico diam. Safir benar - benar 'ngamuk' kepadanya. Sepertinya masalah Safir benar - benar berat. Ya, sangat berat.

Sangat sulit membiasakan diri untuk mengubah hal yang biasa terjadi menjadi tidak biasa. Itulah keadaan Safir.

Zico akhirnya memilih meninggalkan Safir. Mungkin benar, Safir butuh menenangkan dirinya. Dan ia juga butuh, sendiri.

Sepulang sekolah, Safir tampak biasa saja di depan maminya. Maka dari itu, maminya tak curiga.

Tapi setelah ia dikamar, ia kembali menjadi Safir yang lemah. Safir yang tak punya semangat hidup.

Ia akhirnya memilih menuju ke rooftop rumahnya. Keadaan rumahnya juga sedang sepi. Hanya ada bibi karena maminya sedang keluar.

"Kenapa sih ya Tuhan? Kenapa masalahku terlalu berat? Apa salahku ya Tuhan? Apa?!" teriaknya.

"Kenapa disaat aku mulai terbiasa, kau malah merubahnya? Membuat aku harus mulai kembali tak terbiasa. Kenapa seperti ini Tuhan? Ini terlalu cepat. Kenapa..." ucapnya lirih dan tak sengaja cairan bening keluar dari kelopak matanya dan mulai terjatuh.

Ia menangis sejadi - jadinya. Ia meluapkan segala hal dan masalah yang ada di benaknya. Ia terlalu lemah untuk menghadapinya sendiri.

"Aku ingin kau mengirimkan sesosok malaikat tanpa sayap untukku lagi Tuhan. Aku mohon. Aku butuh dia untuk membantuku bangkit."

Dan saat itu juga, Tuhan mungkin mendengar permintaan Safir. Safir hanya tinggal menunggu, kapan malaikat tanpa sayapnya itu datang. Semoga secepatnya, agar Safir tak terlalu terpuruk.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang