Part 14 : Lies

1.1K 68 9
                                    

Author POV

Senin. Mereka semua kembali ke kegiatan yg sehari hari dilakukan. Diantaranya sekolah

Pagi ini, Safir akan dijemput Alan. Seperti janji nya kemarin, Alan akan menjemput Safir pukul 06.00. Sudah pukul 05.50, Alan belum juga sampai

"Ih Alan kok belom dateng sih?! Udah jam segini juga. Ntar gue telat lagi nemuin Ditya.." decak Safir

Ya, hari ini Ditya akan menemui Safir. Entah apa yg ingin dibicarakan Ditya kepada Safir. Safir juga tidak tau

Safir berdecak kesal sendiri di dalam kamar. Ia sudah sarapan sejak pukul 05.25 tadi. Ia sudah mempersiapkan diri lebih awal dan bangun lebih pagi juga. Dan ternyata Alan belum sampai juga? Huhh.. Dasar php!

Tiba tiba, bi Neni, pembantu Safir datang

Tok tok tok

Safir langsung turun dari kasurnya dan melempar ponselnya ke sofa

"Kenapa bi?" tanya Safir

Bi Neni kaget. Ternyata sang nona sudah membuka pintunya

"I..itu..non..ad..da..yg..nya..nyariin..non Safir di bawah.." ucap bi Neni terbata bata

"Dia..lagi..nemuin..tuan..sa..sama..nyo..nya.." sambung bi Neni

Hati Safir kaget. Siapa yg mencarinya? Apa jangan jangan..

Alan?!

"Emang siapa bi? Cowok apa cewek??" tanya Safir terburu buru

"Bibi ndak kenal non. Laki laki sih orangnya.." ucap bi Neni datar

Damn! Safir merasa itu memang Alan. Atau..siapa?

"Yaudah bi, nanti Safir turun. Safir mau ambil tas dulu. Bilang tunggu sebentar ya.." ujar Safir

Bi Neni hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Safir. Bi Neni menuruni tangga dengan sangat cepat dan terburu buru, sampai ia hampir terjatuh

Safir yg melihatnya, hampir saja kelepasan tertawa kencang. Untung saja ia bisa menahannya

Safir bergegas menutup pintu dan mengambil tas biru kesayangan nya. Itu hadiah dari kakeknya pada ulang tahun ke 17 / sweet seventeen nya beberapa bulan yg lalu

Ia menuruni tangga secepat kilat. Dan alhasil, ia hampir saja terjatuh. Untung dia berpegangan pada pegangan tangga

Mungkin itu karma yg diberikan Tuhan kepadanya karena ia menertawai bi Neni tadi. Huh..dasar!

Dan sekarang tampak lah lelaki yg mencarinya tadi. Tebakan Safir tepat sasaran

Alan Rafiq Bramantyo, sang pangeran hatinya

Safir langsung menghampiri mereka. Papi sedang asik berbicara dengan Alan. Mami juga

"Pagi mam, pi.." sapa Safir sambil berjalan ke arah mami dan papinya

Ia melirik ke arah Alan sebentar. Dan Alan juga melihatnya lalu tersenyum tipis kepadanya. Jantung Safir berdegup beberapa kali lebih cepat. Safir hanya membalas senyum itu dengan cengiran khasnya.

Hari ini Alan tampak sedikit berbeda. Gaya rambutnya lebih baik. Ya..walaupun ia tetap dengan gaya acak acakan khasnya tanpa pomade sedikitpun. Dan hari ini agak lebih rapi. Tampan

"Pagi sayang.." ucap mami dan papi berbarengan

Safir duduk disamping maminya. Padahal Alan berharap Safir duduk disamping nya yg juga kosong. Tapi..ya sudahlah..

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang