Part 28 : Recognition

765 62 2
                                    

Gimana sebelum baca vote dulu😂

Author POV

Hari ini, Ditya berjanji akan menjemput Safir. Safir masih menunggu dengan setianya di ruang tamu sambil membaca majalah remaja. Tiba - tiba Allen datang.

"Belum berangkat, Fir?" tanya Allen.

Safir menggeleng pelan dan pandangannya masih fokus ke majalah itu.

"Pak Edo bukannya ada di luar?" tanya Allen lagi.

Safir hanya mengangguk dan masih terus membaca majalah yang entah apa isinya, dapat menarik perhatian seorang 'Safir Mutiara Darwin' yang malas membaca.

Allen sudah bergidik kesal dengan sikap gadisnya ini. Mengapa hari ini ia keliatan agak cuek?

"Kamu kalo mami ngomong liat dong orangnya. Masih fokus aja sama majalah." kesal Allen seraya merebut majalah itu dari tangan Safir.

"Kamu baca apa sih?" tanya Allen.

Allen pun membuka majalah itu. Majalah itu berisi tentang kecantikan dan barang - barang branded.

"Kamu tumben baca ginian." tanya Allen.

Wajah Safir dari tadi hanya datar dan sesekali memalingkan pandangannya.

"Gapapa kan, mam aku sesekali baca gituan? Emang salah?" tanya Safir.

Allen menggeleng. "Ngga salah. Cuma kok tumben aja." jelas Allen.

Tin.... Tin.... Tin....

Suara mobil berbunyi. Sepertinya Ditya telah datang.

Safir bangkit sambil menggendong tasnya lalu berpamitan.

"Mam, berangkat. Aku sama Ditya." ucap Safir datar seraya meninggalkan rumahnya.

Ada apa sebenarnya dengan Safir?

~~~

Di perjalanan, Safir dan Ditya hanya diam. Sampai akhirnya, Ditya mulai membuk mulut.

"Lo kemaren pulang sama siapa?" tanya Ditya.

Safir yang tadinya masih fokus dengan ponselnya pun menegang seketika. Kenapa Ditya menanyakan hal itu?

"Emang kenapa? Salah gue pulang sama orang lain?"

"Loh kok lo sewot? Kan gue cuma nanya aja. Salah?" balas Ditya.

Safir tak berkutik. Skakmat.

"Y...ya..eng..engga salah. Cuma tumben aja nanyain." jawab Safir terbata - bata.

"Ya gue kan peduli sama lo. Makanya gue nanya." jawab Ditya.

Safir mengangguk sambil memalingkan wajahnya keluar mobil.

"Gue balik sama Zico. Gaada yang jemput gue kemaren." jawab Safir.

"Zico? Siapa tuh?" tanya Ditya.

"Dia temen sekelas gue. Nyebelin sumpah minta gue gatak. Tapi kemaren gue nyerah pulang sama dia. Dari pada gue gak pulang? Atau gue pulang naik kendaraan umum? Mending sama dia aja aman. Hp gue mati soalnya, makanya gaada yang bisa gue hubungin." jelas Safir.

Ditya hanya membulatkan bibirnya seraya fokus menyetir.

"Gimana sekolah lo?" tanya Ditya.

"Baik aja sih. Tapi...gue benci banget ada si Zico di kelas gue. Gak tenang hidup gue di 12-4 ada dia. Dan lo tau? Gue sebangku sama dia! Tai." kesal Safir sambil mendengus kesal.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang