Part 30 : Succumb

922 55 2
                                    

Gimana sebelum baca vote dulu?😂

Author POV

Pagi itu.

Safir berjalan masuk ke kelasnya. Dan tak disangka, sudah ada Zico yang duduk di bangku Safir. Safir bingung. Mengapa Zico duduk di tempatnya?

"Awas lo." ucap Safir datar.

Zico hanya diam, tak menjawab ucapan Safir. Safir mulai dibuat kesal oleh sikap Zico.

"Awas ih! Ngeselin tau gak lo!" kesal Safir.

Safir pasrah. Bodo amat juga Zico duduk di tempatnya. Ia bisa duduk di sebelah Zico yang membuat mereka bertukar tempat duduk.

Saat Safir menaruh tasnya diatas meja, Zico dengan spontan mengambil tasnya dan membawanya lari. Tanpa basa - basi, Safir pun mengejarnya.

"Zico!! Sialan lo njir! Balikin tas gue woy!!" teriak Safir sambil mengejar Zico yang berlari keluar kelas.

"Ambil aja kalo bisa." ucap Zico sambil menjulurkan lidahnya meledek Safir dan menambah kecepatan larinya.

"Bangs*t lo, Co!"

Mereka berkejar - kejaran sampai ke lapangan utama. Beberapa siswa yang melihat Zico dan Safir berkejar - kejaran pun hanya bisa menonton tanpa membantu.

Termasuk Ditya.

Ia hanya melihat mereka berdua dari balkon kelasnya yang berada di lantai dua.  Ia merasa, ada yang berbeda di hatinya. Hatinya memanas karena berkobarnya api cemburu yang seakan membakar hati kecilnya.

"Sabar, Ditya. Mereka gak jadian kok. Ngga. Mereka cuma kejar - kejaran doang." ucapnya sambil berupaya menenangkan hatinya.

Tapi memang tak bisa dipungkiri, Ditya benar - benar cemburu kepada Zico yang seakan - akan menggantikan posisinya dulu.

Setelah lama berlari, Safir kelelahan dan akhirnya duduk di bangku taman. Zico yang melihat Safir kelelahan pun langsung menghampirinya

"Cape?" tanya Zico di hadapan Safir yang sedang menunduk.

Ketika Safir mengangkat wajahnya, wajahnya terlihat pucat seperti benar - benar kelelahan.

"Eh anjir, Fir. Muka lo pucet amat. Ayo ke UKS!" ajak Zico.

Safir dengan cepat menggeleng. "Ngga. Ngga usah. Gue cuma butuh minum aja. Gue emang gini kalo kurang minum."

Dengan cepat, Zico segera memanggil kawannya, Deno.

"Deno!"

Sang empunya nama pun menoleh dan segera menghampiri Zico.

"Kenape, Co?"

"Beliin air putih dong tolong." ucap Zico.

"Buat siapa, bro?" tanya Deno.

"Nih temen gue, Safir. Kecapean dia. Tolong ya, No." pinta Zico.

"Yaudah iya."

Zico langsung mengambil selembar uang, lalu memberinya ke Deno.

"Bentar ya, Co."

"Iya. Thanks, No."

Deno langsung berlari cepat ke arah kantin untuk membeli air putih.

"Bentar ya, Fir. Maaf, gue gak tau kalo lo jadi pucet gini kalo kecapean terus kurang minum. Maaf ya sekali lagi." ucap Zico.

"Gapapa, santai aja."

Tak lama, Deno pun datang dengan sebotol air putih ditangannya.

"Nih, Co." ucap Deno.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang