Part 3 : Lovely Lion and A Bracelet? ( Rev )

2.4K 154 29
                                    

Author POV

Ditya Thomas Martinez..

Panggil orang itu. Ditya merasa kalang kabut. Karena rasa penasarannya ia pun langsung menoleh. And.. He see..

"Safir? Lo ngagetin sumpah! Gue sampai merinding denger suara lo. Kayak valak najis!" pekik Ditya.

Safir mengernyit."Dih baper banget ewhh! Lebay lo dasar!!! Valak, valak, mata lo valak! Gue manusia bernyawa kali!" ucap Safir kesal karena jawaban Ditya yang sedikit menyakiti hatinya.

Ditya yang tak kalah kesal, langsung menyuguhi Safir dengan jawaban sewot. "Yaudah sih! Gue cuma bercanda kali. Lo aja yang terlalu diambil hati. Dasar mujuk! Singa lo!"

"Lah, apaan? Mujuk? Singa?" tanya Safir bingung.

"Bingung-bingung dah lo muka jutek!" jawab Ditya.

"Oh gue jutek? Fine!" kesal Safir lagi.

Tanpa aba-aba, Ditya langsung merangkul Safir menuju ke taman belakang tanpa menghiraukan celotehannya yang masih berlanjut.

Mereka duduk dan Ditya mencoba mengalihkan pembicaraan."Lo mau cerita apa, Fir?"

Safir menjambak pelan rambutnya."Gue bingung sumpah, Dit!"

"Kenapa bingung? Apa yang lo bingungin? Cerita aja, siapa tau gue punya solasi, eh solusi." ucap Ditya sambil merayu Safir agar bercerita.

Safir menatap Ditya tajam karena tadi, Ditya sempat sedikit tak serius.

"Ini serius, Dit. Lo jangan bercanda tai!"

"Iya-iya. Maaf ya singa, gue khilaf ampun." jawab Ditya.

"Hmm..gue bingung sama perasaan gue, Dit." akhirnya Safir memulai ceritanya.

"Sama. Gue juga bingung, Fir. Bingung sama perasaan gue ke lo." batin Ditya.

"Bingung kenapa, Fir?" tanya Ditya penasaran.

"Gue suka gak sih sebenarnya sama Alan? Apa cuma perasaan numpang lewat aja? Tapi kok kayaknya gue merasa cukup serius gitu suka sama dia. Tapi entahlah. Gue bingung." ucap Safir bimbang.

Ditya memegang kedua pundak Safir. "Lo harus yakinin perasaan lo, Fir. Kalau lo suka ya nyatain suka, kalo ngga ya nyatain ngga. Jadi cewek harus jelas! Gak boleh setengah-setengah. Nanti lo malah dibilang cewek gak jelas lagi. Gue bukan menghina lo, tapi gue cuma nasehatin lo aja sebagai sahabat yang baik. Dan lo itu sahabat gue yang juga tanggung jawab gue." Ditya menasehati Safir sepanjang jalan kenangan *ehh?

Safir mengangguk paham. "Iya, Dit. Thanks ya udah jadi sahabat yang paling baik buat gue. Gue gak bakal pernah lupain lo dan kita bakal selalu bareng selamanya kan?"

"Yes, forever. You and I, Safir my lovely lion." jawab Ditya mantap.

Setelah itu, Safir pergi meninggalkan Ditya untuk mengambil beberapa minuman dan makanan ringan di dalam rumah.

Tiba-tiba, Ditya mengingat sesuatu.

Sms dari papa nya.

Mungkin ia akan membalasnya, jika ia sudah mempunyai jawaban yang tepat agar papa dan mama nya tak pergi mencarinya, dan juga Dinda.

To : Papa

Pa, maaf baru bisa bales. Aku sama Dinda gapapa kok pa disini. Papa sama mama gak perlu khawatir. Kita pasti bakal pulang. Tapi gak tau kapan. Kita masih belom siap come back to home pa. Harap maklumin kami ya. Kami masih sedikit trauma melihat kejadian itu, sehingga kami belom sanggup balik ke rumah. Please understand we pa, ma.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang