Part 23 : Feelings

864 70 12
                                    

Gimana kalo sebelum baca, vote dulu😂

Author POV

Safir sampai di rumahnya. Ia tak mendapati mami ataupun papinya. Mungkin mereka masih bekerja. Hujan deras masih mengguyur diluar sana. Dan Safir sendirian. Ia duduk di sofa ruang tamu. Banyak chat line dan telepon dari Alan, Ditya dan beberapa teman temannya. Namun Safir menghiraukan semua itu. Ia hanya mau sendirian dan tak mau diganggu.

Tiba tiba, bi Lela datang menghampiri Safir.

"Non udah pulang? Mau bibi bikinin teh anget, non? Suasananya lagi dingin loh ini." kata bi Lela.

Saran bi Lela berhasil membangkitkan sedikit mood Safir. "Boleh deh, bi." jawab Safir.

Bi Lela tersenyum dan langsung pergi ke dapur untuk membuatkannya teh.

"Gue banyak pikiran banget ya Tuhan, sampe gue pusing gini." ucap Safir sambil memegang kepalanya.

Bi Lela datang membawa secangkir teh dan menaruhnya di meja.

"Non sakit? Kok megangin kepala, non?" tanya bi Lela khawatir.

Safir menggeleng. "Engga kok, bi. Cuma agak pusing aja. Ntar juga baikan kok." kata Safir.

Bi Lela masih menampakkan muka khawatirnya. "Di minum dulu, non teh nya biar enakan badannya."

Safir mengambil teh pemberian bi Lela dan meminumnya perlahan lahan. Tiba tiba, terdengar suara bel rumah. Ada yg datang.

"Saya buka pintu dulu ya, non. Ada yg mencet bel." kata bi Lela.

Safir mengangguk. Lalu, bi Lela pergi membuka pintu.

Kepala Safir semakin sakit. Ada apa ini? Tumben sekali kepalanya begitu pusing sampai matanya agak berkunang kunang.

Ketika Safir berdiri, dan hendak berjalan ke arah tangga, ia sudah tak kuat. Matanya sangat berkunang kunang dan beberapa saat kemudian, pandangannya,

Gelap.

~~~

Kamar Safir mendadak ramai. Mami papinya sudah pulang dan di tambah kedatangan tante Alana dan om Tyo serta anak mereka yg juga sepupu Safir, Fero.

Safir perlahan membuka matanya. Yg pertama ia lihat adalah Allen, maminya.

"Fir, kamu udah sadar?" tanya Allen.

Safir masih mengedipkan matanya. Ia berusaha memperjelas pandangannya.

"Aku dimana, mam?" tanya Safir pelan.

"Kamu dikamar, sayang. Tadi kata bi Lela kamu pingsan di dekat sofa." jelas Allen.

Oh iya, Safir ingat. Ia pingsan karena kepalanya sudah sangat pusing. Lalu ia jatuh di dekat sofa. Tapi...siapa yg mengangkatnya ke kamar? Apa iya bi Lela? Ah rasanya tak mungkin. Lalu...siapa?

"Oh gitu ya, mam. Terus yg ngangkat aku kesini siapa? Bi Lela? Tapi kan, aku sama bi Lela badannya gedean aku. Lagi pula aku berat. Man--" ucapan Safir terputus.

"Iya lo berat banget." sambar lelaki  yg muncul dari belakang Allen.

Safir langsung memandangnya aneh. Ternyata itu..

Ditya.

"Di..t..ya...?" ucap Safir ragu.

"Hai." sapa Ditya.

Safir hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya ke arah Alana dan Tyo serta Fero.

"Eh ada tante Alana sama om Tyo. Hai tan, om. Ada bang Fero juga ternyata. Hai bang." sapa Safir.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang