Part 18 : Back Smilling

1K 66 1
                                    

Author POV

Ditya mengucapkan sebuah kata yg sontak membuat Safir kaget sekaligus lega.

"Gapapa." ucap Ditya santai.

Safir kaget. Tapi batinnya terasa lebih tenang. Karena ia berhasil menyampaikan hal itu dan, kabar baiknya, sepertinya Ditya tak marah.

"Lo gak marah..kan?" tanya Safir ragu ditambah gugup.

Ditya menggeleng. "Enggalah. Ngapain gue marah. Mungkin emang bukan rezeki dan jodoh buat gue. Ini semua udah diatur oleh takdir, fir. Dan kita gak bisa mengubahnya. Gimana pun itu caranya." jelas Ditya.

"Kecuali Tuhan memang berkehendak." sambung Ditya.

Safir menghela nafas panjang. "Huhh..gue kira lo bakal marah gak ngedapetin hatinya Saras."

"Sebenernya gue marah kalo gak ngedapetin hati lo fir. Sayang, semua sudah diatur di suratan takdir. Dan gue gak bisa membantah. Gue cuma bisa ngejalanin yg terbaik aja." batin Ditya.

"Enggalah. Hmm..balik yuk? Bentar lagi bel." ajak Ditya.

Safir mengangguk. Mereka berjalan berdampingan menuju ke kelas. Mereka sempat menjadi buah bibir para siswa siswi saat diperjalanan. Pasal nya, mereka sangat akrab dan romantis, seperti layaknya orang pacaran.

Mereka pun berpisah di perbatasan koridor 11 IPA dan 11 IPS.

"Yahh pisah deh. Syedih aku makk.." ujar Ditya yg berbahasa alay bin lebay.

Safir mengernyitkan dahinya dan menaikkan satu alisnya. "Heh. Sejak kapan lo jadi lebay gini? Alay pula." ledek Safir.

Ditya berpose seperti sedang berfikir. "Hmm..kapan ya? Abang lupa dek." ucap Ditya yg membuat Safir semakin geli.

"Najis ih lo dit. Gila dasar." ucap Safir sambil tertawa kecil.

Ditya tertawa. "Hahaha. Yaelah canda sih fir. Udah sono balik. Belajar yg bener, jangan bandel kalo di kelas." nasehat Ditya.

Safir mengangguk seraya tersenyum. "Siap bos. Lo juga ya, belajar yg bener."

Ditya mengacungkan jempolnya. "Sip, tenang aja."

Akhirnya mereka pun berpisah. Ditya menuju ke kelasnya, Safir pun melakukan hal yg sama.

Ketika Safir hendak melewati kelas 11-2, pergelangan tangannya di pegang seseorang. Safir merasa risih. Ia berusaha melepasnya, tapi sulit. "Hey apa apaan si nih!" ucap Safir marah.

Ketika ia menoleh, di lihatlah ia. Alvin.

"Bang Alvin?" ucap Safir kaget.

"Sorry gue lancang. Gue cuma lagi buru buru." ucap Alvin.

"Ada apa bang?" tanya Safir.

"Hmm..gue nanti malem mau nembak Alisha, fir. Via line." ucap Alvin.

Safir tersedak. Ia mendadak batuk batuk. "Menurut lo gimana?" sambung Alvin.

"Uhuk..uhuk.. Hmm..kalo menurut gue sih yaa terserah lo aja, bang. Kalo menurut lo itu yg terbaik ya silahkan. Pikirin lagi biar mantep. Alisha jomblo kok, bang." jelas Safir.

Friendship or Relationship? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang