BAB 35 - Hana and Revenge

Start from the beginning
                                    

"Sekarang?!"

"Sekarang!"

* * * *

Sampailah mereka berdua di toko baju ala Eropa yang menjual perlengkapan lengkap mulai dari furnitur sampai ke pakaian. Hana dan Axel lalu pergi ke sektor kostum. Mereka berdua mencoba-coba bermacam baju sampai akhirnya mereka berdua menemukan yang cocok. Axel sampai ketiduran lagi saat menunggu Hana keliling-keliling untuk mencari yang pas.

Seusai belanja, mereka berdua berjalan di jalanan kota ini. Hana kagum saat melihat sekeliling kota ini yang sangat berbeda jauh dan berkebalikan dari kota New York atau kebanyakan kota besar lainnya. Di sini, udaranya bersih dan orang-orangnya ramah ditambah bangunan unik yang semuanya berbahan kayu yang bikin tempat ini betah hanya dengan berjalan kaki.

"Wow, walaupun kota ini kecil, semua kebutuhan lengkap ya?" ucap Hana terkesima. Ia yang biasanya malas belanja jadi membeli banyak barang sekaligus oleh-oleh untuk Fey dan Hani beserta anaknya.

"Makanya kota ini disebut kota emas," jawab Axel di sebelahnya, mereka berdua sekarang mengunci lengan masing-masing.

"Eh? Beneran?" tanya Hana makin terperangah.

"Enggak."

Melihat ekspresi Hana yang jengkel, Axel malah ketawa dan mencapit hidung Hana.

Hana akhirnya berhasil menangkis tangan Axel saat ingin kembali mencapit hidungnya yang sudah nyut-nyutan ini. Hana lalu melihat ke langit, tak sadar hari sudah gelap. Sudah berapa lama mereka berdua belanja sampai lupa waktu begini?

"Xel, ke taman hiburan yuk!" ajak Hana kini dengan wajah ekspresif.

Axel mendengus.

"What? " Alis Hana bertaut.

"Nothing. Di sini adanya karnival malam tapinya."

Hana menggeleng. "Gak masalah!"

Mereka berdua akhirnya sampai lagi di tempat tujuan, tempat yang sekarang Hana lihat ini persis seperti yang Hana lihat di internet yang ternyata memang nyata. Semuanya dipenuhi warna–warni, wahana seru dan berbagai macam permainan yang sering Hana lihat di film-film. Ingin sekali Hana mencoba segala permainan di sini kalau Axel gak berjalan seperti keong. Wajahnya seperti niat gak niat berada di sini.

"Coba itu juga yuk, Xel!" Hana menunjuk sebuah stand permainan tembak-tembakkan. Jika berhasil menembak salah satu target yang bergoyang cepat, mereka akan mendapatkan hadiah sesuai persyaratan berapa banyak mereka tembak dengan pistol air. Sebenarnya sudah banyak wahana dan stand yang mereka berdua coba tapi kali ini. Hana merasa sangat tertarik dengan permainan satu ini, apalagi melihat hadiah utamanya terlihat sangat lucu.

Axel meringis. "He-eh, yakin?" Ia tersenyum sungging.

"Kenapa? Takut?" tantang Hana dengan ekspresi yang tak jauh berbeda.

Axel merenggakan tangannya. "Siapa takut?"

Akhirnya mereka berdua mencoba permainan tersebut dan tak seperti Hana kira, ia kalah mutlak dari Axel sendiri. Ia hanya berhasil menembak satu sasaran sedangkan Axel sudah puluhan lebih bahkan membuat tontonan orang-orang. Si punya game melongo takjub pula pada skill Axel ini.

Semua penonton bertepuk tangan meriah. Axel meniup pistolnya lalu tersenyum sungging pada Hana. Hana memutar bola matanya.

"Nih," ucap Axel.

Hana yang terduduk lelah di bangku, mendongak dan mendapati boneka raksasa kelinci di depannya. Hana perlahan menerimanya. "Ini... buat aku?"

"Ya iyalah masa ya iya dong. Kamu mau ini kan sejak awal?"

[2] Dear Mr CEO | ✔Where stories live. Discover now