"Aku carikan kemana-mana ternyata..." Ia menutup mulutnya. "Kak Hana?!"

Hana tersenyum. "Airin."

"Wahh, lama gak ketemu. Kakak makin cantik aja!" serunya sambil menggenggam tangan Hana dengan erat.

"Makasih. Kamu juga," balas Hana.

Airin menatap Hana dari atas ke bawah, ia menyengir. "Pasti di sana banyak yang naksir kakak!"

"Enggak kok!" Hana mengibaskan tangannya.

"Kakak ngapain di sini?" tanya Airin yang sekarang duduk di sebelah Hana.

"Oh, aku ada seminar di kampus besok," jawab Hana.

"Wah keren, kapan ya aku kayak kakak?" ucap Airin lalu mengerutkan bibirnya.

Arif mengacak rambutnya. "Makanya belajar yang bener!"

Airin memang masih belum selesai kuliah daripada mereka berdua, yang merupakan junior Hana.

Hana tertawa kecil dan gemas melihat mereka berdua apalagi pancaran cinta dari mata mereka berdua tak bisa dihiraukan. Syukurkan kalau mereka berdua bahagia.

* * * *

Keesokan harinya, Hana melakukan seminar dengan lancar sebagai motivator fakultasnya. Ia tak menyangka diposisinya sekarang bisa memotivasi juniornya dan mereka bisa menerimanya dengan baik.

"Good job, Ms Agatha!" seru mantan dosen Hana seusai seminar.

"Thank you, Mr Jordan," jawab Hana tulus pada dosen bahasanya ini.

"Saya dengar kamu keterima di perusahaan publishing ternama, congratulations! "

Sekali lagi Hana berterimakasih padanya, tak hanya dosennya saja seusai acara banyak junior dan peserta seminar mengucapkan selamat, pujian, bahkan ada yang minta foto! Berasa artis saja.

Setelah acara itu, ia mampir ke sekolah lamanya juga SMA Bina Jaya, mumpung sekolah sepi karena hari libur, Hana masuk dan duduk di bawah pohon yang katanya lagenda.

Ia bernostalgia dengan memorinya dulu. Ia tersenyum sendiri memikirkannya, banyak kejadian konyol dan lucu di sini dan disini juga tempat pertama kali bertemu dia. Sungguh ia ingin kembali mengulangnya lagi, untuk bertemu dan menyelamatkannya.

Sebelum pulang, ia juga menyempatkan diri ke kuburan orangtuanya beserta kakeknya pula. Tak lupa ia memanjatkan do'a kepada mereka semua.

* * * *

Hana sudah biasa disambut oleh kegelapan dan sepinya rumahnya, yang baginya sudah biasa. Tapi, ia tak bisa mengungkiri rasa kesepian dan kerinduan kepada keluarganya. Hana bergeleng. Berupaya melepas pikiran tersebut sebelum ia terpuruk lagi dalam kesedihan.

Sebelum masuk ke dalam, Hana mengambil paket atau surat-surat dari kotak surat rumahnya. Dengan wajah bosan Hana memeriksanya satu persatu dari puluhan yang ia dapatkan. Kebanyakan darinya adalah surat tagihan dan hanya iklan semata.

Tapi ada satu paket yang menarik perhatian Hana. Alisnya bertaut melihat amplop yang berukuran sedang dan cukup tebal. Dari alamat pengirimnya yang baru sampai belum lama ini, berasal dari New York. Penasaran dari siapa karena tidak ditemukan nama pengirim, Hana segera membuka pembungkus paket tersebut.

For Hana
From You Know :)

Mata Hana melebar, jantungnya berderu cepat. Hana kenal betul tulisan tangan ini.


Dengan tangan bergetar, Hana membuka paket map tersebut secara perlahan dan satu persatu ia baca dengan menahan air matanya. Segala perasaan, emosi dan curahan hatinya ada di dalam surat ini, surat ini rupanya ditulis sejak kepergiannya. Diantaranya yang paling menyentuh hatinya,

[2] Dear Mr CEO | ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя