Part 28

1.2K 139 8
                                    

5 HARI KEMUDIAN..
.
Seseorang harus merasa kehilangan dulu baru menyesal, tapi giliran sudah menyesali perbuatanya, mereka justru akan sulit untuk mendapatkan kesempatan itu kembali..
.
Apa itu yang sedang dia rasakan?
.
Aku pikir dia benar mencintaiku, ternyata dia hanya mencintai darahku.. Aku pikir dia benar ingin menjagaku, ternyata dia melukaiku..
.
Entah apa yang aku rasakan sekarang.. rasa takut, benci, kesal, marah, kecewa dan depresi.. bergabung menjadi bangunan yang kokoh di dalam diriku..
.
Aku meringkuk di atas ranjang kamarku dulu.. dengan kaos longgar dan kusut yang aku pakai di rumah orangtuaku.. semenjak 5 hari suamiku memintaku pulang kembali ke rumah orangtuaku..
.
Tanpa sempat mengambil pakaian ku di dalam lemari pakaian kami di apartmn.. tanpa sempat mengambil tas milikku di atas nakas.. dan tanpa sempat mengambil semua peralatan makeup ku di meja rias di dalam kamar kami..
.
Dengan berat aku berjalan menuju meja rias di dalam kamarku di rumah orangtuaku.. duduk diatas kursi, membuka laci dan kulihat gunting yang tergeletak begitu saja di dalam laci..
.
Kuambil gunting ini dengan tangan kanan ku..
.
"Dia seorang vampire?" Ucap ku tersenyum melihat gunting yang aku pegang sekarang..
"Dan dia menginginkan darahku?"
"Lalu.. jika aku melukai diriku apa dia akan datang? Dan menghisap darah ku lagi?"
.
Aku yang tertawa dan tersenyum meletakan gunting yang aku pegang dan sedikit menekan nya pada lengan kiriku..
.
Saat aku akan menggoresnya dan membuat luka sayat pada perelangam tanganku..
.
BRUK..
Seseorang membuka pintu kamarku tiba-tiba..
.
Seorang yoeja paruh baya membawa nampan kayu berisi piring nasi dan segelas susu berdiri di daun pintu.. Aku hanya menoleh nya dan masih menggenggam gunting pada tangan kananku..
.
"YA TUHAN!! APPA JIWON!!!" Teriak eomma..
.
PRANG..
Piring dan gelas yang eomma bawa terjatuh dan berserakan di lantai..
.
Appa ku datang dan masuk berlari ke arah ku, mengambil gunting pada tangan dan melemparkan nya menjauh dari tubuhku..
.
"Jiwon berhenti!!! Ya tuhan.. sebenarnya apa yang terjadi padamu!!" Appa yang berdiri di sampingku dan aku masih duduk di kursi meja rias..
.
Aku tidak bisa berbuat apapun, kecuali berkata bahwa aku sangat, sangat, sangaaaat.. merindukannya..
.
Aku menyentuh perutku dan memandangnya.. apa kah aku tidak boleh memiliki seorang anak? Apakah aku tidak boleh memiliki janin dari suamiku sendiri?
.
Yaitu suamiku yang tidak lain adalah seorang iblis..
.
Eomma dan appa yang selalu menghubungi sehun untuk meminta penjelasan karena istrinya yang menangis hilang arah pulang ke rumah orang tuanya tapi ponsel sehun tidak pernah aktif.. Mereka selalu bertanya apa yang telah sehun lakukan padaku hingga bibirku terluka.. mereka berfikir bahwa sehun memukul wajahku dengan tangannya hingga terluka..
.
Apa aku harus mengatakan bahwa suamiku adalah seorang iblis? Dan suamiku mengigit bibir dan menghisap darahku? Apa yang akan orangtuaku katakan nanti? Bahwa seorang choi jiwon mengalami gangguan mental?
.
Makhluk yang sangat di benci oleh keluarga kami.. apa aku harus mengatakan yang sebenarnya pada kedua orang tua ku agar sehun tidak pernah datang lagi kedalam hidupku? Apa aku harus melakukan itu?
.
Fakta yang tidak bisa aku sangkal adalah..
.
Aku sangat mencintainya..
.
Entah mengapa walaupun aku mengetahui dia adalah seorang iblis.. makhluk yang membunuh joy sahabatku sendiri.. tapi aku benar-benar sangat mencintainya..
.
"Kamu tidak bisa terus mengurung dirimu sendiri di dalam kamar!! Appa tidak bisa membiarkan anak appa satu-satunya menderita seperti ini!!" Teriak appa memelukku..
"..."
.
Aku hanya diam di pelukan appa ku.. tanpa suara dan kata-kata.. hanya air mata yang menetes di pipiku..
.
Sore harinya..
.
Appa dan eomma mengajakku berbelanja ke Supermarket di tengah kota seoul.. seberapa kali aku menolaknya tapi appa dan eomma memaksaku untuk ikut agar tidak diam di dalam kamar seperti 5 hari yang lalu yang aku lakukan..
.
Saat appa menunggu di parkiran.. aku dan eomma mendorong trolly dan mencari bahan makanan..
.
"Jiwon tolong jaga trolly nya.. eomma akan melihat daging segar disana.."
"..." aku hanya menganggukan kepala yang berarti iya..
.
Saat aku mendorong trolly.. kemudian aku berhenti di salah satu snack kesukaan sehun.. suamiku..
.
Aku yang mencoba mengambil nya dan meraihnya dengan tangan kanan ku.. snack itu..
.
"Kau mau ini?"
"Eoh?"
.
Ku lihat tangan kekar seorang namja yang memebantuku mengambil snack dan mengambilnya untukku..
.
"Kamsa.. hamnida.." ucapku..
"Sampai sekarang kau masih sungkan untuk minta tolong ya.."
.
Suara ini.. chanyeol sunbae..
.
"Halo jiwon.. sudah lama kita tidak bertemu ya.. bahkan di pemakaman joy saja kita tidak sempat bertemu.." ucapnya..
"..." aku hanya tersenyum..
.
"Kalau tidak salah terakhir bertemu saat kau menikah.. kkk.. sayang sekali kau sudah mejadi istri orang.." ucap nya tersenyum..
"Ah.. ne sunbae.. jangan mulai.."
"Jangan mulai? Aigoooo.."
.
PLAK..
tamparan kecil yang chanyeol sunbae lakukan dengan jari telunjuk nya pada keningku dengan sangat pelan..

I am the Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang