[PRIVATE] Apa benar darah ku ini akan menyelamatkan ku dari kematian lagi? Ataukah darah ini membawa ku dalam jalan menuju kematian..
.
Appa ku sangat lekat dengan agama yang kami anut.. Dia selalu pergi ke gereja setiap minggu untuk beribadah d...
Tahun 2006 (Winter) . 10 Tahun yang lalu.. . Aku yang bergegas bersiap menyiapkan mantel hangat dan beberapa hot pack dengan jumlah yang banyak ke dalam ransel.. kubuka lemari pakaian dan ku pakai sweater tebal berwarna merah maroon dan celana hitam tebal dengan scraft bulu berwarna abu-abu yang eomma berikan padaku 1 minggu lalu.. . "Jiwoonaaah.. ayo berangkat sayang.. eomma sudah menyiapkan pakaian hangat jangan bawa terlalu banyak.." "Ne.. eomma.." ucap ku yang cepat mengambil tas dan keluar dari kamar.. . BRUK.. . "Jiwon.. sudah siap?" "Mmm.. appa dimana?" "Apa sedang memanaskan mobil.. ayo bantu eomma angkat makanan ini.." "Ne.." . Aku yang mengangkat 2 box makanan dan membawa nya masuk ke dalam bagasi mobil kami.. appa yang terlihat sangat bahagia hanya bernyanyi dan memainkan music kesukaan nya.. . Perjalanan musim winter menuju Mount Sorak yang terletak di provinsi Gangwon.. Kami harus menempuh 4 jam perjalanan dari seoul.. dan butuh sekitar 3 jam lagi mencapai puncak tertinggi gunung Sorak.. . Aku duduk di bangku belakang melihat 1 buah botol yang aku pegang.. apa kalian tahu bunga edelweiss? Bunga yang tidak akan pernah mati.. . Apa yang aku lakukan di bukit gunung bukan melihat indah nya pemandangan dan meminum satu cangkir teh hangat yang orang dewasa lakukan.. tapi aku memetik bunga edelweiss dan memasukan nya ke dalam botol.. lalu membawanya pulang ke seoul..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tersenyum melihat ranting pepohonan cemara yang berkumpul membeku dan beberapa tumpukan salju yang menggantung diatas nya terlihat indah.. . Tidak terasa kami sampai di Pegunungan Sorak yang terdapat di provinsi Gangwon korea selatan.. appa memarkirkan mobil milik kami di bawa kios pengamanan.. sebelum mendaki kami harus mendaftarkan diri di pos keamanan di bawah bukit gunung ini.. . "Selamat pagi.." ucap seorang ajussi dengan wajah yang paruh baya tersenyum.. "Pagi.. kami bertiga akan naik ke puncak gunung sorak.. apa cuaca hari ini bagus dan aman untuk di daki?" Tanya appa yang memegang lembut lengan kecil ku.. . "Pagi ini sangat aman dan tidak ada angin topan maupun badai.. kalian diperbolehkan mendaki.. silahkan isi data diri disini.." . Aku yang berjalan dan berdiri di samping eomma menunggu syarat-syarat semua lengkap dan kami mulai mendaki.. . Kami mulai melakukan pendakian gunung sorak.. tidak banyak pengunjung yang datang kesini.. pegunungan ini terdapat beberapa desa kecil dan rumah-rumah kecil milik penduduk disini.. satu buah gereja yang berukuran mungil terdapat di puncak gunung sorak ini.. . "Jiwon.. ayo jalan bersama eomma.. jangan berlari.. ayo nak.." teriak eomma yang berjalan berdua bergandengan bersama appa.. . Usia ku 10 tahun berbeda dengan appa dan eomma ku yang sudah memeliki umur berkepala 3.. kami sudah mendaki sekitar 100.000 kaki dari permukaan laut tapi appa dan eomma seperti nya sangat lelah.. . "Eomma!! Ayoo!! Kenapa kalian jalan nya sangat lama!!" Aku yang sedikit berteriak dari arah atas.. kami memiliki jarak yang lumayan jauh sekitar 10meter.. "Jiwon sayang jangan lari nanti kamu terjatuh nak!" Teriak appa yang meninggalkan eomma dan mencoba berlari menyusulku.. . "Appa.. jiwon tidak lari.. tapi appa yang jalan nya sangat lama.." "Apa yang kamu cari sayang? kemari.." . Bunga edelweiss yang berada di puncak gunung di musim dingin yang aku cari.. tapi kenapa aku belum menemukan nya.. . Aku yang berjalan sedikit cepat meninggalkan appa dan eomma dan berlari melihat dibalik semak-semak.. . "Huwaaa.. daebak.. bunga nyaa banyak sekali.." aku yang membuka mulut dan terdiam sedikit tercengang melihat lahan bunga edelweiss yang tumbuh lebat diantara salju-salju dipugunungan ini di puncak gunung sorak..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. Aku yang cepat memetik bunga-bunga ini dan memasukan nya ke dalam botol yang aku bawa dari seoul.. . Jika aku kembali ke seoul aku akan memperlihatkan ini pada teman-teman ku di kelas esok hari.. hihihi.. pasti mereka akan suka.. atau jika aku bisa membawa semua nya.. rasanya aku ingin memberikan teman-teman ku 1 buah bunga edelweiss.. . Tidak terasa aku semakin sibuk memetik bunga dan memasukan nya ke dalam botol.. tapi.. . Pergerakan ku berhenti ketika.. . "Aww!!!! Hhhh.. appo.. hiks.. hhh.." aku yang menangis melihat jari manisku yang sedikit sobek karena tergores tangkai yang sedikit berduri.. lalu kulihat darah yang menetes dan membeku diantar tumpukan salju.. menodai salju yang berwarna putih berubah menjadi merah.. . "eomma.. tangan jiwon sakit.. hhh.. hiks.. hiks.. hiks.." aku yang duduk berlutut di atas salju masih melihat darah yang menetes di jari telunjuk tangan kanan ku.. . Tapi.. . "Eomma?? Eomma?? Appa??" Ucap ku yang mulai menyadari dan kebingungan karena appa dan eomma yang sudah tidak ada di belakangku.. kemana mereka pergi.. ya tuhan.. . "Appa dimana??!! Appaa!!! Hiks.. hiks.. eomma???" Aku yang sedikit berlari dan membuka semak-semak daun cemara mencari arah jalan pulang.. . Tapi apa yang aku dapatkan.. . BRUK.. . Satu buah akar pohon yang besar membuat kaki ku tersandung dan aku terjatuh.. . "Hiks.. hiks.. eomma.. jiwon ingin pulang.. hhhhh.. eomma.." . Lutut kaki ku yang kembali luka dan tumpukan salju ini kembali berubah berwarna merah..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
