Speechless

3.6K 252 6
                                    

"Do you love her?" tanya Irina.

"But the truth is I'm not good enough. Mencintaiku adalah sebuah kesalahan katanya. Apakah itu semua masuk akal?"

Irina tidak menjawabnya, ia melihat wajah Marc yang serius menanyakan perihal itu padanya.
Apakah ini saatnya ia berterus terang? Tetapi, Irina takut akan konsekuensi nya. Kehilangan Marc dari sisi nya.

"Marc, pernahkah kau melakukan kesalahan akan sesuatu? Dan karena kau merasa bersalah dan ingin mengatakan sejujurnya namun kau takut menghadapi konsekuensinya?" tanya Irina balik.

"What happen?" tanya Marc dengan nada menekan.
Irina seolah-olah mengerti jika Marc sedang curiga akan pertanyaannya.

"Maafkan aku Marc. Aku tidak seharusnya melakukan ini semua" Irina menundukkan kepalanya.

"Melakukan apa? Irina, melakukan apa?" Marc terlanjur penasaran.

"Maafkan aku Marc. Aku yang menyebabkan pertengkaran diantara kalian" aku Irina.

"Pertengkaran kalian? Apa maksudmu?" Marc mentautkan kedua alis nya tak mengerti.

"Aku bertemu dengan Emma dan menceritakan kejadian malam itu saat kau mabuk" jujur Irina.

Marc terlonjak kaget, Irina menceritakan kejadian itu pada Emma? Pantas saja. Tetapi kenapa Emma tidak berterus terang saja?

"Apa kau sudah gila? Kau tau apa yang telah kau lakukan?" tanya Marc dengan nada membentak. Ia berdiri menatap tajam Irina.

"Marc... Aku bisa jelaskan ini. Ini semua karena..."

"Karena apa? Ada apa dengan dirimu?" potong Marc.

"Aku benar-benar minta maaf Marc. Aku lakukan ini semua karena..." mata irina mulai berkaca-kaca. Pandangannya mengabur. Suara nya pun tak kalah serak.

"Karena apa? Karena apa?" menurut Irina, Marc terlalu keras membentaknya. Ia tidak biasa diperlakukan seperti ini.

"Karena Emma telah merenggut semua apa yang telah aku miliki!!!" bentak Irina tak kalah keras. Ia harus berjuang mengeluarkan suaranya karena ia tau ia tak biasa bersuara keras.

"Apa?" Marc mentautkan kedua alis nya.

"Ya! Emma telah merenggut apa yang aku miliki. 2 tahun yang lalu, aku mendaftarkan diri untuk mengikuti pendaftaran aktris managemen di Inggris. Aku hampir mendapatkannya namun gadis yang bernama Emma Watson datang dan menghancurkan harapan ku. Kedua, aku kembali mendaftarkan diri untuk mendapatkan peran di film terbaru itu, aku hampir berhasil dan menandatangani perjanjian, namun apa? Emma kembali merebutnya dariku dengan mudahnya. Dan yang paling menyakitkan, Camilla teman dekat Emma, merebut Raul dariku. Bahkan Emma tidak merasa bersalah sedikit pun karena terus membantu pernikahan Camilla. Kita akan bertunangan Marc! We almost had it all. Aku hampir bertunangan dan berbahagia dengan Raul Gonzales yang sekarang menjadi suami Camilla. Can you imagine how much pain living in my heart? Aku di belakang nya, aku terus di belakangmu. Aku terus mencoba untuk menjadi yang terdepan. Tetapi semuanya selalu gagal" jelas Irina berapi-api. Air hangat mengalir deras dari pelupuk mata Irina.

Marc yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Tidak pernah ia sangka ternyata selama ini Irina selalu membuntuti Emma. Dibelakangnya dan terus mencoba mengejarnya.

"Sekarang, saat ini, adalah giliranku Marc. Aku mendapatkan satu hal yang berharga bagi Emma. Dirimu. Walaupun aku tau kau tidak akan pernah bisa mencintaiku" lanjut nya.

Marc masih saja berdiri terpaku. Sejujurnya, ia merasa marah dan kecewa pada Irina, tetapi disisi lain ia merasa kasihan pada Irina. Wajah yang selalu dihiasi senyum dari bibir seksi nya itu kini menangis hebat. Wajahnya kusam dan lelah.

New Romantics (Marc Marquez Fanfict)Where stories live. Discover now