Lost Then Found

3.7K 225 10
                                    

"Kau yakin dengan rencana ini Emm? Sebenarnya siapa yang ingin kita temui? Kenapa kita harus membawa Matilda?" Andres terus membombardir Emma dengan semua pertanyaan tersebut.

Emma mengendarai mobil itu dengan cepat. Memang Emma yang memaksa agar Andres duduk diam di kursi samping, karena menurutnya cara menyetir Andres terlalu pelan dan santai. Tidak ada waktu lagi.
Pertanyaan Andres tak Emma hiraukan.

Sesampainya di panti, Emma dan Andres keluar. Tak perlu waktu lama bagi Emma menemukan seorang ibu panti dan Matilda. Mereka ada di taman samping sedang bermain sebuah ayunan yang hampir berkarat. Emma memandang tempat taman itu iba. Betapa kurangnya fasilitas disini. Semua arena bermainnya kurang layak, cat di dinding perlahan mulai mengelupas.

"Hey Matilda..." sapa Emma senang.

"Matilda, sapa idola-mu disana.." tunjuk sang ibu panti pada Emma setelah ia melihat kedatangannya.

Matilda mendengarkan ucapan sang ibu penggantinya itu dan pandangannya mengikuti arah jari telunjuk ibu panti tunjukkan.
Senyum Matilda mengembang tatkala ia melihat wajah Emma dan Om Andes-nya sedang berjalan kearahnya. Sontak Matilda berlari dan memeluk mereka berdua secara bergantian.

"Kalian ingin bermain denganku hari ini?" tanya Matilda dengan suara cemprengnya.

"Uhm, Matilda. Tentu tapi kita tidak akan bermain disini. Bagaimana?" balas Andres berjongkok agar pandangannya sejajar dengan Matilda.

Andres melirik Emma yang sedang berbincang dengan ibu panti, meminta ijin untuk membawa Matilda keluar hari ini. Semoga saja Emma berhasil. Lagipula, anehnya Emma mengajak Andres keluar menemui seseorang yang bahkan Andres tidak diberitahu siapa.

"Nyonya, bolehkah aku membawa Matilda keluar sebentar?" ijin Emma.

"Untuk apa?" tanya ibu panti membetulkan kacamata minus-nya.

"Ini terdengar aneh tetapi aku tau siapa orang-tua Matilda. Dan sekarang aku mencoba mencarinya" jelas Emma berbisik.

"Apa? Itu tidak mungkin." bantah ibu panti.

"Aku serius nyonya. Tolonglah. Hari ini saja" Emma menangkupkan kedua tangannya memohon.

Ibu panti tersebut terlihat berpikir keras. Jika ia mengijinkan dan menulis absensi keluar-masuk tanpa alasan yang jelas, yakinlah Matilda tidak mendapat ijin tersebut. Tetapi melihat ekspresi Emma yang begitu memohon dan karena foto selfie berdua mereka kemarin, sang ibu panti satu ini luluh juga. Anggukan kecil ia lemparkan pada Emma.
Senyuman di bibir Emma merekah.

"Terimakasih. Kami tidak akan lama" balas Emma langsung pergi.

Emma berbalik dan memberikan sinyal pada Andres untuk langsung memasuki mobil dan bergegas menuju Cervera.
Selama perjalanan, Andres menahan nafasnya karena cara menyetir Emma yang seperti pembalap F1 saja. Walaupun Andres mengagumi penampilan Emma kali ini yang memakai baju ketat berwarna putih di tutupi dengan cardigan dan di padu padankan dengan jeans biru kesukaannya. Matilda yang ada di belakangnya sudah terlelap di alam mimpi.

Tak butuh waktu lama bagi Emma untuk sampai di kota kelahiran Marc.
Pikiran Emma dengan cepatnya teralihkan oleh semua hal tentang Marc kemarin. Sisa-sisa rasa amarah dan cemburu itu masih membekas. Ia masih ingat betapa kesalnya Emma tatkala Marc menutup telfonnya begitu saja.

"Emma, sebenarnya kau akan membawa kita kemana?" pertanyaan Andres menyadarkan Emma dari lamunannya.

Fiuh, Emma sadarlah dirimu sedang menyetir, batin Emma.
Ia menoleh dan menemukan pemandangan unik, Matilda sudah bangun dari tidurnya dan sedang duduk dipangku oleh Andres. Matilda memandang Emma dengan pandangan polosnya.

New Romantics (Marc Marquez Fanfict)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें