Hey, I Didn't Mean to Break Your Heart!

5.1K 410 8
                                    

Marc berulang kali berjalan mondar-mandir di kamar hotel. Pikiran nya sedang tidak karuan kali ini.
Alex yang melihat itu hanya bisa terpaku diam. Karena ia tahu saat kakaknya itu sedang frustasi, tidak mungkin bisa diajak berbicara baik-baik.
Alex tahu bagaimana perasaan Marc, crash di sirkuit, dan muncul pemberitaan buruk tentang dirinya.
Terlebih lagi Marc, ia merasakkan sebuah cambuk di hatinya. Apa ini benar-benar Emma yang melakukan? Marc merasa kecewa pada Emma.

"Kau sudah selesai? Hampir sejam kau berjalan mengitari kamar ini" celetuk Alex bangkit dari duduknya.

Namun tak ada jawaban dari mulut Marc.
Marc terus saja mengurut keningnya. Tak habis pikir Marc pada Emma.

"Kau harus berbenah diri. Kita akan segera pulang ke Spanyol. Mengenai crash mu di Le Mans, itu tidak apa-apa, setidaknya kau masih bisa mendapatkan 3 poin penting" Alex mendorong-dorong Marc untuk menuju kamar mandi.

"Apa kau pernah merasakkan jatuh cinta dan patah hati disaat yang bersamaan?" celetuk Marc.

"Jatuh cinta dan patah hati disaat yang bersamaan? Itu aneh tetapi terkadang aku juga merasakannya. Sudahlah jangan pikirkan Emma-mu itu!" jelas Alex.
Marc terkejut akan pernyataan Alex yang juga menyebut nama Emma.

"Apa? K-kau tau itu?" Marc berbalik menatap Alex tajam.

"Tentu. Kau sebegitu frustasinya karena Emma kan? Gadis itu telah menyita seluruh pikiranmu, hatimu dan cintamu" Alex memainkan satu alisnya naik turun.

-Charles de Gaulle International Airport-

Marc menggeret kopernya didampingi Alex dan Emilio. Namun kali ini sepertinya akan berbeda karena para wartawan dan paparazzi sudah bersiap siaga di dekat pintu masuk bandara.

Saat para wartawan itu sudah menangkap sesosok Marc Marquez, mereka langsung berlarian dan mengejarnya. Beribu-ribu pertanyaan mereka lontarkan tanpa jeda. Diam adalah jawaban Marc.
Ia ingin sekali menjawab dan mengklarifikasi berita headline kurang ajar yang menyangkut-pautkan dirinya itu. Namun ia dituntut harus diam oleh Emilio.

Marc terus saja berjalan tanpa mempedulikan mereka yang sedang menjepretkan cahaya flash kamera ke wajahnya. Penampilan Marc kali ini tidak seburuk seperti saat di hotel.
Seperti biasa kacamata nyentrik menghiasi wajah tampan Marc Marquez.
Sedikit lagi, sedikit lagi mereka sampai di tempat check in lalu take off pesawat dan bisa kabur dari kejaran paparazzi gila.

Alex meng-ikhlaskan seat nya yang strategis di dekat jendela untuk di duduki Marc. Agar kakaknya itu dapat mendapat sedikit hiburan.

"Emma, kurasa Marc belumlah kembali dari Prancis" ucap Andres mendongakkan kepalanya mencoba melihat tanda-tanda kehidupan di dalam apartemen Marc yang tinggi walaupun ia sendiri tidak dapat melihatnya.

"Aku harus menjelaskannya pada Marc. Aku harus menemuinya. Dia pasti mengira yang membuat berita itu adalah aku" ucap Emma.

"Kurasa kau lebih baik menemui Camilla. Dia pasti sudah menunggumu lama" Emma menatap penuh harap Andres.
Apa? Jadi Emma mengusir Andres?

"Emm, kau mencoba mengusirku?" Andres menaikkan satu alisnya.

"Jika Marc tau kau ada disini bersamaku. Dia pasti juga mengira kau ikut campur dalam masalah ini" jelas Emma pada inti masalah.

"Tapi Emma, hari sudah mulai gelap dan hujan pasti akan mengguyurmu nanti"

"Aku orapopo Andres. Trust me" ucap Emma lembut.

Sebelum pergi, Andres mengelus lembut tangan Emma dan menatapnya meyakinkan. Emma mengangguk dan tersenyum.

Setelah Andres benar-benar pergi. Emma menarik nafas dan berjalan menuju apartemen Marc.
Beberapa kali ia memencet bel. Namun tak ada jawaban maupun tanda-tanda orang di dalamnya. Apa jangan-jangan Marc tahu jika dirinya akan datang? Lalu Marc sengaja untuk tidak membukakan pintu bagi Emma?

New Romantics (Marc Marquez Fanfict)Where stories live. Discover now