Chocolate

4.1K 251 12
                                    

Marc kembali mengaduk kopi yang ada di hadapannya. Wanita yang ada di depannya terus menatapnya. Marc benar-benar tidak menghiraukan. Walaupun poin perkenalan yang Marc dapatkan saat pertama kali melihatnya sangatlah menggoda.
Wanita itu bersikukuh untuk memandang tiap inci wajah Marc. Sangat tampan, batin Irina.

Dari ujung matanya, Marc melirik Alex yang sedang berbasa-basi dengan pegawai di cafe ini. Ah seperti biasa.
Irina tidak tahan. Ia harus membuka pembicaraan.

"Jadi, besok kita akan kualifikasi?" tanya Irina walaupun ia sudah tau jawabannya.

"Begitulah. Kau akan datang bukan?" tanya Marc menyenangkan hati sang penanya.

"Tentu. Aku akan sangat senang. Aku tidak mengira jika aku bisa bertemu denganmu seperti ini. Kau tau aku sering melihatmu beraksi di lintasan. Dan untuk kesekian kali aku harus berteriak didepan televisi sampai-sampai mengagetkan seluruh keluarga. Haha" balas Irina senang.

Marc menaikkan satu alisnya. Seorang supermodel seperti Irina rela menjadi umbrella girl-nya karena Irina adalah penggemar berat Marc? Ohya, jangan lupakan bahwa Irina saat ini memakai kaos bercorak warna orange dan putih dengan tulisan #IAM93 di dada bagian kirinya. Bukankah itu kaos yang dijual di toko official milik Marc?

"Terimakasih. Aku sangat menghargainya." balas Marc tersenyum.

Irina terpikat dengan lengkungan senyum Marc. Irina merasa bahwa hanya ia yang memiliki senyum itu kali ini. Senyum Marc memang sederhana namun memiliki berjuta rasa bagi siapa saja yang melihatnya.

"Marc???" ujar Irina setelah hening lama melanda mereka.

Rasanya sangat canggung saat mereka berdua terdiam didalam mobil milik Marc. Terlebih lagi, mereka sedang berada di lampu merah dan menghentikan mobilnya.

"Yes?" Marc menolehkan pandangannya dari jalanan.

"Bisakah aku berfoto denganmu? Jika kau mengijinkan..." ijin Irina malu-malu setengah berbisik.

"Sure" balas Marc singkat.

Dalam sepersekian detik, Irina sudah menggenggam handphone di tangan kanannya dan membuka aplikasi kamera nya.
Marc merasa jika Irina sengaja menempelkan pipinya pada pipi kiri Marc. Beberapa kali Irina memencet tombol shutter.

"Terimakasih. Aku akan memamerkannya pada teman-temanku. Mereka pasti akan histeris" ujar Irina tersenyum bahagia. Marc kembali menginjak pedal gas nya setelah lampu hijau menunjukkan jati dirinya.

"Kenapa mereka akan histeris?" balas Marc dengan muka polosnya. Ah tambah lucu, batin Irina berteriak.

"Ya tuhan Marc, teman-temanku sangat mengagumimu. Aku berani bertaruh jika mereka melihatmu, mereka rela melakukan apapun hanya untuk bisa berbicara dan berfoto denganmu"

"Seperti dirimu? Walaupun sudah menjadi supermodel tetapi kau rela menjadi umbrella girl-ku?"

"Huum..." Irina mengangguk cepat.

Marc tertawa melihat tingkah polos gadis ini. Sangat-sangat lucu. Emma saja yang mengaku fans nomor satunya tidak bertingkah seperti ini. Marc merasa semakin nyaman bersama Irina.

"Kemana kita akan pergi? Lalu dimana Alex?" celetuk Irina.
Marc tidak terkejut saat Irina menyebut nama Alex, pasti dirinya sudah mengetahui seluk beluk kehidupan Marc.

"Ah biasa. Dia sedang mencari mangsa. Dasar buaya" ejek Marc.

"Hahaha. Kenapa kau tidak ikut-ikutan menjadi buaya seperti dia? Aku curiga" Irina bergaya layaknya detektif yang mencoba membaca pikiran Marc.

"Tebaklah..." tantang Marc.

"Karena kau terlalu tampan untuk menjadi seorang buaya?" tebak Irina menunjuk Marc.

New Romantics (Marc Marquez Fanfict)Where stories live. Discover now