36

378 18 2
                                    

"haiii..anak bunda..udah lama ya nunggunya..maaf ya sayang.." ucap ghina menghampiri ali dan bocah yang ada di gendongan ali. Bocah berusia 3 tahun itu adalah anak ghina.

Entah kenapa, ali merasa ia sedang diperhatikan seseorang, ia pun mengedarkan pandangan. Hingga pandangannya menangkap sosok gadis bertubuh mungil tengah berjalan menjauh. Seperti prilly. Batin ali.

Saat sosok gadis itu mulai menjauh, ali semakin dilanda rasa penasaran.

"ghin..maaf ya..aku kesana dulu.." ucap ali lalu menyerahkan anak yang sedari tadi ada di gendongannya. Ia segera berlari menyusul gadis tadi, tapi ia sudah kehilangan jejaknya. Tak mau menyerah ia terus saja mencarinya sambil berlari. Hingga matanya kembali menangkap sosok gadis mungil itu lagi, gadis itu tengah berjalan bersama seorang wanita dan ali sangat mengenal wanita itu.

"prilly.." gumam ali saat menyadari gadis mungil itu benar2 prilly. Gadis yang selama ini menjauhinya.

Ali berlari mengejar prilly, tapi sekelompok orang menghalangi jalannya saat di tangga eskalator. Dan ia terlambat. Karena prilly sudah keluar dan entah pergi kemana karena saat ali mengejarnya keluar sudah tak ada lagi. Ali mengacak rambutnya frustasi. Kenapa lagi2 aku tak bisa mencegahnya. Kenapa lagi2 ia menghilang. Mungkinkah tadi dia melihatnya? Aaaahhhh...

Ali pun kembali masuk dan menghampiri ghina yang ternyata masih menunggu ditempat tadi ia meninggalkannya.

"biar aku saja yang gendong arga." ucap ali mengambil alih arga dari gendongan ghina.

*****
Malam harinya dirumah keluarga dimas, prilly ingin berbicara dengan keluarganya tapi ia seperti ragu2.

"emm yah..buk..maaf sebelumnya..besok prilly balik ke jogja.." ucap prilly hati2.

Kedua orang tuanya, dimas serta tasya tampak kaget dengan keputusan prilly yang terkesan mendadak.

"kok tiba2 kak?" tanya tasya.
"iya..ada apa prill..apa terjadi sesuatu dengan nenek kamu?" tanya ayahnya juga.

Prilly menggeleng. "gak kok yah..nenek baik2 aja..dan ini juga g tiba2, ini emang udah rencana prilly..maaf illy g bisa lama disini. Illy kasian sana eyang yah..dirumah sendirian, karena terkadang bulek sibuk dengan butiknya." jawab prilly meyakinkan keluarganya.

"baiklah jika itu mau kamu. Kami tak bisa mencegahnya." ucap ayah kemudian.

"maaf buk..yah..disana eyang hanya sendirian..sebenernya illy masih pengen bareng kalian." kini air mata prilly pun meluncur.

"iya kami ngerti..tapi kalau ada waktu, pulanglah prill..ini juga rumah kamu.. Ajak juga eyang kamu.." prilly mengangguk dan mereka pun berpelukan.

"dan kalau ayah libur, main2 ke jogja yah..ajak tasya kesana." ucap prilly.

*****
Keesokan harinya prilly sudah berada di stasiun. Dengan diantar ayah dan tasya. Dimas harus bekerja sedangkan ibunya tak bisa melihat prilly pergi jadi mereka tak ikut mengantar prilly.

Dan saat ini prilly tengah berpamitan sebelum keretanya berjalan.

"ayah..jangan lupain illy.." rengek manja prilly lalu berhamburan kepelukan ayahnya.

"insya'Allah gak akan nak..kamu jaga diri, jangan bandel sama eyang kamu. Jangan bikin beliau marah. Jaga kesehatan kamu." pesen dari ayahnya. Prilly pun mengangguk.

"kak illy..jangan lupain tasya.." prilly terkekeh mendengar rengekan manja tasya.

"iya sayang..mana mungkin kak illy lupain adik kakak yang cantik ini..besok kalo kamu libur, ajak ayah liburan ke jogja ya..nanti kak illy ajak keliling jogja." tasya pun mengangguk.

***
Di tempat lain, tampak ali yang sendang duduk di teras rumahnya sambil mengacak rambutnya frustasi.

Tapi tiba2 ia mengingat sesuatu. Ia berlari kedalam rumah untuk mengambil kunci motornya.

Bodoh kenapa aku baru inget sekarang. Jika kemarin benar prilly berarti sekarang ia berada di rumah dimas.. Bodoh dasar bodoh. Gerutu ali.

Dengan langkah yakin ali kini sudah berada di depan pintu rumah dimas, ia pun mengetuk pintu rumah dimas.

Keluarlah ibu dimas dengan mata yang sembab dan memerah.

"ibuk..prilly...?"

"sudah pergi..barusaja ia ke stasiun..tapi maaf li..ibuk g bisa bilang prilly pergi kemana.."

Ali pun mengacak rambutnya kembali. Lagi2 aku terlambat..bodoh.. Ali terus saja mengerutuki dirinya sendiri. Ia terduduk di depan pintu, ia mencengkeram kunci motornya, melampiaskan emosinya. Sedikit lagi ia akan bertemu dengan prillynya. Prillynya? Masih bolehkah ia menyebut prilly itu miliknya? Tapi yang jelas ia sangat merindukan gadis mungil itu.

"awas aja kamu prill..kalau ketemu..aku bakalan peluk kamu dan gak akan aku lepas.." batin ali.

Ia mengurungkan niatnya untuk menyusul prilly ke stasiun karena sudah pasti ia akan terlambat. Dan kini ia pun pasrah. Tapi ia yakin suatu saat nanti ia akan dipertemukan kembali dengan gadisnya. Sama seperti saat kecil dulu, mereka akhirnya dipertemukan saat remaja. Dan mungkin saat ini mereka di pisahkan dulu untuk dipertemukan lagi saat mereka sudah matang dan bisa lebih dewasa. Fikir ali meyakinkan dan menyemangati dirinya sendiri.

****

Udah mau end nih..hehe gak sabar..kira2 fellnya dapet gak?

Thx yang udah mau baca n ngasih bintang..

Thanks semuanya..love u.. :* :*

cinta yang dirindukanWhere stories live. Discover now