17

314 18 0
                                    

"dim..dimaaasss..prilly ada disini" teriak ali dari dapur.

Ali segera menggendong prilly ke kamarnya. Dimas membantu membukakan pintu kamar prilly. Di baringkannya prilly di tempat tidurnya. Dimas segera berlari ke dapur lagi untuk mengambil baskom dan air hangat untuk mengompres prilly, karena badannya sangat panas. Sedangkan ali masih setia duduk di samping prilly sambil mengoleskan minyak kayu putih supaya prilly cepat sadar.

"mama, papa, kak dikta illy kangeen.." prilly mengigau.

"prill buka mata kamu..ini ali..aku disini prill..prill bangun priill." ucap ali seraya mengusap lembut pipi prilly.

Prilly terlihat mencoba membuka matanya. Perlahan matanya mulai terbuka.

"alii..kamu ngapain disini?" tanya prilly dengan lemah setelah matanya berhasil terbuka. Lalu ia hendak bangun, ia merasa gak enak kalau harus tiduran sementara di sampingnya ada laki2 asing.

"jangan bangun dulu. Kamu masih lemah. Lagian kamu kenapa sih?perasaan tadi kamu baik2 aja deh. Kenapa badan kamu jadi panas gini?"

Prilly hanya menggeleng pelan.
Kini dimas sudah berada di kamar prilly hendak mengompresnya. Ali pun memutuskan untuk memasakkan prilly bubur.

Saat ali sudah di dapur sedang sibuk memasak bubur untuk prilly. Prilly dan dimas yang ada di kamar tengah mengobrol.

"bang kalo kaya gini aku jadi inget kita dulu deh bang waktu masih sama kak dikta." ucap prilly.

"illy kangen deh bang sama kak dikta. Gimana ya bang kabarnya kak dikta? Apa kak dikta masih inget sama illy?" lanjutnya. Sementara dimas yang diajak ngobrol malah diam tak menjawab, hanya menatap prilly sedih.

"maafin aku prill. Aku belum bisa cerita sekarang." batin dimas.

"emm prill. Abang ke dapur dulu ya liat ali. Udah jadi apa belum buburnya." ucap dimas yang hanya di balas anggukan oleh prilly.

----

"eh udah jadi belum lama banget.." ucap dimas saat sudah tiba di dapur melihat ali yang tengah sibuk mengaduk bubur di panci.

"bentar lagi matang kok." jawab ali.

"eh dim, sebenernya dikta itu siapa?tadi prilly ngigau manggil nama kak dikta gitu."

Dimas tak menjawab, ia hanya diam. "maaf..sekali lagi maaf.." batin dimas.

"eh buruan..keburu prilly pingsan lg noh." ucap dimas mengalihkan pembicaraan.

"oh iya..yaudah aku anter ke kamar dulu ya.." ucap ali.

"ya udah sana..oh ya aku ke apotek dulu!" dimas sambil berlalu keluar.

Di kamar prilly sudah duduk menyandarkan di kepala ranjang. Ali masuk dengan membawa satu piring bubur dan segelas air putih.

"maaf ngrepotin kamu." ucap prilly

"santai aja..yudah nih makan..aaaaa" ucap ali hendak menyuapi prilly

"aku bisa sendiri." prilly hendak merebut sendoknya namun ditepis oleh ali.

"gak usah ngebantah. Ayo aaa atau ntar aku cium" ujar ali cuek.

Prilly pun menurut saja ali menyuapinya.

"yeeee pinteeeerr udah abis.." sorak ali saat buburnya sudah habis.

Prilly hanya tersenyum, ali memperlakukannya seperti anak kecil.

"kak dikta..aku merasa kak dikta ada bersama aku saat ini.." batin prilly.

"hey kenapa ngelamun? Nih minum obatnya dulu." ucap ali membuyarkan lamunan prilly sambil menyodorkan obat yang tadi dibeli oleh dimas.

Kini prilly sudah tertidur lagi setelah tadi meminum obat. Ali dan dimas pun masih setia menunggu prilly.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Ayah dan ibu dimas sudah pulang. Ali merasa sungkan saat semua keluarga sudah berkumpul. Ali pun pamitan pulang.

"om tante..ali pulang dulu.." pamit ali

"lhoh kok buru2 makan disini aja dulu ya.." ucap ibu dimas.

"lain kali aja tante, bunda kasian sendirian dirumah."

"emm gitu ya udah..makasih ya..maaf ngrepotin."

"nggak kok tante..yaudah salam buat prilly ya tante..tadi prilly masih tidur kasihan kalau dibangunin."

"iya nanti tante sampain..makasih ya nak ali.."

Ali pun menyalami ayah dan ibu dimas bergantian tak lupa mencium punggung tangannya tanda hormat.

####

Prilly mengerjap ngerjapkan matanya. Ia merasa sudah sangat enakan. Badannya pun sudah tak panas lagi. Ia duduk disisi ranjangnya. Ia mengingat semua kebaikan ali, perhatiannya ali, dan kekhawatirannya ali sama seperti kak diktanya dulu.
Tapi kenapa prilly masih saja jutek ke ali. Selalu cuek saat ada ali. Selalu menghindar jika akan bertemu ali. Apa ia ingin menjaga hatinya untuk dikta. Tapi selama ini dikta tak ada kabar.

"masih ingatkah kamu denganku kak? Aku merindukanmu. Aku kangen. Kenapa kamu nggak pernah menghubungiku? Apa kamu sudah melupakanku? Semudah itu kah kak? Apa sebenernya alasan kamu ninggalin kami? Apa aku ada salah sama kamu?" gumam prilly dalam kesendirian.

Prilly putuskan untuk sebentar saja membuka buku pelajarannya.

"lho kok kamu malah gak tidur nak?" ucap ibunya menghampiri prilly.

" eemm ibuk..iya buk.. Besok ada ulangan lagian aku juga udah sembuh kok." jawab prilly.

"yudah jangan malem2 ya. Cepet istirahat biar cepet sembuh." ucap ibu dengan mengusap lembut kepala prilly dan langsung melangkah keluar kamar prilly tak lupa menutup pintu kamar prilly. Prilly menoleh sejenak melihat kepergian ibunya prilly.

###

Kriiiiing. .......

Alarm prilly bunyi namun dengan semangat ia langsung bergegas menuju kamar mandi. Tak seperti biasanya prilly seperti ini terlihat ceria, bahkan sangat ceria. Dia selalu bernyayi, seperti orang yang sedang jatuh cinta.

"pagi ayah ibuk emmuach emmuah" ucap prilly sambil mencium orang tuanya.

"bang..eehh tasya belum eeemmmmmuuuach" lanjut prilly sambil menghampiri tasya dan tak lupa menciumnya.

Semua hanya melihat prilly aneh.

"kenapa kamu? Sedang jatuh cinta ya?" ucap dimas

"ah abang ini..bukannya illy tiap hari kaya gini ya?" jawab prilly sambil memukul pelan lengan dimas.

"gak.. Kamu biasanya gak nyanyi2 gini kok. I'm falling love wit youuuu uuuu u u" balas dimas langsung menirukan nyanyian prilly sedari tadi.

Prilly hanya terkekeh "itu lagunya kan bagus banget bang" jawabnya kemudian.

"iya bagus buat orang yang sedang jatuh cinta. Kalo buat orang yang lagi putus cinta ya jadi benci ma itu lagu." balas dimas lagi.

"hehehe masak sih bang..harus kah ku katakan cinta ku ragu tuk menyatakannya i'm falling love whit youuu" prilly melanjutkan nyanyinya.

Semua hanya menggeleng, merasa heran dengan tingkah prilly. Benarkah ia sedang jatuh cinta? Atau gara2 demam kemaren membuat saraf otaknya agak geser? Begitulah kira2 fikiran dimas dan kedua orang tuanya.

"entah kenapa hari ini rasanya aku sangat gembira. Bernyanyi2 dengan senyum yang terus mengembang. Ku lihat bang dimas dan kedua orang tuaku menatapku heran. Hanya tasya yang malah ikut bernyanyi. Wajar mereka heran, walaupun aku selalu ceria tapi juga tak seceria ini. Seakan langit pun mengetahui isi hatiku. Bunga2 pun menyambutku yang seolah2 ikut tersenyum padaku. Aku pun heran dengan perasaanku ini. Apa yang terjadi denganku? Apa bener kata bang dimas kalo aku sedang jatuh cinta? Misalkan iya, sama siapa? Dikta? Ali? Kalau kak dikta bukannya dari dulu aku juga sudah mencintainya? Atau ali? Kalau iya terus bagaimana dengan kak dikta? Tapi rasa ini bener2 membuatku semangat ingin ke sekolah. Ups..apa bener ini karna ali? Apa ali sudah berhasil meluluhkan hatiku? Ya mungkin karena ali. Mungkin aku sudah jatuh cinta sama ali. Hmm biarlah rasa ini seperti ini, aku merasa bener2 bahagia."
Suara hati prilly mengiringi langkah prilly ke sekolah pagi ini.

cinta yang dirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang