35

392 19 6
                                    

Kini prilly tengah berada di rumah, merayakan kelulusannya bersama eyang dan juga buleknya.

"wauuu..bulek masak banyak hari ini?" tanya prilly saat melihat ada banyak sekali makanan di meja makannya.

"iya to nduk..kan hari ini kamu lulus jadi ini untuk merayakannya." jawab buleknya.

Eyang pun menghampiri prilly membawa sebuah kotak kecil.

"apa ini yang?" tanya prilly saat eyang memberikan kotak tersebut.

"ini hadiah buat kamu nduk.."

Dengan senyum sumringah prilly pun menerimanya. Prilly pun memeluk eyang dan juga buleknya. Merasa terharu, hari ini ia bener2 merasa bahagia.

Mereka pun kini sudah duduk untuk menyantap masakan bulek yang sangat banyak.
Dengan mengobrol ringan mereka menikmati makanannya. Hingga piring2 di depannya sudah kosong. Karena bukan hanya prilly, eyang dan bulek saja yang makan, melainkan pak bejo dan pak joko satpam serta sopir pun ikut bersantap bersama.

"prill..besok kamu akan ke bandung, ayah dan ibu kamu pasti merindukanmu juga..tiket udah eyang belikan." ucap eyang saat mereka sudah duduk di depan tv.

Prilly terlihat kaget. Memang selama prilly kuliah ia hanya mendengar kabar ayah dan ibunya melalui telfon saja. Sudah 4 tahun prilly tak bertemu mereka, ia sangat merindukan keluarganya. Walau bukan keluarga kandung tapi mereka yang sudah mengasuh, membesarkan dan juga mendidik prilly dengan penuh kasih sayang. Tapi saat mengingat tentang sebuah nama, ia tampak ragu. Ali, ya.. Prilly takut rasanya kepada ali akan muncul lagi. Sudah 4 tahun prilly selalu berusaha untuk menghapus perasaannya tapi dengan reno pun ia tak bisa. Tak bisa menumbuhkan rasa cintanya pada reno, padahal reno sudah dengan setia menunggunya dan ada disampingnya. Tapi nama ali masih melekat di ingatan mungkin bahkan hatinya.

"kenapa? Karena ali?" ucap eyang yang melihat prilly terlihat ragu.

"nduk..kasian ayah sama ibu kamu. Mereka pasti sangat merindukanmu. Jangan sampai nanti mereka berfikir jika eyang menjauhkan kamu dari mereka, karena biar bagaimanapun mereka juga keluarga kamu. Mereka orang tua kamu." ujar eyang sambil mengusap lembut puncak kepala prilly. Prilly pun mengangguk.

"y sudah sekarang berkemas. Terus iatirahat." ucap eyang lagi. Dan prilly pun mematuhinya.

*****

Pukul 10.00 prilly sudah berada di stasiun tugu. Kali ini ia akan ke bandung dengan menggunakan kereta api. Jika menggunakan pesawat ia akan ribet karena harus turun di jakarta.

Dengan diantar nenek, bulek dan juga sahabat2nya prilly menunggu kereta berangkat.

Pikiran prilly kerkecamuk. Bagaimana jika nanti ia bertemu dengan ali? Bagaimana caranya ia menghindari ali lagi? Itu yang ada di fikiran prilly.

"udah g usah difikirin." ucap reno seakan tau apa yang ada di dalam fikiran prilly.

"udah sana masuk..hati2 ya..aku besok juga berangkat ke jombang." ucap reno lagi. Dan prilly pun mengangguk.

Memeluk eyangnya, kemudian buleknya dan tak lupa nayla dan juga surya sahabatnya.

Prilly melambaikan tangannya saat kereta dengan perlahan kini sudah berjalan meninggalkan stasiun.

*****

Dan kini kereta sudah berhenti di stasiun bandung. Hari sudah petang. Prilly merenggangkan tubuhnya kerena merasa pegal seharian duduk. Ia berjalan keluar dari kereta, dan diluar sudah berdiri keluarga yang selama 4 tahun ia tinggal dan selama itu pula ia merindukannya.

Tanpa basa basi lagi, prilly pun berlari. Memeluk ayah ibunya bergantian.

"ayah..ibu..illy kangeeeen.." rengek prilly dalam pelukan kedua orang tuanya.
Tak membalas ucapan prilly tapi dengan usapan lembut dari ayah dan ibunya sudah menjawab semuanya.

"kak illy..." panggil seseorang di samping ibunya.
Prilly pun melepaskan pelukannya. Dan beralih menatap gadis yang memanggilnya.

"tasya? Ini kamu?"
Gadis yang dimaksud pun mengangguk.

"ya ampun sekarang kamu udah gedhe..kak illy kangeeeeennn..." prilly pun memeluk tasya adiknya yang sekarang sudah tumbuh besar .

"udaaaahh kangen2annya di lanjut dirumah saja.." ucap seseorang yang prilly kenal.

"bang dimaaasss.." pekik prilly hendak memeluk abangnya juga tapi dimas tolak membuat prilly mengerucutkan bibirnya.

"ntar aja dirumah..sekarang malu diliatin orang."

Dan mereka pun menyetujuinya. Koper yang tadi di bawa prilly kini sudah beralih ketangan dimas. Sedangkan prilly berjalan sambil merangkul tasya dan juga ibunya.

Sesampainya dirumah. Mereka pun berkumpul dan sedang mendengarkan cerita prilly saat berada di jogja. Dengan sangat antusias prilly menceritakannya. Kehidupannya bersama neneknya.

Cerita prilly pun harus di putus dulu karena ibu sudah menyuapkan berbagai hidangan di meja makan. Prilly terlihat sangat gembira, matanya berbinar. Memancarkan kebahagiaan.

Dengan sangat lahap prilly menyantap setiap masakan ibunya. Ia bener2 merindukannya.

***

Tak terasa sudah 1 minggu prilly bersama keluarga keduanya. Dan hari ini prilly diajak ibunya untuk ke supermarket. Berbelanja kebutuhan serta menghabiskan waktu bersama. Dengan terus mengobrol, bercanda. Melepas kerinduan yang selama 4 tahun tak bertemu.

Prilly terus mengikuti ibunya yang sedang memilih belanjaannya.

Hingga tiba2 tubuh prilly seakan menegang seakan membeku. Ia terdiam. Baunya..ini seperti parfum ali.. Batin prilly.

Bahkan prilly masih sangat hafal akan parfum ali. Ia mengadarkan pandangan mencari sosok yang mungkin memakai parfum tersebut, parfum yang sama seperti milik ali.

Hingga matanya tertuju pada sosok pria yang tengah menggendong anak kecil. Pria itu berjalan lalu berhenti di depan toko baju anak2.
Awalnya prilly ragu, tapi rasa penasaran yang menuntunnya untuk melihat siapa gerangan pria tersebut. Ia berjalan mendekat untuk memastikan apakah benar itu ali? Kalau memang benar terus siapa bocah yang ada digendongannya? Anak siapa? Fikiran prilly berkecamuk.

Dan tubuhnya kembali menegang saat melihat seseorang yang menghampiri pria tersebut. Dengan sangat jelas wanita itu menyapa bocah di gendongan pria itu.

Ali..ghina..itu anak kalian? Batin prilly.

Tak terasa air matanya pun menetes, prasaan apa ini? Bukankah ini yang aku inginkan? Bukankah ini tujuanku? Meninggalkan ali dan menyatukannya dengan ghina? Tapi hati ini..kenapa masih sesakit ini? Apa sampai saat ini aku masih mencintainya?

Prilly pun membalikkan badannya saat ali melihat kearahnya. Ia berjalan menjauh dengan air mata yang terus menetes. Sapaan ghina terus saja terniang di telinganya. "haii..anak bunda. Udah lama ya nunggunya..maaf ya sayang.." begitulah kira2 yang tadi prilly dengar.

Tbc..

Seperti janjiku kemaren, si ali muncul juga kan akhirnya..

Tapi udah gendong anak..huaaa...aku pengen jadi tuh anak biar bisa di gendong ali.. Eh tapi emang alinya kuat..aduh si author gak sadar lemak.hehe

cinta yang dirindukanWhere stories live. Discover now