29

438 21 0
                                    

Prilly kini sedang duduk di bangku taman tempat biasa ia ketemu dengan ali.

Untuk menghilangkan rasa bosan prilly memutuskan untuk berkeliling.

"tak biasanya ali telat gini. Hmm ngeselin." gumam prilly sambil berjalan.

Hingga matanya tertuju pada sebuah pohon, dimana dulu untuk pertama kalinya ali mengajaknya ketaman tersebut.

Prilly mengingat cerita ali tentang masa SMP ali dengan seorang gadis yang bernama ghina.

Prilly mendekati pohon tersebut lalu mencoba mencari sesuatu. Ia mengelilingi pohon.

"siapa tau aja dulu ali sangat alay, jadi nulis nama dia dan cewek itu disini." batin prilly.

Setelah mengililingi dan mencari dari atas sampai bawah. Ia tak juga menemukannya, mungkin itu artinya ali tak pernah menuliskan namanya dan gadisnya kala itu.

Saat hendak duduk, mata prilly tertuju pada sebuah botol yang terkubur di bawah pohon.

Prilly mencoba meraihnya.

"emm ada isinya." gumam prilly saat sudah mengambil botol yang tadi ia lihat.

"priilll...kamu dimana?" teriakan seseorang menghentikan aksi prilly yang hendak membuka botol ditangannya.

"aku disini.." balas prilly sambil memasukkan botol ke dalam tasnya.

"ngapain disini?" tanya ali saat ia sudah menghampiri prilly.

"kenapa? Inget seseorang ya?" tanya prilly menyelidik.

Dengan cepat ia menggeleng. Tapi kemudian ia tersenyum. "aaa kamu cemburu ya?" gada ali.

Keduanya pun bercanda bersama. Seakan dunia ini hanya milik mereka. Tak memperhatikan yang lainnya.

Setelah merasa puas, ali dan prilly pun pulang.
______________

Semakin hari ali dan prilly seolah sudah tak terpisahkan lagi. Hingga ali kini sudah melanjutkan kuliahnya di semarang. Dan prilly berjanji untuk menyusulnya saat prilly nanti lulus.

Hubungan jarak jauh tak pernah mereka permasalahkan. Bahkan saat ali tengah libur semester dan pulang, rasa rindu karena jarang tak berjumpa pun menjadi semakin mempererat hubungan mereka, menambah rasa cinta keduanya.

Kini prilly sudah kelas XII dan sebentar lagi bakalan mengikuti ujian nasional. Ia semakin giat belajar. Tak jarang prilly sampai lupa mengabari ali. Karena prilly sibuk dengan lesnya dia disekolah, ingin mengejar impiannya seperti ali, lulus dengan nilai tertinggi dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke pergiruan tinggi negeri.

Prilly duduk di bangku taman. Taman yang dulu sering prilly datangi bersama ali. Menginggat kenangannya bersama ali membuat prilly begitu merindukan ali.
Sejenak prilly menutup bukunya.
"aku rindu kamu li.." gumam prilly lalu menghembuskan nafasnya.
"bentar lagi aku nyusul kamu li.." ucap prilly lagi lalu kembali membuka bukunya.

"dooorrr.." seseorang mengagetkan prilly sambil menepuk pundaknya dari belakang.

"astaghfirullah..." ucap prilly kaget.

Prilly pun menoleh melihat siapa yang sudah mengagetkannya tadi. Saat melihatnya mata prilly membulat. Ia semakin terkejut saat melihat siapa tadi yang sudah mengagetkannya.

"kak dikta..." prilly berdiri menghadap ke arah ali. Ya ali lah yang tadi mengagetkannya. Ali yang selama 6 bulan ini tak pulang. Ali yang selama ini mengisi fikirannya, memenuhi relung hatinya. Ali dunianya. Ali yang selama ini ia rindukan.

"kapan kamu dateng?" tanya prilly kemudian.

"baru aja..sampai rumah langsung ke rumah kamu terus katanya kamu lg disini. Kangen banget ya ma aku?"

Pipi prilly tiba2 merona saat mendengar pertanyaan dari ali. Ia memang sangat merindukan ali tapi jika ditanya seperti itu ia juga bingung mau jawab apa. Kalau jujur malu. Tapi kalau bohong, kenyataannya ia memang merindukan ali.

Karena prilly hanya terdiam, ali pun berjalan menghampiri prilly dan mengajaknya duduk.

Awalnya prilly terlihat canggung. Tapi kemudian suasana canggung itu mampu ali cairkan dengan leluconnya.

Ali pun akhirnya mengajak prilly untuk berjalan mengelilingi taman.
Hingga tiba di tempat dimana dulu untuk pertama kalinya ia mengajak prilly ke taman ini, yaitu ke tempat dimana dulu ali dan ghina menghabiskan waktu bersama.

Ali menarik tangan prilly untuk mengikutinya. Menuju ke bawah pohon.
Ia tampak menggali tanah di bawah pohon, membuat prilly bingung dengan tingkahnya.

"nyari apa li?"

"oh itu dulu aku ma ghina sering naruh kertas yang ada tulisannya isi hati kami. Dan aku lupa belum ceritain ini ke kamu." kata ali.

"tapi kayaknya udah g ada. Gimana ini?" lanjut ali. Prilly hanya terdiam.

"kalo ilang y udah.." sahut prilly cuek, ada rasa cemburu tiba2 menyergap ke hatinya.

"g bisa gitu dong.."

"kenapa? Pengen inget2 lagi soal dia ya?"

"bukannya gitu..aku takut kamu salah faham..bantuin nyari donk.."

Prilly pun menurut. Ia ikut menggali tanah bawah pohon itu mengelilingi pohon itu tapi belum ada yang mereka temukan.
Tapi saat ali kembali menggali tanah agak dekat dengan pohon ali menemukan sesuatu.

"prill ketemu.." teriak ali.

Prilly pun menghampiri ali yang sedang membersihkan sebuah kotak yang penuh dengan tanah tersebut.

"apa itu?"

"ntahlah aku lupa..kita buka aja ya?" prilly pun mengangguk.

Tampak dua buah kalung sederhana berbandul hati itu tersimpan di dalam kotak.

"jangan sentuh barang itu." teriak seseorang dari arah belakang ali dan prilly.

Ali dan prilly pun menoleh.
"kamu siapa?" tanya ali heran.

"aku pemilik kalung itu." jawab gadis itu sambil berjalan menghampiri ali dan prilly. Ali terkejut. Matanya tak berkedip menatap wanita di hadapan mereka itu.

Wanita itu pun meraih kalung itu dari tangan prilly. Karena tak tau apa2 prilly pun hanya terdiam.

"jadi kamu ghina?" tanya ali hati2. Ya. Pemilik kalung itu adalah ghina. Ghina teman dekatnya sewaktu smp, sekaligus cinta monyetnya. Cinta yang dulu menolaknya demi pria lain.

Prilly pun tak kalah terkejutnya. "ghina? Bukankah dia itu cintanya ali saat yang pernah dia ceritakan?" batin prilly.

"kamu...ali?" tanya balik ghina.
Ali pun mengangguk.

"ya ampun ghin..gimana kabar kamu.." ali dan ghina pun asik dengan obrolan mereka karena sudah lama tak jumpa. Mereka tak menyangka akan bertemu kembali.

Entah perasaan prilly atau memang begitu adanya, ia merasa kini prilly seperti tak terlihat. Karena dari tadi ali hanya sibuk mengobrol dengan ghina. Seolah melupakan prilly.

"secepat inikah?" batin prilly saat menginggat janjinya kala itu.

****

Jreng2...akhirnya bisa menghadirkan ghina. Tadinya bingung mau munculin ghinanya gimana.

Dan buat yang udah vote..makasiiihh..yang udah baca y makasih juga deehh..
Awalnya g nyangka nih cerita bakalan ada yang baca. Hampir nih cerita aku hapus. Tapiiii...kalo aku hapus ini adalah karya pertama aku..
Hhe

Dan makasih banget yang udah jadiin cerita aku ini jadi reading list..

Lope2 kalian deh pokoknya..

Votenya nambah donk..hhe

cinta yang dirindukanWhere stories live. Discover now