IL-30-Luka [Abigail]

Start from the beginning
                                    

Jangan sebut nama Sam di depan Ibu Ambar dan Pak Bara! Takut dosa membohongi orang tua jadi tambah banyak.

"A ... a...."

Kok Alden jadi gelagapan dan garuk-garuk kepala?

Aku mendelik. "LO PUNYA PACAR?! SIAPA?!"

"ABANG PUNYA PACAR?!" Lita ikutan berseru dengan mata yang berbinar.

"Punya! Alden berangkat duluan, dah semuanya!" Sialnya Alden memundurkan kursi. Dia kabur, dia bahkan belum menyalami mamah dan papah kita sekaligus menyebutkan nama pacarnya.

Aku tersenyum penuh curiga.

Alden menembak siapa ya?

Jangan-jangan dia menerima cintanya si Lampir Kika?! Oh NO!

"Lita juga berangkat, Mah, Pah! Ayo Kak Rio, anterin Lita."

Sontak aku menarik pandanganku untuk kembali mencermati Rio.

Rio menenggak sisa jus jeruk di gelasnya. "Ayo." Dia memakai tasnya.

"Loh, kalo lo nganterin Lita, gue sama siapa dong? Si Mon-"

"Kakak 'kan udah punya pacar, jadi Kak Abby berangkat sama pacarnya," kata Lita yang tangannya sudah mengenggam tangan Rio.

Aku manyun dan gigit jari melirik ponselku.

"Aduh, Lita, kak Rio lupa mau mampir dulu ke tempat temen. Kayaknya kamu dianter Papah kamu aja ya?"

Aku melihat tadi Rio sempat menepuk jidatnya sebelum bersuara, sekarang Lita jadi cemberut.

"Oke deh, Kak," ucap Lita lesu.

"Mah, Papah sama Lita berangkat." Papah mencium pipi kanan dan kiri Mamah, terakhir... taulah bagian mana. Bagian yang bikin aku dan Rio jadi salah tingkah.

"Hati-hati bawa mobilnya loh, jangan ngebut!" Wajah Mamah bersemu merah, mungkin karena adegan tempel bibirnya dilihat aku, Lita, dan Rio.

Aku bersandar di kursi, mau tidak mau aku harus meminta bantuan Sam. Beruntungnya dia sedang online di sebuah aplikasi media sosial.

Sam, jemput gue dong...

Tak berapa lama dia balas,

Ogah, gue takut mobil gue unfall! Mogok elaaah!

Ku-chat lagi si Kunyuk itu.

Toloooong Sam ganteng... ini tentang Rio...

Bohong lagi! Aku cuma tidak mau berangkat menggunakan kendaraan umum, biasalah anak pemalas dan sedang kritis keuangan. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesanku.

Kirimin alamat lo.

Aku tersenyum tipis membalas pesan balasan chat Sam.

"Mah, Abby berangkat." Aku bersalaman dengan Mamah. Papah, Rio dan Lita sudah pergi sepuluh menit yang lalu.

Mamah menurunkan roti tawarnya, piyama adalah busananya pagi ini. Walaupun umurnya hampir mencapai empatpuluh tahun, Mamahku masih menyukai piyama model anak muda. Mana gambarnya Teddy Bear lagi, seperti nama panggilan ejekanku.

(Ongoing) Invisible LoveWhere stories live. Discover now