Kejadian di pesta

158 15 1
                                    

Brukkk!

"Bangs-----" hampir saja langit mengumpat, Linzy menutup mulutnya melihat langit memegangi pinggangnya, iya tadi Linzy mendorong cowok itu kebawah.

Alhasil langit jatuh mencium lantai salahnya langit sendiri sih, ngapain coba pake goda - godain Linzy segala.

"Makan tuh karma!" Sewot gadis itu, langit menatapnya tajam.

"Beraninya lo dorong gue heh?" Langit berdiri sedikit sempoyongan. Linzy pun turun dari ranjang.

"Salahnya kak langit sendiri sih, suruh siapa goda- godain Linzy" gadis itu melotot kearahnya tanpa takut.

"Udah berani, hm?" Langit menahan tangan gadis itu.

"Nahkan. . ."
Linzy mendecak kesal.

"Punya tiga abang tapi otaknya pada ngeres semua" sindir Linzy membuat langit melepaskan cekalannya.

"Gak! Gue enggak" elak langit, linzy menahan tawa, mau ketawa takut dosa, tapi kalau gak ketawa ya gimana...

"Hahaha, enggak? Malahan kak langit yang paling parah diantara mereka"
Kata Linzy sambil tertawa pelan.

Langit berdehem singkat sebenarnya ia kesal dengan gadis ini tetapi ia merasa tersindir.

"Katanya mau pulang? Ayo" langit berjalan lebih dulu meninggalkan gadis itu, Linzy membelalak.

"Dih? Pasti malu gak tuh..." Batin Linzy cekikikan. Langit meliriknya.

"Jangan ngetawain gue dalam hati"
Linzy tersentak, bagaimana langit bisa tau? Apa dia cenayang.

Eh ngomong-ngomong linzy jadi teringat Nola, kenapa sudah lama tidak ada kabar dari wanita itu.

"Kak Nola sekarang dimana?"
Gumamnya dalam hati.

"Lo mau gue tinggal?" Linzy langsung refleks langsung berlari kecil mengikuti langkah langit.

....

Sesampainya dirumah utama, gadis itu segera turun dari motor sport milik langit.

"Ehhh bentar..."
Langkahnya terhenti, langit mengangkat sebelah alisnya menatap gadis itu.

"Duhh" Linzy menepuk jidatnya.

"Kenapa?" Tanya langit, Linzy menatap cowok itu.

"Kak tas Linzy masi di sekolah, gimana dong?" Cemas gadis itu, langit menaikan alisnya.

"Terus?" Linzy mendecak menatapnya.

"Ketinggalan gimana dong?" Langit menghela nafas.

"Nanti juga di anter" balas langit sembari memasuki rumah tersebut, Linzy masih diam di luar.

"Dianter siapa? Felis? Gak mungkin deh tuh anak" decaknya.

langit melirik sekilas lalu tak peduli dengan gadis itu ia segera masuk meninggalkan Linzy.

"Asem! Gue di tinggal sendiri lagi! Terus gimana sama nasib tas gue"
Gusarnya.

"Ah biarin, yakali gue harus masuk sekolah itu lagi bisa barabe ntar gue"
Gadis itu dengan dongkol bergegas masuk.

Didalam Linzy sedikit tersentak melihat annisa tengah duduk di sofa sembari merunduk pada ponselnya.

SIAL!

Bagaimana jika annisa tau dirinya keluar dari sekolah? Membolos. Bisa bisa ia di jadikan sate oleh annisa. Gadis itu berbalik badan pergi ia berjalan mundur secara perlahan.

Tetapi pergerakan itu membuat sedikit annisa mendongak ia menyipit melihat Linzy berdiri mematung.

"Loh, Linzy?" Gadis itu memejamkan matanya.

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang