Tidur Bareng

224 8 0
                                    

Rangga berdiri dan berjalan kearah langit karena khawatir.

"Lang! Lo kenapa?"
  Tanyanya tetapi langit tidak merespon.

"Kak langit berantem lagi?"
  Tanya linzy langit mendesis.

"Kalian berdua diem!"
  Peringatnya lalu berjalan pergi.

"Eh lang!"   Cegah Rangga tapi Linzy menahannya.

"Ngga! Lo pulang aja dulu, biar Kak langit gue urusin! Udah lo gak papa pulang!". Ucap Linzy, Rangga menggeleng.

"Nggak! Gimana kalau langit nanti--"

"Percaya sama gue!"
  Ucap linzy tersenyum, Rangga mendesah lalu mengangguk pelan.

"Yaudah gue pamit dulu bye"

CUP!

Linzy tersentak saat Rangga mengecup keningnya.

"Maaf gue pergi dulu!"
  Linzy tersadar dari lamunannya.

Ia kemudian berjalan ke tangga menuju kamar langit berusaha tidak memikirkan Rangga tadi, karena Rangga sudah biasa seperti itu dulu.

Tok

Tok

Tok

"Kak! Bukain pintunya kak! Pliss kak bukak!"   Teriaknya sambil mengetuk   ngetuk pintu kamar langit.

"Ck, tapi gue takut kalau kejadian kayak sebelumnya terulang lagi!"   Gumamnya pelan.

"Apa gue panggil bibi aja ya?"

"Iya deh gue panggil bibi aja!"
  Gadis itu berbalik.

"bik! bibik!"
  Panggilnya mencari bi ety.

"Bik!"

"Duh bibi kemana sih?"

"Eh kalian liat bibi gak?"
  Tanyanya linzy pada salah satu maid.

"Maaf non, saya dari tadi tidak melihat bibi!"  Jawabannya membuat linzy mendesah.
Ia baru teringat suatu gadis itu menepuk jidatnya .

"Duhh! Gue lupa kan bi ety lagi pergi sama Kak Radya dan kak leo!"
  Decaknya.

"Terus gimana dong sama kak langit?"

"Apa biarin aja dulu? Nunggu mereka pulang!"   Gumam linzy.

"Ah tapi gue khawatir sama kak langit!"   Dia benar benar gelisah.

Tiba tiba langit turun dari tangga sontak gadis itu mengalihkan pandangannya ke cowok itu.

"Brengsek ahang!"
  Geram Langit.
Linzy pun berjalan ke arah langit.

"Kak!" Panggilnya membuat linzy melirik sekilas.

"Kak langit kenapa?"

"Lo gak lihat? Gue luka buta lo?"
  Sinis langit tajam Linzy menggeleng.

"B-bukan gitu kak lzy mau nanya?"
Langit tidak memperdulikannya ia pergi begitu saja meningan Linzy sendirian.

"Eh kak!"
Gadis itu mengejarnya membuat Langit menghela napas.

"Kenapa sih lo ikutin gue!"
Linzy mendongkak menatapnya.

"Lzy khawatir sama kaka! Itu lukanya biar lzy obatin dulu sini"

"Gak perlu"
Linzy cukup lelah melihat langit pemuda itu keluar dari rumah.

"Kak! Langit mau kemana". Tanyanya pada langit masih mengikuti langkah pemuda itu.

"Bukan urusan lo!"

"Jelas urusan linzy! Karena Kak langit itu kakak linzy!" Ucap gadis itu ngegas. Langit hanya cuek ia berjalan kearah motornya berada.

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVEWhere stories live. Discover now