Perkara gelang

208 6 0
                                    

Mars memberikan cutter kepada langit. Dengan cepat, langit merebut cutter itu ditangan mars. Steaven hendak binggung ingin berbuat apa dirinya takut jika nanti langit tambah marah kalau ia berani menghalanginya.

Tapi disisi lain dirinya takut jika langit terkena kasus. Luluv dan radya berhenti melangkah saat melihat langit sudah disana.

Pemuda itu berjongkok didepan kirana yang sedang ketakutan
"Masih mau boong?" Tanya langit dingin membuat kirana menggeleng.

"Langit!" Pemuda itu hanya melirik sekilas saat dirinya di panggil oleh radya.

"Kita penjarain dia aja!"

"Gak! Setelah gue kasih sedikit pelajaran, baru gue penjarain dia seumur hidup!" Desis langit menajam.

Kirana menggeleng panik
"Langit! Gue bener bener minta maaf, gue ngaku gue bersalah!" Gadis itu menangis se jadi jadinya.

"Gue masih pengen sekolah..."
Langit menatapnya datar.

"Emang gue peduli?" Ia benar benar takut dikepung seperti ini tidak ada satu orang pun yang mendukungnya atau membelanya.

"Lepaskan tali ditanganya!"
Titah langit pada steaven cowok itu hanya patuh pada perintah oleh langit, steaven  pun melepas tali yang mengikat tali kirana.

"Dikakinya sekalian!" Steaven mengangguk hingga kini kirana sudah terbebas, tubuhnya tidak ditali tali seperti tadi.

"Mau kemana?" Langit menahan gadis itu yang hendak beranjak.

"Jangan harap lo bisa bebas setelah apa yang lo lakuin!" Katanya tajam.

Kirana mengigit bibirnya keras ia benar benar kalut distiuasi seperti ini, langit memperlihatkan cutter-nya kepada gadis itu tentu saja kirana mendelik melihat cutter itu yang berada ditangan langit.

"Gue mau asah benda tajam ini mau atau enga!" Langit tersenyum miring, menurut kirana itu senyuman maut.

"Tapi, gue cobain di tangan lo!"
Tunjuknya pada gadis yang sekarang mematung.

"A-apa? G-gue?"
Langit menatap gadis itu dingin.

"Hm"

"Maaf! Gue benar benar minta maaf  gue akan hapus humor itu! Dan gue juga akan minta maaf sama linzy tapi gue mohon jangan lukai gue dengan cutter itu!" Kirana menunduk kepadanya memberi hormat, langit mendesis.

"Biar adil!" Luluv dan steaven lirik lirik.

"Eh gimana? Apa kita cegah aja si langit?" Bisik Luluv.

"Tapi ntar dia marah, elo kena batunya" balas steaven.

"Lah terus gimana?"

"Kita lihat aja permainannya!"
Luluv dan steaven menoleh kearah radya yang menatap tenang.

"Rad! Emang lo gak takut? Kalau langit sampai bunuh cewek itu!"
Radya meliriknya.

"Biarin, mati tinggal kabur! Apa susahnya?" Luluv dan steaven tidak menyangka akan respon radya.

Kini kangit tengah memaikan cutter kecil itu tetapi sangat tajam untuk melukai tubuh seseorang.

"Mana tangan lo!" Kirana langsung refleks  menyembunyikan tanganya kebelakang.

"Gak! Jangan gila lo lang! Gue gamau!"
Kirana menatapnya dengan mata yang memerah.

"Lo tau? Gue lakuin ini karena apa? Dan karena siapa?" Tanya kirana, air matanya lolos seketika.

"Gue gak tau, dan gue juga gak mau tau!" Ucap langit.

"Dengerin gue! Gue lakuin ini karena gue SAYANG dan CINTA sama lo! Gue gak gamau ada cewek yang deketin elo selain gue!" Langit mengeraskan rahangnya.

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVEWhere stories live. Discover now