Kedatangan Adiva

200 8 0
                                    

Linzy keluar dari kamar gleo dengan perasaan kesal.

Bagaimana tidak? Gleo saat itu janji untuk tidak menciumnya lagi, tetapi apa lelaki itu.

"Lin tunggu," gleo berlari menyusul gadis itu yang ngambek.

Gleo menyekal lengan gadis itu, lalu menyentakkan tubuh gadis itu membuat linzy menghadapnya.

"Dengerin, jangan marah dong!"
Gleo berdiri menghadap gadis itu.

Linzy menatap kearah lain, enggan menatap kearah gleo.

"Plis, jangan marah"
Gleo hampir saja uring uring ngan saat ini.

"Biarin, lagian salah siapa?"
Gadis itu melipat kedua tangannya di dadanya.

Jangan lupakan, bibir yang manyun seperti ikan koi, hal itu membuat gleo gemas sendiri ingin melahapnya, tetapi iya tau resikonya akan mendapatkan marahan gadis itu selamanya.

"Dih? Ngambek nih?" Gleo menoel hidung mancung gadis itu.

"Paan sih!" Sewotnya galak.

"Galak amat!"

"Bodo amat..." Balas gadis itu, lalu segera pergi dihadapan gleo.

Tetapi gleo tak tinggal diam, ia berjalan mengikuti gadis itu dari belakang.

Linzy menghentikan langkahnya saat merasakan ada yang mengikutinya. Sontak gadis itu berbalik.

"Kak leo? Ngapain sih ikutin linzy!" Protesnya tidak suka.

Gleo justru menatapnya "emang gak boleh, ikutin lo!"

"Gak boleh linzy ngambek sama kak leo!" Gadis itu berbalik hendak menyentuh knop pintu.

Tangan kekar gleo menahan tangan mungil itu.

"Ihh, apaan sih kak? Linzy mau masuk!" Gadis itu melotot galak.

"Inget, jangan deketin cowok lagi, selain radya, langit ,dan gue!"
Peringat gleo.

Linzy menghela nafas
"Hm, udah sana pergi! " Gadis itu mendorong tubuh cowok itu berniat untuk mengusirnya.

"Mau es krim gak?"
Tawar gleo berharap luluh dengan tawaran itu.

Karena dirinya tau, disaat linzy sedang marah, hanya es krim yang bisa meredakan marahnya. Tetapi kalau marah besar tidak bisa.

Gadis itu terdiam sejenak lalu menggeleng....

"Enggak, linzy udah makan"
Balas gadis itu.

Gleo mendecak "es krim coklat sama vanila?" Langkah linzy terhenti menatap gleo.

"Kok kak leo tau----"

"Iya gue tau, es krim kesukaan elo!"
Balas gleo.

Linzy mendesah panjang tapi ia memiliki ide.

"Linzy gak akan ngambek, tapi beliin linzy martabak" ucap linzy tersenyum.

"Cuman itu?"

Linzy mengangguk"kalau bisa nebak martabak kesukaan linzy, bakal linzy maafin!" Ucapnya membuat gleo menyirgai.

"Nggak! Gue gamau kalau cuman dimaafin!" Linzy mendelik.

"Udah suruh beliin, malah nawar lagi?" Gerutu linzy.

"Gimana! Gue beliin martabaknya tapi ada satu syarat?"

Linzy mendongkak "apa?"

"Tiket ciuman!" Bisiknya membuat linzy mencubit pinggang cowok itu.

"Aw? Kok di cubit sih!"

Linzy memayunkan bibirnya
"Nggak ada tiket tiketan! Sana cepat beliin martabak!" Suruhnya.

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVEWhere stories live. Discover now