ADIVA?

220 5 0
                                    

"kak!" Linzy berlari ke arah radya yang hendak naik keatas motor.

Gadis itu tepat berdiri dihadapannya
"Kak mau kemana?" Tanya linzy.

Radya melengos pelan "ada urusan" balasnya singkat.

"Kak Radya marah?"

Radya menggeleng"terus? Kenapa sama linzy kayak marah gitu"gadis itu mengerutkan bibirnya.

Manja? Sepertinya sifat itu sudah ada dalam dirinya.

Radya menghela nafas lalu menatap gadis itu "gue, enggak marah" ucap radya.

Tetapi gadis itu masih melipatkan kedua tangannya di depan dadanya"tuh kan.... Kakak masih narah sma linzy kalau oinzy punya salah, maafin dong." Gadis melirik radya sekilas.

Radya mengusap wajahnya kasar lalu menangkup kedua pipinya.

"Mau ngomong gimana lagi? Gue gak marah" ucap radya yang di sudah lelah.

Linzy mendongkak "kalu nggak marah kenapa responnya singkat begitu"

"Udah biasa"

Linzy mendecak "kak!"

"Hm?" Radya mengangkat sebelah alisnya.

"Beliin linzy eskrim, yang rasa vanilla sama coklat!" Pinta gadis itu dengan wajah memelas untuk memperdaya lawanya.

Radya mengalihkan wajahnya ck, sial dirinya tidak tahan dengan wajah cute gadis ini.

"Hm, mau ikut gak?" Tawar radya membuat linzy membelalak.

"Emang boleh" radya mengangguk.

"Kalau gitu linzy siap siap dulu ya? Tungguin linzy, awas kalau kaka ninggalin linzy!" Peringat gadis itu, ia masuk kedalam.

Selang beberapa menit, seorang gadis keluar dengan pakaian yang ps melekat ditubuhnya.

Apalagi rambut sepundaknya yang dibiarkan tergerai begitu indah.

Radya sempat terdiam memandangi gadis itu "kak!" Lamunan radya membuyar saat linzy melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Ngapain ngelamun? Pasti ngelamunin linzy ya? Linzy tau kok, kalau linzy cantik" ucap gadis itu narsis.

Radya melengos "ayo" radya berjalan kearah motornya.

Linzy pun naik keatas motor ninja warna hijau milik radya, kemudian ia berpegangan pada kedua bahu cowok itu.

"Udah?"

Linzy mengangguk " udah!"

Radya segera memacu motornya keluar gerbang.

"Ayo!le'ts go" riang gadis itu seraya mengangkat sebelah tangannya.

Sedangkan dibalkon kamar, tepatnya kamar milik langit. Cowok itu menatap keduanya yang sudah pergi dengan tatapan yang sulit di Artikan.

"Linzy dan radya..." Gumannya lirih.

Setelahnya disusul senyuman tipis dibibirnya.

*

Radya dan linzy kini berada di pinggir jalan.

"Bang! Es rasa coklatnya satu ya" pinta linzy.

"Iya dek, bentar!"

Radya melengos " mending kita belinya ditoko jangan disini" ucap radya.

"Loh? Kenapa?" Linzy menoleh.

"Disini nggak higenis" linzy sontak mendelik kecil.

"Nggak higenis gimana maksudnya? Orang linzy selalu makan eskrim dikedai, gak pernah tuh di toko toko! Tetapi linzy saat ini masih sehat- sehat aja wal'afiat" cercanya membuat radya menghela nafas.

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVEWhere stories live. Discover now