Pelukan Nola

161 3 0
                                    

"kata dokter, pulangnya besok"
Ucap Radya seraya duduk disebalh gadis itu.

"Yah, kok besok sih? Padahal linzy mau sekarang!"

"Itu mending, aslinya besok belum boleh! Tapi karena lo udah gak sabar pulang, jadi dokter izinin!"
Timpal Gleo.

"Waktunya kok lama banget ya? Linzy cape rebahan terus..."
Keluhnya.

"Sabar!"

"Linzy nggak sabar!"

"Ya harus bisa!"
Linzy mendelik.

"Mending lzy tidur dulu deh"
Putus gadis itu.

"Iyah nanti setelah bangun nanti langsung makan ya?"
Linzy mengangguk pelan.

"Good!"
Radya pun beranjak dari sana bersama Gleo.

"Lang, ada yang mau gue bicarain!"
Ucap Radya membuat langit yang tengah fokus ke ponsel jadi mendongkak.

"Ini tentang------ kirana!"
Langit beranjak, ia kemudian pergi bersama keduanya.

*

CEKLEK

Pintu ruangan terbuka seseorang berjalan masuk mendekati gadis yang sedang berbaring diatas brankar.ia berdiri disebelah gadis itu.

"Sayang, bangun..."
Merasa terusik linzy lekas membuka matanya Perlahan, Ia menyipit melihat seorang gadis wanita cantik tengah menatapnya.

Tubuh linzy seolah sulit digerakan ia ingat betul siapa wanita ini, anehnya pakaian yang dikenakan wanita ini berwarna putih. Tiba tiba tengorokan linzy terkecat.

"S-siapa kamu...?"

"Maaf mengganggumu, aku hanya ingin membuat langit ceria seperti dulu lagi!"
Linzy semakin membeku wanita ini... Sama seperti di album yang berada dikamar langit itu.

"Jangan takut, aku  aluna mamah mereka bertiga!"

Deg

Tubuh linzy mendecak bergetar begitu hebat semua organ tubuhnya sulit untuk digerakkan.

"H-hantu..."
Gadis itu tidak bisa berteriak sama sekali.

"Hanya kamu yang bisa saya andalkan, saya mohon! Buatlah langit ceria seperti dulu, karena dia... Hiks!"
Aluna tiba tiba terisak.

"Aaaggkkhhh!"
Linzy menutup kedua telinganya.

"TOLONG! SETAN, TOLONG!"
Teriaknya menjerit histeris.

"Hey..."
Tiba tiba tangan linzy dipegang.

"Minggir! T-tolong... Ada setan!"

"Hey! Ini gue!"
Radya menahan tangan gadis itu. Linzy membuka matanya secepatnya, nafasnya tersengal-sengal ia beralih menatap radya, gadis itu dengan cepat segera memeluk cowok itu.

"Hiks... Kak!"
Isaknya pelan dipelukan Radya.

"Kenapa, hm? Mimpi apa tadi?"
Tanya Radya lembut seraya mengelus pelan rambut gadis itu.

"Hiks..."

"Kenapa?"

"T-tadi linzy mimpi buruk kak!"
Jelas gadis itu dengan suara isak tangisnya.

"Mimpi buruk apa?"

"Linzy mimpi ALM mama kak Radya!"

Deg!

Radya sontak langsung melepas pelukan itu ia beralih menatap Linzy  sepenuhnya.

"Apa maksudmu? Mama udah meninggal, gak mungkin di----"

TIGA ABANG TIRI GUE POSESSIVEWhere stories live. Discover now