𓊈64𓊉 Sebab Kecelakaan

7 1 0
                                    

Semalam, sepulangnya dari rumah sakit, aku langsung saja tertidur. Hari itu benar-benar melelahkan bagiku, sampai-sampai aku tak berwudhu dan membaca al-mulk sebelum tidur. Mataku kian berat dan terus berusaha menutup meski aku mencoba untuk terus terjaga. Alhasil, aku kalah dengan kantukku sendiri. Aku tergeletak tak sadarkan diri di atas tempat tidur.

Seperti biasa, sehabis shalat subuh aku segera mandi. Hari ini sudah senin lagi, dan ku harap upacara kali ini tak terjadi hal-hal yang aneh seperti yang kemarin. Saat terjadinya kesurupan massal.

Aku terdiam sambil membiarkan keran air memenuhi bak mandi. Aku tak bisa memakai shower, karena benda itu sedang di pakai kuntilanak untuk mandi.

Bagaimana pun aku masih penasaran dengan cerita Zaki. Hantu yang saat itu menyelakainya ku yakini sebagai Yeni, atau para roh siswi yang mati terbunuh beberapa belas tahun yang lalu.

Sebenarnya, Kun dan para hantu siswi mempunyai misi yang sama, yaitu ingin menguak pembunuh yang telah memakan banyak korban tersebut, termasuk mereka. Tapi dari yang ku tangkap, Kun sepertinya di musuhi karena masa lalunya. Entah karena janji yang tak ia tepati, atau ada hal lain yang membuatnya kian di benci.

Yang pasti, beradanya ia di sisiku sudah menjadi bukti, bahwa semua ini.. seperti ada hubungannya denganku. Tapi.. kenapa harus aku?

Bukankah aku cuma seorang pemuda biasa, yang bahkan baru mempercayai kisah mistis setelah hadirnya Kun bersamaku. Aku pun tak di anugerahi kelebihan khusus seperti indra keenam atau yang sejenisnya.

Tapi yang sejak awal jadi pertanyaanku, kenapa Kun tak bisa membunuhku?.. atau kenapa ia tak bisa membaca isi hatiku? Aku seolah pengecualian yang entah kenapa membuatnya merasa sekedar penasaran, atau karena memang semua kejadian masa lalu itu ada hubungannya denganku. Tapi.. Bagaimana bisa? Kenapa aku?

Dan lagi, kenapa para hantu seolah memiliki pantangan tentang nama seseorang yang tak bisa mereka sebut. Kiai dan Beruang Kaya Raya? Aku yakin itu bukan nama sesungguhnya. Tapi nama yang sengaja di ciptakan oleh para hantu untuk menyebut orang tersebut.

Apakah dua nama itu.. adalah makhluk gaib? Bukankah hanya gaib yang bisa mendengarkan suara isi hati. Tiap menceritakan Kiai, Kun selalu berbisik. Seolah takut kalau pembicaraannya itu akan terdengar. Lalu Beruang Kaya Raya.. Sepertinya ia juga sama. Tapi.. siapa mereka sebenarnya?

Aku menyelis, menatap Kun yang sedang mencuci rambut, bulu mata serta alisnya dengan sampoku. Aku sedikit bingung, kenapa ia mencuci alis berserta bulu matanya seperti itu?

"Ngapain lu begitu?" Keluhku heran atas tingkahnya. Ia menyipitkan mata dengan busa yang memenuhi wajahnya. "Itu sampo loh, buat rambut! Bukan buat cuci muka!"

"Saya tahu!" Singkatnya.

"Terus?"

"Ini kan sampo urang aring buat menghitamkan rambut, kalau pakai ini, siapa tahu rambut uban ini bisa hitam, sama alis dan bulu matanya juga." Ia berasumsi sendiri hingga membuatku meringis dengan ekspresi sejelek-jeleknya.

"Pemikiran begitu dapet dari mana sih?" Keluhku hingga membuat Kun terbang ke tempat sampo, sabun dan sikat gigi yang tertempel di samping wastafel.

"Ini nih! Saya baca khasiatnya di belakang." Ucapnya seraya menyodorkan botol sampo bagian belakang ke depan mataku.

"Yaelah Kun. Lu percaya sama tulisan di botol sampo gitu? Kalo emang khasiatnya beneran, cewek yang rambutnya keriting, gak bakal ke salon buat ngelurusin rambutnya. Pakai aja sampo pelurus rambut. Selesai kan? Tapi nyatanya gak begitu." Terangku hingga membuatnya menguap lebar.

"Lu dengerin gak sih?!!" Pekikku, membuatnya tersentak kaget.

"Oh! Jadi ini bohong ya? Kenapa manusia berbohong? Bukankah itu kebiasaan setan?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

【 COPY K.U.N 】ADGAMWhere stories live. Discover now