𓊈14𓊉 Kun WeekEnd

6 2 0
                                    

(Flashback)

*Author Pov

Kejadian sebelum Kun menghampiri Agam ke kamar.

Kun melihat Agam masuk ke dalam kamar setelah bertegur sapa dengan ibunya. Kun hendak menyusul Agam, tetapi ia melihat ibu Dinda duduk sendiri sambil menonton televisi.

"Kasian juga ibu sendiri.. Apa saya temani?" Gumam Kun sambil melayang ke dekat ibu Dinda.

Tiba-tiba saja ibu Dinda tersentak, tepat setelah ku semakin mendekatinya. Ia melihat ke sekeliling sambil beberapa kali mengusap tengkuknya, dan memperhatikan bulu-bulu yang ada di tangannya.

"Kok tiba-tiba merinding gini ya?" Gumam Ibu Dinda. Ia pun bergidik sambil menggelengkan kepalanya dan mengernyit. Ia pun membesarkan volume tv-nya karena merasa sedikit takut dan tubuhnya terasa tidak enak. la pun meletakkan remote ke sampingnya.

"Permisiii, ada setan buk." Ucap Kun sambil duduk di samping ibu Dinda. Tanpa sengaja, Kun menjatuhkan remot yang ada di dekatnya ke bawah.

"Astaghfirullah!! Naga bunting!! Naga buntung!!" Tekak ibu sambil tersentak kaget. Ia terdiam sambil menatap benda apa yang baru saja jatuh.

"Kok remote tv bisa jatuh? Kan gak ada yang senggol?" Gumam Ibu Dinda sambil melihat keberadaan remot yang telah tergeletak di lantai. Kun langsung tersentak kaget dan menatap ibu Dinda dengan wajah bersalahnya.

"Saya yang senggol, tidak sengaja bu." Timpal Kun meskipun suaranya tidak akan terdengar oleh ibu Dinda.

"Saya yang senggol, tidak sengaja bu." Timpal Kun meskipun suaranya tidak akan terdengar oleh ibu Dinda.

Ibu Dinda pun mengambil remote tersebut dan menggenggamnya. Ia kembali fokus pada televisi di depannya. Namun wajahnya masih terlihat panik dan ketakutan. Terlihat dari ibu yang sejak tadi mengubah posisi duduknya. Ia merasa sangat gelisah.

[Dasar ya lo!! Baperan banget jadi orang!! Lu kira dia naksir sama lo?]

"Baper? Apa itu?" Keluh Kun sambil menyimak siaran di tv.

"Saya tidak pernah dengar kata-kata itu? Apa itu bahasa Indonesia yang baru?"

[Jadi lu kepo sama gue selama ini?! Lancang banget ya lo!!]

"Ah?! Ke.. kepo?" Kun mengernyit panik.

[Dasar Julid!! Minggir lo!!]

"Julid lagi? Apa lagi itu?? Ini masih di Indonesia kan ya?" Keluh Kun gemetaran.①

"Jangan-jangan saya mati sudah lebih dari enam belas tahun. Bahasa Indonesia jadi seaneh ini? Saya tidak paham!" Gumam Kun dengan mata yang terbelalak.

[Perempuan tadi mendorong temannya ke jalan raya. Dan dari arah yang berlawanan, datang sebuah mobil besar menuju perempuan yang sedang terjatuh di tengah jalan tersebut.]

"LARI!!!" Pekik Kun sambil menutup kedua telinga dengan tangannya. Ia benar-benar terbawa suasana ketika menontonnya. Sementara ibu Dinda terlihat tegang dengan raut wajah nya yang sangat serius. Tak satupun dari alisnya yang bergerak.

[Aaaaaaaaaaaa!!!] Pekik perempuan di dalam tv.

"Ah?! Kenapa kamu teriak, bukannya lari?" Protes Kun yang merasa kesal.

*15 menit kemudian

[Aaaaaa!!!]

[Bersambung.]

"Udah habis lagi... Kan penasaran, nanti siapa yang nolongin!" Gumam ibu Dinda sambil mengganti channel tv-nya.

Kun hanya terdiam dengan wajah yang mengernyit, lalu menatap malas ke arah tv. Hanya menonton siaran itu beberapa menit, ia bisa merasa sekesal dan sesetres ini.

【 COPY K.U.N 】ADGAMWhere stories live. Discover now