𓊈38𓊉 Kuburan tak Berpenduduk

5 2 0
                                    

Aku mengernyit bingung. Pantangan macam apa sih itu?? Sumpah, aku ingin tertawa tiap kali mendengar cerita mistis seperti ini. Kenapa orang-orang selalu mempercayai hal-hal mistis di luar logika seperti itu. Aku jatuh, hanya karena kurang berhati-hati saja. Karena kurang fokus, aku jadi tidak tahu ada anjing yang datang dan menabrak motorku. Aku menahan tawa dengan sekuat tenaga, tak mau membuat orang lain tersinggung karena ulahku.

"Klakson tiga kali?" Ulangku. Karena aku tak punya kata-kata yang bagus untuk membalasnya.

"Iya, nak. Di daerah situ terkenal. Sering kecelakaan.." Aku menilik ke samping, mengedarkan pandangan ke sekeliling sesaat, lalu kembali menatap om berkupluk di hadapanku ini.

"Emangnya, nama daerah tadi apa om?"

"Lelap Bikang." Singkat om itu hingga membuat dadaku tiba-tiba tersentak. Lelap dalam bahasa kami artinya adalah daerah rawa. Bikang adalah nama desanya. Dan sepengetahuanku, lelap bikang ini daerah rawan banjir, tentu saja karena ia berada di rawa-rawa. Jalanannya sering ringsek dan amblas di bantai hujan deras.

Di daerah kami, setiap rawa itu memiliki image yang buruk dan menyeramkan. Lelap itu keadaan yang lebih mengerikan daripada rawa. Dan di daerah sana juga merupakan hutan panjang yang harus di lewati.

Lelap juga merupakan tempat munculnya hewan-hewan menyeramkan seperti buaya besar dan juga biawak. Bahkan masih ada yang menyangkut pautkan buaya tersebut dengan hal-hal mistis seperti siluman dan sebagainya.

"Untung kamu gak apa-apa dek, gak nyangka loh kamu selamat. Dulu, mobil polisi juga sempat kecelakaan sampai kebalik, di sana." Aku terdiam mendengarnya. Yang bisa ku lakukan hanyalah menenggak ludah. Aku sih pernah mendengar beritanya, makanya.. Nama Lelap Bikang terasa tak asing bagiku.

"Apalagi di kuburan tadi dek, pokoknya bener-bener harus klakson atau mainin lampu tiga kali. Kalau lewat sana pas malam, wajib banget dek. Siang-siang aja kadang kita klakson kalau lewat sana." Aku kembali terdiam. Perasaan lucuku tadi lenyap seketika.

Apakah pendengaranku saat jatuh di depan kuburan tadi memang benar adanya?? Suara-suara yang sayup terbawa angin sampai ke telingaku, apakah itu benar?

"Kecelakaan yang terjadi, kebanyakan adalah orang-orang yang melanggar pantangan itu." Sambung mereka lagi hingga membuatku mengernyit sebelum bertanya.

"Kenapa harus mainin lampu atau klakson kak? Emangnya mereka bisa liat atau denger, gitu?" Lelaki muda dengan jahitan di keningnya cuma mendengus mendengar pertanyaanku.

"Dek, perbatasan kita dengan alam gaib itu hanya setebal kulit bawang. Jadi, dunia kita, dunia mereka juga. Bedanya..." Ia menghentikan penjelasan, membuatku mengangkat sebelah alis, bermaksud untuk meminta kelanjutan perkataannya.

"Kita gak bisa dengar dan lihat mereka, tapi.."

"Mereka bisa dengar dan lihat kita." Aku tercekat. Di Al Qur'an saja, memang di jelaskan kalau alam gaib itu ada dan nyata.

"Jadi, kita kan gak tahu di depan kuburan itu ada apa.. apa itu tempat mereka lewat atau tempat mereka main. Kalau kamu nyelonong aja, terus mereka gak tahu.. kemungkinan kamu tanpa sengaja menabrak mereka."

"Kalau kamu klakson terlebih dahulu atau memainkan lampu, tentunya mereka bisa dengar dan menyingkir kan dari situ." Aku mengangguk. Aku tak tahu benar atau tidaknya penjelasan ini, hanya saja... itu terdengar masuk akal bagiku.

"Dan mungkin aja, pas lewat sana.. kamu menabrak sesuatu, dan kamu gak tahu telah menabraknya. Kamu kan gak kelihatan sama mereka." Aku terdiam sambil menghela napas lewat hidung.

"Anjing hitam besar yang kamu lihat itu... setelah nabrak motor kamu, ada lagi gak penampakkan wujudnya?? Atau langsung hilang?" Aku berpikir sejenak. Aku memang melihatnya berupa bayangan hitam, tapi ketika aku jatuh, aku tak lantas terfokus lagi padanya, atau mencarinya. Aku langsung melupakan itu, dan aku tak tahu itu nyata atau gaib. Yang pasti, dia benar-benar menabrakku. Dan itu terjadi begitu cepat, hingga aku tak dapat mengingat jelasnya.

【 COPY K.U.N 】ADGAMWhere stories live. Discover now