Love Letter part 47

925 103 24
                                    

_
_
_
_
_

Jimin duduk disisi tempat tidur disamping mama nya, menggenggam tangan mama nya dan memastikan nya ter tidur.

Raga nya disamping mama nya, tapi fikiran nya tak lepas dari Yoongi, Jimin sangat khawatir, tak terbayangkan hal gila dan bodoh apa yang akan Yoongi lakukan kali ini.

"Dari semua masa-masa sulit, saat ini yang paling rumit". Jimin membatin.

Memandang lekat wajah mamanya yang tertidur, Jimin tak melepaskan tangan nya,

Mamanya yang sekarang terlihat lebih tua, lemah dan tak berdaya, wajahnya tak pernah terlihat benar-benar bahagia,
Hati Jimin jauh lebih sakit setelah mendengar banyak rahasia yang dibongkar mamanya hari ini,

Selelah itu jalan hidup yang dilalui demi menjaga nama baik keluarganya,

Mengorbankan hati dan perasaan sendiri, menyimpan rasa cinta selamanya,
Seperti yang pernah Jimin rencanakan akan mengunci perasaan cinta pada Yoongi di dalam hati nya.

Mama juga pasti sangat terluka setelah melukai hati mama dan papa Yoongi, setelah banyak pengorbanan, ternyata tetap dia yang berada pada posisi paling bersalah.

Alih alih pergi dari rumah dengan alasan agar tidak mengecewakan keluarganya, tapi pada kenyataan nya dialah yang paling menghancurkan perasaan orang tua nya.

"Kehadiran dan membesarkan ku mungkin adalah kebahagiaan kecil dalam hidupnya, tapi sekarang aku juga mengecewakan nya."

Jimin menangis, tak tau apa yang bisa dia lakukan, haruskah
meninggalkan Yoongi?, menutup rapat semua rasa ini.

Haruskah melewati jalan yang ditempuh mamanya ?, bukan kah ini adalah pilihan salah yang sudah dibuktikan sendiri oleh mereka...".
Monolog panjang Jimin tentang takdirnya.

Jimin menggelengkan kepala..
"Tidak,, tidak,,, aku tidak akan melewati jalan sulit itu, aku harus tetap bersama Yoongi, dan tidak akan menyakiti hati orang lain juga nantinya,

Jimin tersentak, teringat Yoongi.
"Kemana dia pergi? . Aku harus mencari nya ".

Jimin meninggalkan mamanya, keluar ruangan meraih hp nya hendak menelpon Yoongi. Tapi ternyata Hp Yoongi juga ada dimeja itu.

Akhirnya Jimin berlari menyusuri jalan yang tadi dilewati mobil Yoongi, satu-satunya jalan menuju rumah itu.
Tidak peduli sejauh mana Yoongi pergi, yang ada difikiran Jimin hanyalah harus bertemu Yoongi.

.
.
.

Yoongi mengemudikan mobil dengan kencang, berteriak dan menangis sendirian dalam mobil,
Akhirnya menghentikan mobilnya dipinggir jalan, merebahkan tubuhnya di sandaran kursi, memikirkan banyak hal.

Tak menyangka akan ada diposisi ini, fikiran nya kembali pada keluarga nya yang sangat bahagia,
Ada mama dan papa nya,

Keluarga yang sangat harmonis, selalu makan bersama, tak jarang Yoongi melihat mama dan papanya saling bercanda dan romantis.

"Apa yang salah dengan mereka." Gumam Yoongi.

Apakah selama ini papanya hanya sedang memainkan peran nya dengan sangat sempurna,

Haruskah aku mengikuti jalan papa,menikah dengan orang lain dan memposisikan Jimin sebagai adik yang sesungguhnya.

Andaikan dari awal mereka mengakui perasaan mereka, memperjuangkan cinta mereka,
Mungkin akan mengecewakan orang tua, tapi pasti tak Jadi serumit ini. Tidak ada orang lain yang akan terluka.

Hanya demi agar semua terlihat baik-baik aja, tapi mereka mengacaukan semua nya.

Akhirnya Yoongi menyadari kalau Jimin persis sama dengan mama nya,
Jimin akan mengorban kan semua nya demi cinta.

"Jimin akan selalu melakukan semua yang terbaik untuk ku, dia berfikir berpura- pura menjadi adikku adalah yang terbaik untuk ku, maka Jimin pasti akan meninggalkan ku pada akhirnya."

Entah sudah berapa jauh dan udah seberapa lama Jimin berjalan, berlari menyi
Usuri jalan itu mencari Yoongi.

Mengabaikan lelah dan dingin nya angin pantai uang berhembus disepanjang jalan itu. Fokusnya hanya harus segera bertemu Yoongi.

Sampai fajar sudah menyinsing, Jimin dapat melihat bahwa sepanjang jalan yang dia susuri itu adalah mengikuti pinggiran pantai.

Jimin terengah-engah, langkahnya mulai pelan, karna sudah cukup jauh dia berjalan, tubuhnya mulai menyerah.

Dari kejauhan, Jimin melihat mobil Yoongi terparkir dipinggir jalan, seperti mendapatkan tenaga lagi melihat itu, jimin memaksakan tubuhnya untuk mencapai mobil itu.

Yoongi yang duduk dalam mobil, terpaku melihat lihat Jimin di ujung jalan,

"Benarkan dia berlari sejauh ini mencari ku." Bisik Yoongi.

Yoongi melihat langkah kaki Jimin terseok karna kelelahan.

Yoongi terus mengawasinya dari dalam mobil.

" dia bahkan tidak menggunakan Jaket."

"Kamu dan mamamu bena-benar mempunyai cara dan tenaga yang luar biasa untuk menghancurkan perasaan orang"

Yoongi bergumam dalam tangisnya

"Bagaimana aku bisa menghilangkan perasaan ini, jika dia seperti ini. Dia terus meluluhkan hati ku dan membuatku semakin dalam mencintai nya."

Yoongi keluar, dan berdiri didepan mobil, menunggu Jimin yang semakin mendekat menghampiri nya.

Jimin akhirnya sampai dihadapan Yoongi, berharap berlari dan memeluk Yoongi ketika bertemu,

Tapi Yoongi yang berada dihadapan nya sekarang memasang wajah datar dan dingin, membuat Jimin takut.

'Kenapa kesini?" Ucap Yoongi.

Jimin terdiam, pertanyaan macam apa itu, fikir nya

"Kenapa meninggalkan mama sendirian?"

Jimin mengatur nafas, Yoongi yang menghadapinya dengan dingin, menghancurkan perasaan Jimin.

Yoongi menatap Jimin lekat.

"Haruskah kita berpisah?". Ucap Yoongi selanjutnya.

Jimin tercekat mendengar pertanyaan Yoongi.
Entah apa yang sudah Yoongi putuskan, kenapa dia bertanya seperti itu.

Jimin benar-benar ingin menangis saat ini.
Tapi bibirnya terkunci.
Terpaku menatap wajah Yoongi.

"Jika itu baik untukmu". Jawab Jimin menahan tangis.

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

--- to be contonued ---

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now