Love Letter part 22

875 88 1
                                    

Pintu kamar Yoongi kembali diketuk. Terdengar suara panik dari luar, pelayan yang ditugaskan menjaga Jimin, memberi tau Yoongi dan Hobbie kalau Jimin tak ada dikamarnya.

Yoongi terpaku, seolah tidak percaya dengan apa yg di dengarnya.

"Gak ada gimana, bukannya tadi Jimin pingsan ?" Tanya Hobbie.

.....

Narie menunggu ditempat yang diminta Jimin.
Jimin datang,

dari kejauhan terlihat Jimin berjalan menuju Narie dengan langkah yang sedikit sempoyongan, wajahnya pucat pasi dan matanya juga sembab seperti habis menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dari kejauhan terlihat Jimin berjalan menuju Narie dengan langkah yang sedikit sempoyongan, wajahnya pucat pasi dan matanya juga sembab seperti habis menangis.

Narie mengejarnya, "kamu kenapa?" Tanya narie khawatir. Jimin diam saja, tatapannya kosong. Sesaat dia menatap Narie lalu mendekati cewek itu perlahan, dia memeluk Narie dan menangis.

Nari yang memang sudah berhari-hari mengkawatirkan Jimin, melihat seperti ini, dia semakin khawatir, panik dan bingung.
Tidak tau ada apa dengan Jimin, tapi mendengar Jimin menangis, narie juga ikut menangis, dia memeluk Jimin erat. "Ada apa?. Kamu kenapa ?".

Mereka duduk ditaman. Jimin menceritakan garis besarnya saja, bahwa keluarganya baru saja mendapatkan musibah kecelakaan, dan sekarang mamanya masih koma dirumah sakit.

"Hanya kamu yang terlintas dibenakku, karna aku gak punya siapa-siapa selain mamaku dikota ini." Ungkap Jimin.

"Maaf sudah merepotkanmu."

Narie menggenggam tangan Jimin, sepanjang mendengarkan Jimin bercerita, air mata terus mengalir dipipi mungilnya,

"Kamu bisa mengandalkan ku jimina... . Jangan ngomong gitu."

"Aku takut jalan sendirian, gak tau dimana dan kapan aku mungkin aja akan jatuh pingsan lagi." Jelas Jimin.

.....

Yoongi meraih kunci mobik Hobbie dan berlari keluar. Hobbie mengejarnya. Yoongi tidak terlihat lemah seperti dia yang beberapa hari ini, gerakannya sangat cepat, sampai Hobbie tak berhasil mengejarnya. Mobil itu sudah melaju kencang ketika Hobbie sampai dipekarangan depan.

Yoongi melaju dijalan jalan yang mungkin saja dilewati Jimin. Berenti disetiap halte yang ada diseputaran area rumahnya.
Yoongi sangat khawatir, takut kalau Jimin akan pingsan ditempat umum sendirian, dimana tidak ada orang yamg mengenalnya.

Mendatangi rumah sakit, Yoongi mengira Jimin pasti akan pergi kesitu, karna mamanya disitu.
Yoongi berlari menyusuri lorong demi lorong, ruangan demi ruangan, tapi tetap tak menemukan sosok yang dia cari.
Yoongi baru sadar kalau selama ini dia tidak punya no Hp Jimin, tidak tau dimana warung tempat mama Jimin berjualan dan juga tidak tau dimana tempat tinggal mereka.

Yoongi kembali kemobil, dia bingung dan putus asa.
Dia menangis sejadi-jadinya di mobil yang terparkir itu.

Padahal belum lama ini semuanya terasa sangat indah dan bahagia, perjalanan dan kumpul keluarga yang sangat menyenangkan, interaksi dengan Jimin yang sangat lembut dan damai.

Kenapa keadaan bisa berubah seketika dan benar-benar berputar jadi sebaliknya seperti ini.
Yoongi menangis kencang di dalam mobil itu sendirian. Dia mengerang seperti anak kecil yang sedang menangis.
"Mamaaaaa. Paaaaa "
Suaranya parau memanggil kedua orang tuanya.
Suara ratapan Yoongi terdengar sangat memilukan.
Yoongi ingin menangis seperti ini dari kemaren kemaren, tapi dia menahannya karna Yoongi tak pernah dibiarkan sendiri.

Entah berapa lama dia didalam mobil yang terparkir itu, dia putus asa karna tak tau harus mencari Jimin kemana lagi.

Tak terduga, Yoongi melihat sosok yang tidak asing, berjalan diantara banyak orang yang lalu lalang keluar masuk pintu rumah sakit itu.

Ya, dia adalah Jimin.

Yoongi turun dari mobil, mengejar Jimin, dia setengah berlari diantara banyak
orang yang keluar masuk rumah sakit.

Langkah Yoongi terhenti ketika sudah benar-benar berada diposisi dekat di belakang Jimin.
Yoongi melihat Jimjmin berjalan sambil berpegangan tangan dengan Jung narie.

Jimin dan narie tak menyadari keberadaan Yoongi dibelakangnya, mereka berjalan menuju ruang dimana mama Jimin dirawat.
Jimin meminta Narie mengantarkan nya kesana, karna sangat merindukan mamanya, banyak hal yang ingin diceritakan pada mamanya.

Tak ingin pingsan seperti biasanya ketika mendatangi ruangan itu. Jimin meminta Narie untuk tidak melepaskan tangannya, agar Jimin bisa mempertahankan kesadarannya.

Yoongi melangkah pelan, menjaga jarak agar keberadaannya tetap tak terlihat oleh Jimin.

Yoongi melangkah pelan, menjaga jarak agar keberadaannya tetap tak terlihat oleh Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaannya sedikit lega setelah melihat Jimin yang ternyata baik-baik aja. Tapi entah kenapa perasaan aneh seperti sebelumnya juga muncul dihatinya, perasaan seperti ketika Jimin datang menyelamatkan cewek itu, atau seperti ketika Yoongi mencari Jimin kekelasnya dan melihat Jimin sedang tertawa bersama cewek itu.
Perasaan yang seharusnya tidak muncul pada saat seperti ini, rasanya Yoongi selalu tidak nyaman melihat kedekatan mereka.

Yoongi menyadari bahwa dia adalah manusia yang paling egois terhadap Jimin.
Dia tidak rela melihat Jimin bahagia dengan orang lain, tetapi dia juga tidak punya keyakinan untuk membuat Jimin bahagia bersamanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







.







.

----- to be continued. -----


























LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang