Love Letter part 19

925 92 8
                                    

Yoongi memeluk Jimin yang panik, walaupun Yoongi sendiri tak kalah paniknya.

"Makanya kamu harus tenang dulu."

"Mereka bilang mobil papa kecelakaan."

Bisik Yoongi sambil memeluk Jimin erat.

Jawaban dari semua fikiran tidak tenang Jimin. Seketika tubuh Jimin lemas mendengar itu.

Tangan Jimin yang tadinya mencengkram lengan Yoongi terlepas, tubuhnya ringan laksana kapas tak berdaya.

Yoongi panik, dia tak pernah menyangka akan menghadapi situasi seperti ini,

"Jiminaaa"

Yoongi mengusap pipi Jimin yang kaku tak bergerak.

Pembantu rumah berlari menghampiri mereka, mengabarkan mendapat telpon dari polisi dan juga dari rumah sakit.

Yoongi berteriak memanggil Hobbie yang masih dikamar.

Hobbie keluar karna mendengar teriakan panik Yoongi.

Mendapati Yoongi dan Jimin yang sedang berpelukan dengan wajah tegang,
Hobbie penasaran dengan apa yang terjadi.

Pelayan memberi penjelasan.

Hoobie berjongkok memegangi Yoongi dan Jimin.

"Kalian tenang dulu"
"Kita kerumah sakit sekarang"
"Kita belum tau info kejadian yang sebenarnya. Yang paling baik sekarang kita berdoa untuk keselamatan mereka semua."

Hobbie mencoba menenangkan Yoongi dan Jimin.
Dia sangat khawatir melihat ke dua orang itu. Terlebih melihat Jimin yang pucat pasi dan seperti sedang berusaha mengatur nafasnya.

Hobbie menyuruh Yoongi mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat kerumah sakit, dan menggantikan Yoongi memeluk Jimin.
Meminta pelayan membawakan Jimin minum.

Mereka bergegas menuju rumah sakit.

Jimin diam seribu bahasa, tak bisa berkata apapun, bahkan air matapun seperti sulit menetes.
Hatinya terus bergumam memanjatkan doa-doa agar semua keluarganya selamat.

Mamanya adalah orang yang paling Jimin butuh kan didunia ini, dunia serasa akan runtuh jika saja tak bersama mamanya.

Papa dan mama Yoongi, keluarga yang baru dia temui, Mereka sangat menyayangi Jimin.

Kehangatan keluarga sempurna yang baru sesaat Jimin rasakan.

Jimin yakinTuhan tidak akan sekeras itu padanya.

Ingatan Jimin kembali pada saat dia bersandar di bahu mamanya sebelum berangkat,

Ingat pada papa Yoongi yang mengajaknya keperusahaan.
Dan Juga perjalanan naik gunung yang menyenangkan.

Jimin benar-benar merasakan sosok seorang ayah hadir dalam hidupnya untuk pertama kali.

"Tidak mungkin takdir akan begitu kejam padaku, mereka semua pasti baik-baik aja."

Jimin bergumam dalam hati.
Air mata mulai tumpah, bagaimanapun dia menahannya, airmata tetap mengalir membasahi pipinya.

Yoongi yang dari tadi tidak pernah melepaskan tangan Jimin, dia larut dalam fikirannya sendiri.
Banyak hal yang berkecamuk dalam benaknya.

Semua orang yang ada dalam mobil yang dikabarkan kecelakaan itu adalah orang-orang terpenting dalam hidupnya,
Jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.

Dan juga ada Jimin yang harus dia jaga,
Kondisi Jimin yang lemah, dan bagaimanapun Yoongi adalah kakak, dia harus berusaha tegar untuk Jimin.

Perjalanan menuju rumah sakit itu terasa panjang dan lama.

Yoongi menatap Jimin, tak tau harus berbuat apa.

Sesaat mereka bertatapan, hanya hati mereka yang saling berdiskusi, seolah saling meyakinkan satu sama lain bahwa semua pasti baik-baik aja.

......

Sesampai dirumah sakit sudah ada Young Joon, pamannya Yoongi, beberapa orang dari perusahaan dan juga beberapa orang berseragam satlantas.

Yoongi dan Jimin ingin segera bertemu orang tua mereka.

Tapi mereka disambut orang-orang ini, tak ada satupun yang mengajak mereka menuju ruangan tempat orang tua mereka dirawat.

Wajah semua orang terlihat tegang,
Tidak ada penjelasan yang pasti tentang keadaan korban
Membuat Yoongi dan Jimin bingung dan emosi

Om Young Joon juga terus memegangi Yoongi dan Jimin semenjak kedatangan mereka tadi,

Yoongi mulai kehilangan kesabaran.

"Sebenarnya gimana keadaan mereka?"

"Dari tadi sudah ratusan kali ku dengar jawaban kalian hanya MEREKA SEDANG DITANGANI."

"Apa maksudnya?"
Yoongi mulai meninggikan suaranya.

"Yoongia, kamu tenang dulu"

Om nya berusaha menenangkan Yoongi, walaupun dia sendiri terlihat panik.

Tidak tau bagaimana harus menjelaskannya pada Yoongi dam Jimin.

Bahwa kondisinya benar-benar megenaskan.

Apakah mungkin Yoongi dan Jimin sanggub mendengarnya.

Supir dan papa Yoongi tewas ditempat kejadian.
Mama Yoongi meninggal 20 menit setelah sampai dirumah sakit.
Sedangkan mama Jimin sampai saat ini masih ditangani di IGD, itupun dengan kondisi yang sulut digambarkan.

Tidak perlu dijelaskan, Jimin dapat membaca situasinya.
Firasat buruknya tak pernah salah, fikirannya kosong dan kakinya lemas.

Bingung, marah dan takut.
Yoongi tak mampu lagi berpura-pura kuat.

Dokter akhirnya datang, dan pelan-pelan mencoba memberi penjelasan pada mereka.

Jimin langsung pingsan ketika mendengar papa Yoongi meninggal dilokasi kejadian.

Jimin tak sadarkan diri bahkan sebelum mengetahui keadaan mamanya.

Diikuti Yoongi yang jatuh pingsan tak sanggub mendengar lebih jauh penjelasan dari dokter itu.

Suasanya jadi tak terkendali, keluarga Hobbie yang dari tadi sudah dihubungi,
juga sudah datang.

Hobbie berdiskusi dengan om nya Yoongi.

Mereka membagi tugas.

Hobbie dan keluarganya mengurusi Yoongi dan Jimin yang sekarang sama-sama terbaring diruang rawat.

Sedangkan Young Joon mengurus jenazah dan semua urusan yang terkait rumah sakit dan yang terkait kecelakaan lainnya.

.
.
.
.
.

----- to be continued. -----

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now