Love Letter part 33

850 106 4
                                    

Ternyata yang datang adalah Jung narie. Matanya terbelalak ketika melihat Jimin tidak sedang sendiri, dan orang yang bersamanya adalah Yoongi.

Yoongi melanjutkan makan dan tidak memperdulikan percakapan antara Jimin dan Narie.

Jimin tau, Narie pasti akan sangat kaget melihat Yoongi dirumahnya, karna Jimin tak pernah memceritakan hubungan nya dengan Yoongi pada Narie.

"Kenapa dia ada disini?"

"Apa dia mencari mu sampai kerumah ?".
Tanya Narie berapi-api.

Jimin memegang tangan Narie menenangkan nya, dia tau cewek itu pasti penasaran.

"Nanti ku jelaskan," ucap Jimin

Yoongi menatap tajam ke arah mereka,

"Aaaa, oiya ada yang mencari mu ke resto."
Narie baru ingat kalau tujuan nya datang kerumah Jimin adalah mengantarkan seseorang yang mencari Jimin.

Ternyata Hobbie yang datang

Jimin sudah menduga, Hobbie pasti akan datang menjemput Yoongi, dan Yoongi pasti akan berubah lagi setelah bertemu Hobbie.

"Harusnya aku tau, kalau semua yang dia ucapkan tadi itu hanya omong kosong,"
Batin Jimin.

Yoongi benar - benar gak nyaman dengan kedatangan ke dua orang itu.
Baru saja dia menikmati kebersamaan dengan Jimin.

Hobbie juga sudah diingatkan Yoongi lewat telpon tadi untuk tidak mencarinya kerumah Jimin. Tapi ternyata dia tetap datang.

"Jadi maksudmu ingin tinggal di tempat seperti ini.?"
Oceh Hobbie ketika memasuki rumah dan langsung mendekati Yoongi.

Rasa penasaran Jung narie semakin menumpuk, kenapa Yoongi bisa ada dirumah Jimin, lalu siapa orang yang baru saja dia antar kerumah Jimin ini, dan kenapa dia berbicara sesombong itu.

"Apa maksud mu tempat seperti ini."

"Emang ini tempat seperti apa ?"

Jawab Narie lantang.

"Kalian siapa ?" Lanjut narie yang emosi melihat tingkah sombong Hobbie.

Semua mata tertuju pada Jung narie, Hobbie tak menyangka omonganya yang sedang emosi pada Yoongi akan menyinggung perasaan orang lain.

Suasana berubah jadi serius,

Jimin tau karakter Narie yang emosian, Jimin inisiatif menengahi,

Jimin pamit untuk kembali ke resto, dan membawa narie, meninggalkan Yoongi dan Hobbie dirumah.

Yoongi melihat Jimin menggandeng tangan Narie keluar,
Melihat cara Narie membela Jimin, dan sebaliknya cara Jimin menenangkan cewek itu, Yoongi yakin mereka tak hanya sekedar teman.

Jung narie tak henti hentinya mengajukan pertanyaa pada Jimin, dia gak mau kondisi Jimin yang sedang susah sekarang, jangan sampai Yoongi mengganggunya lagi.

"Dia kakak sepupu ku. Anak nya om ku yang meninggal dalam kecelakaan itu adalah Yoongi." Jelas Jimin

Mulut Narie sampai menganga mendengar itu. Kaget dan tak dapat dipercaya.

"Jadi dia kakakmu ?"

.
.
.

Akhirnya jam tutup resto, menyudahi uring-uringan Jimin.
Perasaan tak karuan, ingin segera pulang untuk memastikan Yoongi masih dirumah, atau sudah pergi bersama Hobbie. Walaupun hati nya lebih yakin kalau Yoongi pasti sudah pergi.

Jimin berdiri lama didepan pintu, mempersiapkan diri dengan apapun kenyataan nya. Walaupun hati nya menginginkan melihat Yoongi masih didalam kamar ketika membuka pintu itu.

Jimin akhirnya memasuki kamar, dan benar sesuai fikirannya, Yoongi benar-benar pergi, kembali mengecewakan Jimin untuk kesekian kalinya.

Jimin sadar, gak mungkin Yoongi akan tinggal bersamanya, seperti yang Hobbie bilang, di tempat yang seperti ini.

........

Ditengah renungan panjang Jimin, terdengar suara pintu diketuk.
Jimin berlari membukakan pintu.

Didepan pintu, Yoongi berdiri dengan 2 travel bag besar disamping nya.

Yoongi mendorong tas itu masuk, dan Jimin meraih Tas yang satunya, mengikuti Yoongi membawa tas itu masuk.

"Aku minta maaf ya."
Ucap Jimin

Yoongi memutar badan menghadap Jimin yang berada dibelakang nya.

"Kenapa minta maaf ?"

Jimin menunduk, menggigit bibirnya, menahan senyum.

"Mmm, dari tadi aku sudah berfikiran buruk tentangmu. Aku fikir kamu gak akan kembali."
Jawab Jimin malu, bahkan dia malu pada dirinya sendiri.

Yoongi melihat Jimin yang jauh lebih menggemaskan dari sebelum nya.

"Aku pergi mengambil pakaian ku"

Jelas Yoongi sambil merangkul Jimin dan salah satu tangan Yoongi menyubit hidung Jimin.

"Padahal papa berpesan agar kita saling percaya. Tapi kenapa kamu gak pernah pecaya padaku".
Bisik Yoongi.

"Maaf."
Jawab Jimin pelan.

"Aku mau mandi, belum mandi dari kemaren"

Mereka sama-sama tersenyum dan lalu Yoongi masuk kekamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, Yoongi kembali melihat dimeja sudah ada makanan, Jimin menyiapkannya selagi Yoongi mandi.

Jimin sudah merapikan barang bawaan Yoongi, bahkan dikasur sudah tersedia sepasang baju ganti untuk Yoongi.

Sedangkan Jimin sudah tertidur dikasur, tak mampu menahan kantuknya.

Yoongi memandang wajah lelah Jimin, tak terasa air mata mengalir dengan sendirinya, Yoongi menunduk mencium kening Jimin pelan.

Lalu duduk di meja makan, menyantap makanan yang disiapkan Jimin.
Tiga kali Jimin menyiapkan nya makan hari ini,

Hari ini Yoongi melihat lebih dalam tentang Jimin.

"Sebenarnya terbuat dari apa hatinya, kenapa bisa sebaik ini ? ".

Jimin bahkan menyiapkan makanan, walaupun dia sudah sangat lelah dan mengantuk.

Dia lembut dan perhatian.

Jimin akan minta maaf hanya karna dia punya prasangka butuk pada Yoongi, dan juga mengucapkan terima kasih karna Yoongi kembali.

Sementara bagi Yoongi kata maaf ataupun terimakasih adalah kata keramat yang paling sulit dia ucapkan.

Yoongi terus memperhatikan Jimin yang terlelap dari tempat duduk nya.

Rasa sayang Yoongi pada adeknya itu jauh lebih dalam dari sebelumnya.
Rasa terlarang yang sangat mengganggu fikiran Yoongi.

Bagaimanapun berusaha menghindarinya, tapi hati Yoongi berakhir jatuh lebih dalam.
Seperti yang dia rasakan saat ini.

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

--- to be continued ---






































LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang