Love Letter part 28

802 108 11
                                    

"Tunda aja dulu."

Ucap Yoongi datar dan langsung berdiri meninggalkan ruangan itu untuk kembali kekamarnya.

Seisi ruangan, termasuk Hobbie tercengang melihat kelakuan Yoongi.
Tapi mereka tak bisa apa-apa selain mengikuti maunya Yoongi.
Dan membubarkan pertemuan itu.

Young joon mengepal kan tangan nya.

Direktur baru itu merasa sangat kesal karna pertemuan dengan Yoongi hari ini gagal.

Padahal dia sudah menunggu 100 hari setelah meninggalnya orang tua Yoongi.

Menempati ruang direktur ini adalah impian nya sejak lama,
Dia sangat puas karna sekarang menggantikan kakak iparnya sebagai direktur perusahaan.

"Jadwalkan ulang secepatnya, pastikan kalian menghadirkan Jimin dipertemuan itu, aku gak mau kalian gagal membujuk Jimin"

Young joon murka pada staff nya.

Berulang kali Jimin didatangi orang yang mengaku utusan perusahaan, mereka mencari Jimin ke rumah sakit, ke resto, bahkan datang ke kampus.

Dan berulang kali juga Jimin menolak nya.

"Kenapa kalian mendesak ku?"

"Bukan kah sudah ada Yoongi disitu."

"Semua warisan itu adalah milik Yoongi, aku tidak pernah berfikir memilikinya."

"Apapun yang tertulis di wasiat itu, biar diputuskan Yoongi."

"Apapun yang Yoongi mau, aku ikut aja."

Jelas Jimin yang sangat terganggu karna terus didatangi mereka.

"Tapi Yoongi mau kamu hadir, dia menolak mendengarkan wasiat itu sebelum kamu datang."
Jawab sang utusan itu.

Jimin hampir tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, apakah benar Yoongi yang memintanya untuk hadir.

"Ada apalagi dengan dia, bukan kah dia selalu menghindariku."
Batin Jimin.

Jimin berusaha melupakan semuanya, dia hanya ingin fokus pada kesembuhan mamanya.
Beberapa hari Jimin ini tidak pernah mencari tau tentang Yoongi, bahkan berusaha tidak mengingatnya.

"Yoongi yang susah ditebak."
"Terkadang aku merasa dia sangat baik dan perhatian."
"Diwaktu lain dia sangat cuek dan mengabaikan ku."
"Terkadang juga dia seperti sangat membenci ku."

"Aku harus bagaimana menghadapinya."

Jimin terus berguman dalam hatinya. Dia benar-benar tidak memahami Yoongi.

Sikap Yoongi yang berubah-ubah membuat Jimin jengkel dan merasa dipermainkan.

Dan juga entah kenapa selalu ada perasaan tidak nyaman dam canggung melihat kedekatannya dengan Hobbie, itu juga salah satu alasan Jimin lebih memilih menghindari mereka.

"Aku harus gimana ma?".

Jimin bertanya pada Jasad bernyawa itu.

Seperti biasa setiap hari Jimin meceritakan apapun pada mamanya, seolah mamanya menderkan nya.

Berbicara dengan mamanya, membuat hati Jimin sedikit lega, dia membangun imajinasi seolah mamanya seperti biasa, tidak pernah mengalami kecelakaan.

Jimin selalu mengatakan pada mamanya bahwa dia baik-baik aja, meminta mamanya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan nya,

Tapi membicarakan tentang Yoongi kali ini membuatnya ingin menangis, sulit menyembunyikan air matanya.

"Yoongi itu tidak baik seperti yang mama kira, dia jahat, dia benci pada ku."

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin