Love Letter part 10

1.1K 103 1
                                    

Tiba-tiba saat berdiri Jimin merasa hilang keseimbangan,
Dia berpegangan erat pada meja agar tidak terjatuh.

Dari jauh mama Jimin melihat ada yang aneh dengan gerakan anaknya, dia langsung berlari menghampiri Jimin, dan juga langsung memeluk nya.

"Kenapa ?"

"Hahh ?"

"Jiminaaa"

mamanya panik melihat wajah Jimin yang berubah pucat.

Yoongi juga ikut panik

"Anak ini kenapa, padahal aku hanya bicara seperti itu"

"Kenapa dia bereaksi berlebihan seperti ini"
Batin Yoongi.

Kedua orang tua Yoongi juga menghampiri mereka.

Mama Jimin.
"Apa kalian sedang membahas cidera tangan Yoongi ?"

"Jimina, kamu liat kan Yoongi gak apa-apa"

"Tenang ya, gak usah khawatir."

Mama Jimin berbisik lembut sambil terus memeluk anaknya,
Dia berusaha membuat Jimin tenang.

"Pulang ma"
Bisik Jimin pada mamanya.

"Iya ayok kita pulang"
Dijawab lembut oleh mamanya

Jimin kembali duduk di kursi.

Mamanya mengusap pundak Jimin, dan tak melepaskan nya sama sekali.

"Oppa, sebaiknya kami pulang malam ini."

"Jimin sedang tak enak badan"
Mama Jimin pamit pada papa Yoongi.

Papa Yoongi.
"Ada apa jiminie?"

"Apa Yoongi menakutimu ?"

Yoongi terdiam, dia tidak tau apakah melakukan kesalahan lagi kali ini.

Mama Jimin menyela

"Tidak,,, tidak jangan menyalahkan Yoongi"

"Dari kecil Jimin memang seperti ini.
Dia sangat lemah, jimin bisa tiba-tiba pingsan saat panik atau ketakutan"

"Jimin sudah seperti ini kemarin, saat mencaritakan ketakutan nya ketika melihat Yoongi di jemput ambulance"

"Karena kayu itu seharusnya menimpa Jimin jika saja tidak dihalangi Yoongi"

"Mungkin perasaan cemas itu kembali muncul saat mereka membahasnya lagi sekarang."

Jelas mama Jimin.

Semua terdiam.

Mata Yoongi tak lepas dari Jimin.

Mendengar penjelasan mama Jimin itu, membuat rasa bersalah Yoongi makin besar.

Mendengar penjelasan mama Jimin itu, membuat rasa bersalah Yoongi makin besar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Papa Yoongi.
"Apa tidak sebaiknya diperiksakan lebih lanjut ke dokter"

Mama Jimin
"Aku berencana melakukannya, tapi keuangan kami belum mencukupi untuk membawa Jimin ke dokter."

Serentak papa dan mama Yoongi meneteskan air mata mendengar itu.

Yoongi menunduk lebih dalam, perasaan yang sulit dijelaskan tiba-tiba muncul dalam hatinya.

Papa Yoongi memeluk adiknya itu.

"Jangan berkata seperti itu, semua harta dan perusahaan adalah milikmu. Aku hanya menjaganya sampai kamu kembali."

Mama Jimin menangis dalam pelukan kakaknya

"Ini juga yang membuatku belum berani bertemu mama dan papa. Aku khawatir penolakan mereka akan melukai Jimin."

Jimin berdiri dan menarik pelan mamanya, wajahnya terlihat tak bersahabat.

"Ayo pulang"

Jimin berkata ketus sambil berjalan meninggalkan ruangan itu.

.....

Main game,
Main Hp
Kembali main game
Dan kembali melihat hp,

Tak ada satupun yang nyaman buat Yoongi.

Fikiran nya dipenuhi oleh bayangan Jimin tadi,
Bayangan Jimin yang terikat di toile kampus,
Bayangan Jimin yang pingsan karna diolok-olok teman-teman Yoongi.

"Ternyata dia bukan gay."

"Dia hanya terlahir lemah"
Guman Yoongi

Perasaan bersalah ini benar-benar memgganggu Yoongi.

Papanya yang hanya anak angkat, tapi kami sekeluarga menikmati semua ini.

Sementara si anak kandung, tante Yoonji dan anak nya melewati hidup yang sulit selama ini.

Yoongi terus memikirkan Jimin sampai kepalanya lelah dan alhirmya tertidur.

......

Pagi itu, Yoongi yang harusnya masih bedrest tadi dia memutuskan untuk datang ke kampus, dia tak sabar ingin bertemu Jimin.

Tapi pagi bahkan sampai sore, yoongi tidak melihat Jomin sama sekali.

Yoongi tidak tai, Jimin itu dari jurusan apa dam dimana kelasnya.

Tidak hanya hari itu, bahkan seminggu sudah berlalu, tapi Yoongi masih saja belum pernah melihat Jimin.

Ini sungguh menjengkelkan dan membuat rasa penasarannya makin memuncak.

Sedangkan ego nya melarangnya untuk mencari atau mendatangi Jimin.

Bahkan Jung Narie yang biasa kekantin curi-curi perhatuan Yoongi pum tak pernah terlihat kelantin lagi,

Jung narie yang biasa membuat Yoongi risih, tapi sekaeang Yoongli malah menunggunya untuk menanyakan Jimin.

"Ahhh, ini sangat menjengkelkan"
Umpat Yoongi.

Ego Yoongi akhirnya tumbang.

Seminggu yang sangat mengganggu.
Yoongi ingin segera mengakhiri uring-uringan ini.

Yoongi menanyakan pasa teman-teman nya yang biasa membully Jimin dan Narie.

"Dimana kelas mereka?"

Yoongi memasuki kelas itu, mendapati Jimin yang sedang tertawa gembira bersama Jung narie.
Mereka terlihat sangat bahagia.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.


.

----- to be continued. -----




LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now