Love Letter part 38

974 102 18
                                    

Ragu Jimin menghampiri Yoongi, pelan meletakkan tangan di pundaknya,

"Kamu kenapa ?". Tanya Jimin pelan.

Yoongi langsung menepis tanyan Jimin.
"Pergi !!, aku lagi pengen sendiri." Jawab Yoongi ketus.

Jimin mulai takut dan bingung, Yoongi kembali memasang wajah menakutkan seperti awal mereka bertemu,

"Ada apa?". Tanya Jimin dengan suara berat.

"Aku takut liat kamu kayak gini."

Yoongi sadar sikapnya akan menakuti Jimin, tapi amarah dan perasaan nya tak dapat dikontrol saat ini,

Yoongi menegadah, menatap Jimin yang berdiri didepan nya. "Kenapa kamu ambil cuti?". Tanya Yoongi.

Jimin seperti tertangkap basah, tak dapat mengelak lagi, diam sesaat lalu Jimin menjawab dengan gugub
"Karna di warung lagi sibuk?,

"Apa karna bayar uang semesterku ?" Sela Yoongi.

Jimin hanya menggelengkan kepala, tak tau harus jawab apa.

Lama Yoongi menatap Jimin, kebisuan antara mereka.

Yoongi berdiri
"Aku pergi".
Tegasnya.

Jimin menghalangi, memegang kedua lengan Yoongi.

"Jangan gini"

"Iya,,iya aku salah,"

Jimin menangis, takut akan reaksi Yoongi.

"Waktu itu gak ada pilihan lain, uangnya cuma ada segitu."

"Tapi kamu bisa bayar tagihanmu dulu." Sela Yoongi

"Tapi kamu lebih butuh" sanggah Jimin.

"Kalau kamu gini terus, aku gak bisa lama-lama tinggal sama kamu" desak Yoongi

Jimin sudah menduga kalau Yoongi akan sangat marah

"Kamu lebih butuh itu, sedangkan aku bisa tunda dulu, aku bisa masuk lagi kapan aja."

Gantian Yoongi yang mencengkram ke dua lengan Jimin, 

"Tapi kamu gak harus mengorbankan semuanya buat aku." Mata Yoongi berkaca-kaca,

Jimin menggelengkan kepala,
"Aku gak pernah merasa berkorban apa apa, aku hanya melakukan apa yg aku bisa untuk membantu mu, kamu bekerja keras di perusahaan, sedangkan aku gak bisa bantu apa-apa."

"Kita gak usahlah memperdebatkan ini. Aku mohon !!"
Jimin tak bisa menahan tangisnya,

"Aku memutuskan cuti juga bukan karna kamu, tapi aku harus lebih giat mengumpulkan uang untuk bayar tagihan rumah sakit juga". Jimin berusaha menjelaskan

"Apa ?, tagihan rumah
sakit ? "

Yoongi seakan tak percaya,  apakah biaya rumah sakit juga gak ditanggung perusahaan?.

"Kan ada asuransi ?"

"Katanya masa asuransi hanya cover di tiga 3 bulan  pertama" jawab Jimin.

Yoongi terpaku menatap  Jimin,
Jadi selama ini Jimin memikul beban seberat itu

"Tidak pernah mengeluh, tidak pernah mengatakan apapun, malah lebih sibuk mengurus dan menjaga ku. Bagaimana aku harus bersikap pada anak ini."

Batin Yoongi benar-benar bergejolak.

"Kalau kamu gini terus, aku benar-benar pergi Jimina". Yoongi menangis.

Jimin makin takut mendengar apa yang dikatakan Yoongi, tangannya sampai gemetaran, Jimin menumpu tangannya di dada Yoongi, berharap emosinya bisa reda

"Jangan ngomong gitu, aku gak mau kamu pergi." Isak Jimin.

Yoongi tak bisa menahan diri, menggenggam kedua tangan Jimin yang bertumpu didadanya, lalu mencium bibir jimin, terjadi begitu saja, semua terjadi diluar kendalinya.

Untuk sesaat Jimin seperti berhenti bernafas, tiba-tiba Yoongi mencium bibirnya.

"Apa yang kamu lakukan?".

Yoongi tak dapat mundur lagi, akhirnya mengakui perasaan nya pada jimin.

"Semua tentangmu membuatku makin mencintaimu"

"Hentikan" jimin langsung memotong omongan Yoongi

Yoongi menggelengkan kepala. "Aku gak mampu menyimpan nya lagi Jimina, ini membuatku susah bernafas"

"Aku bilang hentikan, aku gak mau dengar apapun lagi." ucap Jimin lebih tegas..

Sesaat mereka sama-sama terdiam,

"Terlambat kalau sekarang kamu suruh menghentikannya, sejak lama aku tidak lagi melihatmu sebagai adikku, bukan rasa seperti itu yang kurasakan."

Jimin terus menggelengkan kepala, berharap Yoongi tak mengucapkan apapun lagi.

Tapi Yoongi tetap mengeluarkan semua isi hatinya, semua yang seharusnya tak terucap dan dipendam saja, agar hubungan mereka baik baik saja.

Jimin keluar dari ruangan itu dan berlari kembali ke resto. Meninggalkan Yoongi begitu saja.

_
_
_
_
_
_
_
_
_

--- to be continued ---
















































































































LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang