Love Letter part 39

794 109 17
                                    

_
_
_
_
_



Tapi Yoongi tetap mengeluarkan semua isi hatinya, semua yang seharusnya tak terucap dan dipendam saja, agar hubungan mereka baik baik saja.

Jimin keluar dari ruangan itu dan berlari kembali ke resto. Meninggalkan Yoongi begitu saja.

Yoongi menahan diri untuk tidak mengejar Jimin, karna dia tak mau memaksa perasaan Jimin.

Yoongi tak menyangka kalau reaksi Jimin akan sebaliknya, karna akhir-akhir ini mereka sangat dekat, Jimin baru akan tertidur ketika dipeluk Yoongi, bahasa tubuh Jimin selalu tidak pernah menolaknya.

"Apa mungkin Jimin semanja itu padaku, hanya karna dia benar-benar merasa adalah adik ku."

"Jimin pasti hanya kaget aja, dan akan memyadari perasaannya pada akhirnya". Monolog Yonggi.

Perasaan Yoongi makin tak tenang setelah Jimin pergi, hatinya terus memgucapkan banyak hal,
Tapi disisi lain Yoongi merasa lega karna telah mengutarakan isi hatinya pada Jimin.

Hanya bersama Jimin, Yoongi berubah seluruhnya.
Berani meminta maaf, mengerti tanggung jawab, bisa mengontrol emosi dan salah satunya berani mengungkapkan perasaan sendiri.

"Kali ini aku gak akan lari lagi, akan memperjuangkan apa yg seharusnya jadi milik ku, dan apa yang hatiku mau, sesulit apapun itu."

.
.
.

Jimin bekerja sampai benar-benar lelah, semua yang ia lakukan tak dapat mengalihkan ingatannya dari ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir Yoongi.

Jimin terus mengutuk Yoongi karna melakukan itu, berada sangat dekat dengan Yoongi seperti sekarang, adalah yang paling membuat Jimin bahagia.

Tidak peduli selelah apapun, tapi Jimin akan merasa pulih dalam pelukan Yoongi, tak peduli sesulit apa pun, tapi Jimin akan merasa tenang ketika melihat Yoongi tersenyum.

"Bagaimana menghadapi Yoongi setelah ini, kenapa dia harus mengungkapkan perasaan nya, harusnya dia pendam saja untuk selamanya, agar kita tetap seperti saudara yang sesungguhnya."
Jimin berdebat dengan batin nya.

Selama ini Jimin terus menyangkal perasaan nya terhadap Yoongi, sulit mengatur hatinya, tapi ternyata Yoongi malah mengacaukannya.

Bagaimana menghadapi mama dan Juga kakek nenek, jika mereka melewati batas itu.

Keluarga yang sangat penting buat Jimin.
Selama ini Jimin berusaha menutup rapat-rapat isi hatinya, agar semua berjalan seperti yang semestinya.

Jimin mulai menyukai Yoongi saat pertama kali memeluknya, ketika Yoongi jatuh kepelukan nya karna menghalangi pukulan yang diayunkan temannya itu,

Wajah Yoongi yang meringis menahan sakit, tak dapat dilupakan Jimin, bahkan aroma tubuh Yoongi saat itu tak pernah hilang dari ingatannya, dan terus memikirknya.

Pertama kali untuk Jimin memilik perasaan seperti ini pada seseorang,
Semua rasa sakit yang diberikan Yoongi bukan nya membuat Jimin benci, tapi malah menjadikan hati Jimin terikat makin dalam dengan Yoongi.

"Perasaan yang seharusnya tak pernah ada antara kita". Bisik Jimin

Yoongi menunggu sampai tengah malam, tapi Jimin gak pulang.
Yoongi mulai menyesalinya, mungkin memang sebaiknya tak pernah mengungkapkan perasaan nya, lebih baik memendam selamanya, jika tau akan begini jadinya.

.
.
.

Pagi, seperti biasa hidangan untuk sarapan sudah tersedia di meja, tidak tau kapan Jimin datang dan kapan dia pergi lagi.

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora